Saya memilih tugas ini karena membantu saya memahami betapa pentingnya merancang rencana
pembelajaran yang fleksibel dan adaptif untuk anak berkebutuhan khusus. Saya belajar bahwa
pendidikan inklusif tidak hanya soal menyatukan semua siswa di dalam satu kelas, tetapi juga
memastikan bahwa materi dan metode pengajaran bisa diakses dengan baik oleh semua siswa.
Melalui tugas ini, saya merasa lebih siap untuk menciptakan suasana belajar yang adil dan
nyaman bagi semua anak, tanpa terkecuali.
1.Tantangan terbesar saya adalah menyesuaikan akomodasi yang tepat untuk setiap siswa.
Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda, dan strategi yang efektif untuk satu
siswa belum tentu efektif bagi siswa lainnya. Selain itu, menjaga inklusi tanpa
memisahkan siswa dari kelompok utama merupakan tantangan lain yang memerlukan
koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk guru, konselor, dan orang tua.
2.Hal menarik yang saya temukan adalah saya menjadi lebih tertarik untuk mendalami
metode praktis dalam mengimplementasikan akomodasi di lingkungan pendidikan dengan
sumber daya terbatas. Selain itu, saya ingin mempelajari teknologi assistive dan
bagaimana teknologi ini bisa mendukung siswa dengan kebutuhan khusus. Memahami
lebih dalam dinamika sosial dan emosional siswa dari latar belakang ekonomi rendah juga
menjadi fokus saya agar bisa membantu mereka menghadapi hambatan dalam proses
belajar.
3.Perubahan yang saya rasakan setelah mempelajari keberagaman peserta didik, saya
menyadari bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan unik yang memerlukan pendekatan
berbeda, baik dari segi akademik, sosial, fisik, maupun ekonomi. Akomodasi yang tepat
tidak hanya membantu siswa dengan kebutuhan khusus, tetapi juga meningkatkan kualitas
lingkungan belajar secara keseluruhan. Konsep inklusi ini mengajarkan pentingnya
memberikan kesempatan yang setara bagi setiap peserta didik.