pertemuan ke 13-14 Etnomedicine P13-14.pptx

arifapoteker99 3 views 47 slides Oct 19, 2025
Slide 1
Slide 1 of 47
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47

About This Presentation

etnomedicine


Slide Content

STUDI ETNOMEDISIN

Etnomedisin Ethnos ( Yunani ) : suku bangsa / etnis ; Medisin ( obat ) Secara konseptual , antropologi kesehatan dibagi menjadi dua kutub , yaitu kutub biologi dan kutub sosial-budaya . Etnomedisin adalah cabang antropologi medis yang membahas tentang asal mula penyakit , sebab-sebab dan cara pengobatan menurut kelompok masyarakat tertentu . Perhatian etnografi tradisional terhadap pengobatan primitif , termasuk ilmu sihir dan magi.

Etnofarmakologi Ethnos ( Yunani ) : suku bangsa / etnis ; dan farmakologi Etnofarmakologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kegunaan tumbuhan yang memiliki efek farmakologi dalam hubungannya dengan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan oleh suatu suku bangsa . Kajian etnofarmakologi adalah kajian tentang penggunaan tumbuhan yang berfungsi sebagai obat atau ramuan yang dihasilkan penduduk setempat untuk pengobatan (Martin, 1998)

Contoh etnomedicine di Bali Pengobatan di Bali Dalam sistem pengobatan tradisional di Bali yang lebih dikenal dengan usada . Usada yang khusus dan paling utama dalam mempelajari bahan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau tanaman dan khasiatnya adalah USADA TARU PREMANA . Dalam Usada Taru Premana membagi atau mengelompokkan tanaman atau tumbuhan obat kedalam 3 golongan atau 3 kelompok berdasarkan khasiatnya yaitu: Anget (panas), Dumelada (sedang), Tis ( dingin )

Pada Pengobatan di Bali berdasarkan Lontar yang sudah disusun dan disimpan di dalam Musium. Lontar terdiri dari 7 bagian, dan pengobatan masuk ke dalam bagian 3 yaitu wariga. Wariga merupakan klasifikasi III dalam katalog salinan lontar yang ada di Museum Gedong Kirtya dengan isinya secara umum adalah: 1.Wariga ( astrologiesche warken ) pengetahuan tentang Astronomi dan Astrologi. 2.Tutur ( onderricht ) berasal dari upadesapengetahuan tentang kosmos erat hubungannya dengan keagamaan. 3.Kanda (h andboeken ) tentang ilmu bahasa, bangunan, mitologi, dan ilmu pengetahuan khusus. 4.Usada isinya tentang ilmu pengobatan tradisional Bali ( Yasa, JPSI 2020)

Tanaman atau tumbuh-tumbuhan yang bunganya berwarna putih , kuning atau hijau dikelompokkan kedalam kelompok tanaman yang berkhasiat anget ( panas ). Bunganya yang berwarna merah atau biru dikelompokkan kedalam tanaman yang berkhasiat tis ( dingin ) Warna bunganya beragam dikelompokkan kedalam kelompok tanaman yang berkhasiat sedang . Bila ditinjau dari rasa obatnya maka kalau rasanya manis atau asam maka dikelompokkan kedalam kelompok tanaman yang panas Bila rasanya pahit , pedas dan sepat dikelompokkan kedalam kelompok dingin . Obat minum ( jamu cair ) yang berasa pahit amat baik untuk mengobati panas pada badan dan sakit perut karena dapat mendinginkan badan akibat panas di dalam perut . Ada pula tanaman atau tumbuhan yang mempunyai ketiga khasiat tersebut yaitu akar ( dingin ), kulit batangnya ( sedang ) dan daun ( panas ), tanaman ini adalah Tanaman Kepuh .

Penggunaan obat tradisional di Bali Untuk obat luar ( kulit ) maka perbandingan tiap unsurnya mempergunakan perbandingan angka 7, 9, 11 Untuk obat dalam ( masuk mulut ) maka memakai perbandingan angka 1,3,atau 5. Kelompok-kelompok masyarakat adat di Bali umumnya memiliki lebih dari10 jenis tumbuhan obat yang ditanam di area pekarangan rumah (Sujarwo &Caneva, 2015).

Contoh bahan alam yang digunakan di daerah Danau-Buyan-Tamblingan, Bali. Berdasarkan studi etnomedicine

Cont… ( Oktavia et al, 2016)

Etnomedicine Penggunaan Jamu Cekok di yogyakarta Jamu cekok adalah jamu yang di gunakan oleh masyarakat Yogyakarta dan sekitar nya untuk menambah nafsu makan anak-anak, karena orang tua mereka mengkuatirkan pertumbahan dan perkembangannya jika mengalami masalah dalam nafsu makan Penelitian terhadap jamu cekok ini dilakukan dengan metode observasi dan wawancara, serta pendekatan anthropologi pada 5 keluarga yang menggunakan ramuan jamu ini untuk meningkatkan nafsu makan anak- Ramuan yang terdapat dalam jamu cekok adalah empon-empon/ rimpang/rhizome yaitu: Curcuma xanthorriza Robx (temulawak),  Zingiber Americans l. (lempuyang emprit), Tinospora tuberculata Beume (brotowali), Curcuma aeruginaosa Robx (temu ireng) and Carica papaya L. (papaya). Penggunaan jamu cekok ini lebih murah dan aman, dan mengikuti perkembangan back to nature

Etnomedicine masyarakat Dayak Etnik Dayak sudah sejak lama menggunakan bahan alam untuk pengobatan berbagai macam penyakit. Pengobatan tradisional/disebut dengan nama “shaman“/ dukun. Masyarakat Dayak menggunakan bahan alam sebagai obat berdasarkan informasi dari orang tua mereka, komunikasi dari masyarakat secara umum dan Pengobat tradisional/shaman.

Bagian tanaman yang digunakan untuk pengobatan di masyarakat Dayak

Menurut kerangka etnomedisin , penyakit dapat disebabkan oleh dua faktor : Sistem Medis Personalistik → suatu sistem dimana penyakit (illness) disebabkan oleh intervensi dari suatu agen yang aktif , yang berupa makhluk supranatural ( makhluk gaib atau dewa ), makhluk yang bukan manusia ( hantu , roh leluhur , atau roh jahat ) maupun makhluk manusia ( tukang sihir ), dan orang sakit adalah korbannya . Pengobatan: ritual dan magis . Sistem Medis Naturalistik → Penyakit (illness) dijelaskan dengan istilah-istilah sistemik yang bukan pribadi . sistem naturalistik mengakui adanya suatu model keseimbangan , sehat terjadi karena unsur-unsur yang tetap didalam tubuh seperti panas , dingin , cairan tubuh , berada dalam keadaan yang seimbang menurut usia , dan kondisi individu dalam lingkungan alamiah dan lingkungan sosial . Pengobatan penyakit naturalistik , biasanya digunakan bahan-bahan dari tumbuhan (herbal medicine) dan hewan (animal medicine) atau gabungan kedua .

Penyebaran Pengobatan di dunia Sejarah farmasi selama berabad-abad identik dengan sejarah farmakognosi atau studi materia medika yang diperoleh dari sumber-sumber alami dan kebanyakan sumber tersebut berasal dari : tumbuhan, mineral, hewan dan jamur . Tradisi eropa sangat mempengaruhi secara kuat pada farmakognosi modern di barat . Tinjauan pengobatan yang telah diketahui dengan baik diantaranya meliputi : 1. Obat tradisional cina ( Traditional Chinese Medicine / TCM ) 2. Ayurveda (India) 3. Jamu (Indonesia) 4. Kampo ( Jepang ) Orang –orang menyebarkan sistem pengobatan ini diantaranya : misionaris , penjelajah , pedagang , peneliti dan petugas kolonial .

1. PENGOBATAN TRADISIONAL CINA TCM adalah gabungan antara mitos dan fakta , lebih dari 5000 tahun yang lalu . Pada saat itu tidak satupun pengetahuan tertulis berbeda dengan prasasti primitif yang berisi doa-doa untuk orang sakit . Diturunkan dari mulut ke mulut selama berabd-abad TCM masih mengandung beberapa macam obat yang dipilih berdasarkan signifikasinya dan simbolisnya dan bukan pada efek-efeknya yang telah terbukti tetapi hal ini bukan berarti bahwa semua obat yang digunakan tersebut adalah “ palsu ” Obat cina berdasarkan pada filosofi dan sebagai terapi holistik , konsep keseimbangan dan harmoni sangat penting

Perkembangan TCM Shen Nong (2800 SM) Kaisar Cina dihormati atas obat-obatan herbal dan ia juga dikenal dengan mendifiniskan prinsip-prinsip berlawanan tetapi saling mengimbangi yang akhirnya dikenal sebagai Yin dan Yang . Confusius ( 551-479 SM) terkenal sebagai orang bijak Cina yang menetapkan kode etik dan peraturan berdasarkan pemikiran bahwa terdapat tatanan dan harmoni dalam alam semesta yang berasal dari keseimbangan antara kekuatan Yin dan Yang. Dinasti Han ( 206 – 220 SM) menuliskan catatan obat-obatan ( termasuk veteriner ) pada buku kecil atau Gansu , yang berupa sebilah bambu atau kayu yang diikat bersama . Semua obat-obatan dikumpulkan bersama dalam Shen Nong Ben cao Jin ( Farmakope Shen Nong ) dan dikelompokkan menjadi 3 kategori : Bagian atas : Obat-obatan yang memelihara kesehatan Bagian tengah : Obat-obatan yang menunjang vitalitas Bagian bawah : “ racun ” yang dapat digunakan untuk penyakit berat .

Cont … Dokter yang terkenal pada dinasti Han adalah Zhang Zhogjing adalah dokter yang membagi penyakit menjadi 6 kategori yaitu : 3 yin dan 3 yang. Resepnya bertujuan untuk memperbaiki setiap ketidakseimbangan . Ia juga memberikan sumbangan akupuntur dengan cara menggambar peta garis bujur sepanjang energy vital tubuh (qi) Dinasti Ming, Li Shizhen ( 1518-1593 M) menghasilkan ensiklopedia herbal klasik Ben Cao Gang Mu. Memerlukan waktu 27 tahun untuk menjadi terkumpul dan terdiri atas 52 volume yang memuat 1892 obat-obatan . Ensiklopedia ini yang kemudian diterjemahkan dalam Bahasa Jepang , Korea, Inggris

Konsep TCM Qi atau Chi meliputi segala hal . Contoh : Qi ekstrak dalam pencernaan berasal dari makanan dan minuman dan dipindahkan ke dalam tubuh , Qi ekstrak dalam pernafasan berasal dari udara dan dipindahkan ke paru . Kedua bentuk Qi ini bertemu dalam darah dan membentuk “Qi manusia ” yang beredar keseluruh tubuh manusia Oleh karena itu makanan dan udara jelas mempengaruhi kesehatan sehingga kegiatan makan dan bernafas menjadi sangat penting

Yin dan Yang Yin : negatif / pasif / gelap / perempuan / air Yang : Positif / Aktif / terang / laki-laki / Api Yin dianggap energi yang lebih kuat , kedua kekuatan ini selalu dalam keseimbangan Jika Yin menjadi lemah yang kuat sebaliknya .

Lima Unsur

Contoh pengobatan : Orang yang kulitnya merah ( berwarna api ) dan yang sering memiliki jantung yang berdenyut terlalu cepat , akan diberi herba yang menenangkan jantung.Organ tersebut dirangsang oleh herba atau akupuntur Jika suatu organ lemah , organ tersebut dapat diserang sehingga keadaan lemah adalah penyebabnya dan harus diperbaiki Keadaan lemah tersebut mungkin merupakan akibat factor kekuatan eksternal dan factor emosi internal Kekuatan ekternal terdiri dari : Angin , dingin , kehangatan musim panas , kelembaban , kekeringan dan api Faktor internal yang menyebabkan penyakit , emosi yang berlebihan menyebabkan ketidakseimbangan Yin/Yang yang parah , ada tujuh yaitu : Gembira , marah , cemas , konsentrasi , Sedih , Khawatir , takut .

Diagnosis

Penanganan Penyakit dengan TCM berdasarkan sifat penyakit dan obatnya Jenis Penyakit Contoh penyakit Sifat penyakit Sifat obat Contoh obat Efek yang diinginkan Dingin Mual , muntah Yin Yang Zingiber officinale Menghangatkan Panas Malaria, demam Yang Yin Artemisia annua Mendinginkan Kosong Kelelahan , diabetes Yin, yang kekurangan qi Tonik Panax ginseng Memberi gizi Penuh Kongesti di dada Yang Yin Scutellaria baicalensis Mendinginkan Internal Denyut lemah Yin Yang Aconitum carmichaeli Menghangatkan Eksternal Psoriasis Yang yin Arctium lappa Mendinginkan

2. AYURVEDA Dianggap pengobatan yang paling kuno , sistem pengobatan hindu yang suci berasal dari India Ayurveda kini mengakomodasi ilmu pengetahuan modern ( berkaitan dengan pengujian dan penelitian obat Pasien dianggap sebagai subyek ketidakseimbangan yang unik Kontradiksi dengan pengobatan barat yang menyamaratakan Pengobatan timur sangat menghargai subyektifitas dan mengangapnya sebagai bahan tambahan penting untuk obyektifitas , yang merupakan tujuan pengobatan barat Filosofi Ayurveda mirip dengan pengobatan tradisional Cina Pada TCM ada Yin dan Yang sedangkan pada Ayurveda ada 3 ( tridosha )

Konsep ayurveda PRANA (ENERGI KEHIDUPAN) Adalah energy vital yang mengaktifkan tubuh dan pikiran Prana nutrient dari udara memberikan energy pada prana vital di otak , melalui pernafasan sehingga setara dengan Qi pada pengobatan Cina Dalam tubuh prana menempati kepala , dan mengatur emosi , ingatan , pikiran , akal dan fungsi pikiran lain Prana mengobarkan api dalam tubuh ( agni ) dan mengatur fungsi jantung , memasuki aliran darah tempat prana mengendalikan organ-organ vital atau dhatus

Cont … BHUTAS ( LIMA UNSUR) Angkasa ( ruang ), udara , api , air dan tanah dianggap sebagai unsur dasar Unsur – unsur tersebut terkait dengan 5 indra yaitu : pedengaran , sentuhan , penglihatan , rasa dan bau Kelima indra tersebut menghasilkan kerja Contoh : angkasa pendengarantelingaorgan terkaitdapat berbicara Api dikaitkan dengan mata  organ indra  dapat bekerja dengan berjalan

Cont … TRIDOSHA : VATA, PITTA DAN KAPHA (TIGA HUMOR) Angkasa , udara , api , air dan tanah (lima unsur dasar ) terdapat pada tubuh manusia , berupa 3 prinsip dasar yang dikenal dengan “ TRIDOSHA” yang khas untuk Ayurveda Ketiga prinsip tersebut dikenal sebagai : vata , pitta dan kapha yang masing-masing disebut sebagai dosha , yang mengatur seluruh fungsi biologis , psikologis dan fisiopatologis pada tubuh dan pikiran Syarat utama untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit adalah memahami hubungan antar ketiga hal terkait Tridosha baru-baru ini telah didefiniskan kembali sebagai suatu keseimbangan dan koordinasi antara ketiga sistem vital tubuh : vata yaitu sistem syaraf pusat (SSP), Pitta sebagai sistem endokrin dan kapha sebagai sumbu imun

Hubungan antara 5 elemen dengan tridosha

Vata Tergabung antara udara dan angkasa ( ruang ) adalah prinsip gerakan Energi yang mengontrol gerakan biologis sehingga terkait dengan SSP seperti bernafas , berkedip , denyut jantung , impuls saraf dan semua gerakan Pitta Tergabung api dan air, serta mengatur panas dan energi tubuh Mengandalikan suhu tubuh , terlibat dalam metabolism , pencernaan , skskresi , pembetukan darah dan sekresi endokrin serta terlibat dalam kecerdasan dan pemahaman . Kapha Dikaitkan dengan air dan tanah Kapha bertanggungjawab atas struktur fisik , kekuatan biologis , fungsi pengaturan , termasuk imunitas , produksi mucus, cairan synovial, lubrikasi persendian serta membantu penyembuhan luka , kekuatan tenaga dan mempertahankan ingatan .

Pada Ayurveda keadaan sehat terjadi jika api ( agni ) pencernaan dalam keadaan seimbang dengan humor tubuh ( vita-pitta dan kapha ) dalam keadaan ekulibrium Tiga produk buangan yaitu : urin , fese dan keringat harus dihasilkan pada kadar yang biasa , indra berfungsi dengan normal sementara pikiran , kesadaran bekerja dalam harmoni . Jika keseimbangan dalam sistem ini tergangu maka proses penyakit dimulai

Gunas ( sifat-sifat ) Gangguan vata dapat diperbaiki dengan bantuan obat-obatan yang manis ( madhur ), asam ( amla ) atau asin dan hangat ( lavana ) Meningkat atau memburuknya pitta dikendalikan oleh herba yang manis , pahit atau adstringen yang mendinginkan Gangguan kapha dapat diperbaiki dengan herba yang pedas ( tikta ), pahit ( katu ) atau adstringen dan kering ( Kashaya) Ayurveda juga mempertimbangkan diagnosis penyakit berdasarkan pertimbangan astrologi dan pemeriksaan medis secara menyeluruh Karma, efek baik atau buruk reinkarnasi juga menjadi bahan pertimbangan Pada pengobatan Ayurveda terdapat program yang terdiri atas 5 sistem detoksifikasi yang dikenal dengan panchkarma

3. KAMPO Kampo obat tradisional Jepang kadang-kadang berhubungan dengan dosis rendah TCM Tahun 1875 dokter Jepang dilarang menggunakan obat barat untuk pemeriksaan medis Sistem Cina merupakan bentuk utama praktik medis di Jepang yang datang melalui Korea dan dijadikan obat asli Jepang Pertukaran pelajar dengan Cina membuat praktik Medis dan keagamaan identik Pada tahun 1184 ketika sistem reformasi , Yorimoto Minamoto memasukkan obat asli ke dalam sistem medis Tahun 1574 Dosan Manase mencatat semua unsur gagaszan medis yang menjadi bentuk obat mandiri orang Jepang selama periode Edo Tahun 1940 Kampo telah dilembagakan dan sekarang kebanyakan sekolah kedokteran Jepang menawarkan pelajaran Obat tradisional yang diintegrasikan dengan obat Barat Pada tahun 1983 diperkirakan 40% dokter Jepang menulis resep herbal Kampo dan kini penelitian di Jepang dan Korea terus dilakukan untuk memperkuat validitas obat-obat tersebut .

Konsep Kampo The fundamental principles of Kampo , which play a vital role in the evaluation and diagnosis of a patient’s health, originate from Traditional Chinese Medicine. The methods used in the diagnosis and treatment processesare called the “ formulation corresponding to sho .” In the diagnosis process, the most essential procedure is to find that unique combination of natural herbs that will reinstate one’s balance and homeostasis, and lessen the severity and impact of the patients’ symptoms

4. OBAT TRADISIONAL INDONESIA (JAMU) Jamu adalah ramuan unik untuk pengobatan herbal di Indonesia yang digunakan untuk berbagai perawatan maupun pengobatan sesuai dengan khasiat tanaman yang dikenal secara empiris turun-temurun . Intilah ' Jamu ' digunakan oleh orang Jawa untuk menyebut pengobatan herbal— dimana pengobatan ini tidak menggunakan bahan kimia sintetik yang aditif . Jamu diyakini sudah eksis sejak lama sebelum ilmu farmakologi modern memasuki Indonesia Jamu merupakan obat tradisional Indonesia yang diduga berasal dari keraton Surakarta dan Yogyakarta di Jawa Tengah dan praktik budaya jawa kuno dan juga hasil pengaruh budaya Cina , India dan arab

Sejarah jamu Penggunaan obat dengan ramuan tradisional sejak zaman prasejarah diyakini telah ada di Indonesia berdasarkan penemuan bukti adanya penemuan batu dari zaman Mesolithikum dan Neolithikum berupa lumpang yang telah digunakan oleh nenek moyang untuk memproses makanan dan jamu . Sementara bukti tertulis mulai ada sejak ditemukannya Prasasti 7 Yupa pada abad 5 M di Kalimantan Timur yang bertuliskan huruf Palawa dengan bahasa Sansekerta , sebagai bukti tertua yang menunjukkan adanya tradisi meracik dan meminum obat tradisional di Indonesia.

Bukti sejarah tertua pemanfaatan ramuan tumbuhan obat dapat disaksikan pada relief Karmawipangga yang ada di Candi Borobudur yang menggambarkan pembuatan obat tradisional menggunakan pipisan untuk perawatan kesehatan dengan pemijatan dan penggunaan ramuan obat atau Saden Saliro . Penggunaan pohon kalpataru ( pohon yang tidak pernah mati ) untuk pengobatan juga terdapat pada relief candi Borobudur Candi Brambang yang ada di kompleks Candi Prambanan (8-9 M), Panataran , Sukuh dan Tegalwangi . Di situ diperlihatkan pahatan relief tanaman obat endemik yang sudah dipakai masyarakat sekitar candi pada saat itu . Penggunaan jamu dan resep-resep jamu dalam pengobatan juga ditemukan pada daun lontar menggunakan bahasa Jawa Kuno , Sansekerta dan Bahasa Bali. Lontar ( sejenis kelapa ) yang ditulis dengan bahasa Bali yaitu Usada atau Lontar Kesehatan pada 991-1016 M. Relief kalpataru

Istilah ' Jamu ' sendiri sebetulnya baru muncul pada zaman Jawa Baru , sekitar abad pertengahan 15-16 M. Menurut pakar bahasa Jawa Kuno , jamu berasal dari singkatan 2 kata yaitu Djampi dan Oesodo . Djampi berarti pengobatan yang menggunakan ramuan obat-obatan atau doa-doa dan ajian-ajian , sementara Oesodo berarti kesehatan . Primbon terlengkap mengenai Djampi baru ditulis pada zaman Kerajaan Kartosuro (1820 M). Catatan yang sudah menggunakan istilah jamu ditemukan pada Serat Parimbon Djampi Ingkang Sampoen Langge Ing Salami- laminipoen pada 1875 M. Prasasti Madhawapura dari zaman Majapahit yang menggambarkan profesi peracik jamu yang disebut ' Acaraki ’, Dahulu jamu hanya dikenal di kalangan keraton ( terutama kesultanan Djogdjakarta dan Kasunanan Surakarta). Jamu yang biasa digunakan oleh para puteri kerajaan serta para selir untuk menjaga kesehatan , kebugaran serta kecantikan mereka itu bersifat rahasia dan tidak diperbolehkan ' keluar ' dari lingkungan istana sampai permulaan abad ke-20.

Pengaruh suku jawa menyebar ke Bali ketika terbentuk hubungan , dan pada tahun 1343 pasukan kerajaan Majapahit di jawa timur dikirim untuk menaklukan orang-orang Bali. Keberhasilan itu hanya sementara dan orang-orang Bali membalas dengan kemerdekaannya Setelah Islam masuk ke Jawa dan kerajaan Majapahit hancur , banyak orang Jawa melarikan diri , terutama ke Bali membawa buku-buku , budaya dan kebiasaan termasuk obat . Dengan cara ini tradisi Jawa di Bali kurang lebih masih utuh dan Bali relative lebih terisolasi samapai penaklukan Belanda tahun1904

Catatan tentang Jamu Dua manuskrip yang penting : “ Serat kawruh bab jampi-jampi ” ( risalah berbagai macam cara penyembuhan ) dan “ Serat Centini ” ( Buku Sentini ) ada diperpustakaan Keraton Surakarta. Serat Kawruh bab jampi-jampi berisi 1734 formula yang dibuat dari bahan-bahan alam dan indikasi pengunaannya Serat Centini adalah karya abad ke 18 yang berisi 12 volume, karya ini berisi lebih banyak informasi dan saran bahan alam umum serta cerita rakyat , karya ini tetap merupakan pengobatan medis yang sangat baik dalam Jawa Kuno . Masa kolonial , beberapa referensi menyebutkan berbagai jenis tanaman di nusantara yang memiliki khasiat obat . Yacobus Bontius - - petualang Portugis adalah orang pertama yang menerbitkan buku mengenai jenis-jenis tanaman obat dan kegunaannya berjudul "Historia Naturalist et Medica Indiae " pada 1627, orang pertama yang menulis tentang tumbuhan obat di Jawa pada 1658 M.

Penulis lain yang juga menulis buku mengenai obat tradisional khas nusantara adalah Gregorius Rumphius - - seorang ahli Botani yang tinggal di Maluku. Karyanya berjudul " Amboinish Kruidboek " dan "Herbarium Amboinense " yang merupakan catatan tentang pemanfaatan tumbuhan untuk pemeliharaan kesehatan dan pengobatan yang ditulis sekitar 1741-1755 M. Monograf tumbuhan obat di Jawa , oleh Horsfield (1816), Tumbuhan yang beracun dan bermanfaat sebagai obat , oleh Greshoff's (1890-1914), " Het Javaanese Receptanboek “ ( Buku resep pengobatan Jawa Kuno ) oleh Van Hien (1872) dan " Indische Planten en haar Geneeskracht “ ( Tumbuhan Asli dan kekuatan penyembuhannya ) oleh Kloppenburg- Versteegh (1907). Kesemua publikasi tersebut umumnya memuat manfaat setiap jenis tanaman atau berupa ramuan yang digunakan oleh masyarakat Indonesia pada masa itu . Peranannya sangat besar dalam perkembangan pengetahuan jamu di Indonesia

Obat Tradisional Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan , bahan hewan , bahan mineral, sediaan sarian ( galenik ), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan , dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat . (* PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 006 TAHUN 2016) Pengobatan tradisional adalah metode pengobatan yang digunakan dalam berbagai masyarakat sejak jaman dahulu yang diturunkan dan dikembangkan secara bertahap dari generasi kegenarasi berdasarkan tingkat pemahaman manusia terhadap pengetahuan dari masa ke masa.

Obat Modern/ Konvensional Obat modern/ konvensional adalah obat yang telah teruji manfaat maupun efek sampingnya secara farmakologis dan klinis .  Pengobatan konvensioanl sebuah sistem pengobatan di mana dokter dan profesional kesehatan lainnya ( seperti perawat , apoteker , dan terapis ) mengobati gejala dan penyakit menggunakan obat-obatan , radiasi , atau pembedahan . Juga disebut pengobatan allopathic, biomedis , pengobatan mainstream, pengobatan ortodoks , dan pengobatan Barat. Pengobatan modern/ konvensional merupakan cara-cara pengobatan yang dilakukan berdasarkan bukti penelitian ilmiah dan berdasarkan pengetahuan dari berbagai aspek dalam mendiagnosis dan mengobati penyakit . Biasanya pengobatan medis / konvensional menggunakan beberapa terapan disiplin ilmu pengetahuan dalam mengobati sebuah penyakit .

Obat Tradisonal VS Obat Modern

Klasifikasi fitoterapi berdasarkan tingkatan bukti ilmiah 1. Kelas A ( bukti ilmiah yang kuat ) - Bukti penelitian lebih dari 2 uji klinik acak terkontrol (RCTs) yang sesusai , dengan hasil analisis statistic menunjukkan manfaat nyata . - Bisa juga berdasarkan satu RCTs yang valid dan satu meta analisis yang valid - Beberapa RCTs dengan sebagiab besar penelitian dilakukan dengan benar dan hasil analisis statistic memebrikan efek manfaat yang jelas 2. Kelas B ( Bukti ilmiah yang baik ) - Berdasarkan studi klinik 1 atau 2 RCTs dengan hasil memberikan efek nyata . - Bisa Satu atau lebih meta analisis yang baik yang menunjukkan efek manfaat yang jelas - berdasar lebih dari satu uji kasus kontrol , dan didukung oleh ilmu dasar , uji pada hewan atau teori

Cont … 3. Kelas C ( Tidak jelas atau bukti ilmiah yang bertentangan ) - Bukti khasiat diperoleh dari satu atau lebih RCTs terbatas dengan jumlah sampel yang memadai . Hasil statistic berbeda nyata atau kualitas desain penelitian dengan kriteria obyektif atau bukti bertentangan dari beberapa RCTs - Dapat berdasarkan bukti manfaat dari satu atau lebih kasus kontrol / uji tidak acak dan tanpa bukti dukunganilmu dasar , penelitian pada hewan atau teori . - Dapat juga dari bukti khasiat pengetahuan dasar , penelitian pada hewan dan teori . 4. Kelas D ( Bukti ilmiah wajar negatif ) - Pada uji analisa statistic memberikan efek tidak bermakna dari studi / dari kasus kontrol / uji tidak acak . - Bukti berdasarkan ilmu pengetahuan dasar , penelitian pada hewan,atau teori yang menyimpulkan kurang bermanfaat .

Cont … - Pada kelompok ini juga dapat digunakan untuk hasil pengujian dari satu atau lebih RCTs yang dirancang dengan baik dengan hasil negatif - Selain itu bisa juga dari hasil pengujian yang dirancang kurang baik atau satu meta analisis dengan efektifitas positif . 5. Kelas E ( bukti ilmiah negatif yang kuat ) - berdasarkan pada satu atau lebih penelitian dengan kualitas yang baik , dengan hasil uji statistic tidak memberikan efek yang nyata . 6. Kelas F ( Kurangnya bukti ilmiah ) - Tidak dapat dievaluasi manfaat , karena data terbatas .
Tags