Menstruasi merupakan proses alami yang dialami oleh setiap perempuan yang telah memasuki masa remaja, menandakan bahwa hormon-hormon reproduksi mereka mulai aktif. Kondisi ini juga menjadi salah satu indikator kematangan seksual pada remaja perempuan (Gustina & Djannah, 2015). Namun, tidak semua...
Menstruasi merupakan proses alami yang dialami oleh setiap perempuan yang telah memasuki masa remaja, menandakan bahwa hormon-hormon reproduksi mereka mulai aktif. Kondisi ini juga menjadi salah satu indikator kematangan seksual pada remaja perempuan (Gustina & Djannah, 2015). Namun, tidak semua remaja dapat menjalani menstruasi tanpa hambatan, karena banyak yang merasakan keluhan selama periode ini. Beberapa keluhan yang umum terjadi antara lain rasa gatal di sekitar vulva, iritasi di area genital, rasa nyeri, infeksi seperti vaginitis dan vulvovaginitis, keputihan, serta bau tidak sedap (Baradero, 2007; Leppert & Peipert, 2004). Keluhan tersebut bisa semakin parah jika remaja memiliki kebiasaan perawatan kebersihan menstruasi yang buruk. Oleh sebab itu, perawatan diri saat menstruasi sangat penting dilakukan, tidak hanya untuk mengurangi keluhan tetapi juga demi menjaga kesehatan reproduksi.
Tujuan utama dari perawatan diri selama menstruasi adalah menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh selama masa haid berlangsung, sebagaimana dijelaskan oleh Adika (2013) dan Uzochukwu et al. (2009). McCaleb & Cull (2000) juga mengungkapkan bahwa kebersihan genital yang buruk selama menstruasi merupakan salah satu penyebab meningkatnya angka kesakitan pada remaja, yang tentunya berdampak negatif pada kesehatan reproduksi mereka. Perawatan diri yang baik selama menstruasi melibatkan beberapa aspek, seperti rutin mengganti pakaian dalam dan pembalut, menjaga kebersihan area genital, tetap melakukan aktivitas sehari-hari, menjaga kebersihan pribadi, mengatur asupan gizi, serta menggunakan obat-obatan yang dianjurkan oleh tenaga medis (Poureslami & Ashtiani, 2002; Santina, Wehbe, Ziade, & Nehme, 2013).
Perilaku perawatan diri saat menstruasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah tingkat pengetahuan dan sikap, seperti dijelaskan oleh Green dalam Notoatmodjo (2007). Banyak penelitian menunjukkan bahwa sikap dan pengetahuan yang baik dapat membentuk perilaku sehari-hari seseorang, termasuk dalam hal kebersihan menstruasi. Umairoh (2014), dalam penelitiannya terhadap siswi SMP di Surabaya, menemukan bahwa pengetahuan dan sikap yang baik berdampak positif terhadap perilaku kebersihan area kewanitaan. Kurangnya perawatan diri selama menstruasi seringkali disebabkan oleh minimnya informasi yang diterima remaja perempuan terkait cara menjaga kebersihan saat haid. Di sisi lain, pembahasan seputar menstruasi masih dianggap tabu di banyak budaya, bahkan sering dianggap memalukan. Mitos-mitos yang berkembang di masyarakat pun sering berdampak negatif terhadap kesehatan perempuan, terutama dalam hal kebersihan saat menstruasi (Rajakumari, 2015).
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi secara berulang ulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi merupakan luruhnya dinding dalam rahim yang banyak mengandung pembuluh darah (BKKBN, 2017).
Peristiwa ini terjadi setiap bulan yang berlangsung
Size: 2 MB
Language: none
Added: Oct 16, 2025
Slides: 15 pages
Slide Content
fisiologis
menstruasi
Kelompok 2
Anggota
ANDINI MOJANG HASANAH
AUDRY REGITA CAHYANIA
ERNA LIA SOPIRA
EUIS MARSELA
FRISKA AULIA AZZAHRA
Apa itu menstruasi?
Menstruasi merupakan hal yang
normal dialami oleh
perempuan menginjak usia
remaja.Menstruasi adalah perdarahan alami
yang menandai siklus reproduksi
wanita. Proses ini terjadi karena
penurunan hormon estrogen dan
progesteron, dan berfungsi
membersihkan lapisan rahim yang
tidak dibutuhkan
Hari ke-1 sampai ovulasi (~hari
ke-14)
Folikel berkembang →
produksi estrogen
Estrogen → penebalan
endometrium
FSH meningkat → folikel
dominan terbentuk
Tujuan: persiapan implantasi
Fase folikular (proliferatif)
Hari ke-14 (pada siklus 28 hari)
Lonjakan LH → pelepasan ovum
Lendir serviks encer →
membantu sperma
Tanda masa subur
Ovulasi adalah puncak siklus
menstruasi, yaitu saat sel telur
dilepaskan. Ini dipicu oleh lonjakan
hormon LH dan merupakan waktu
paling subur bagi wanita.
ovulasi
Setelah ovulasi
Korpus luteum → produksi
progesteron
Endometrium makin matang untuk
implantasi
Bila tidak dibuahi → korpus luteum
degenerasi
Di fase ini, hormon progesteron
mendominasi untuk menjaga lapisan
rahim. Jika tidak ada kehamilan,
hormon menurun dan haid pun terjadi
fase luteal (sekretorik)
mengapa terjadi menstruasi?
Setiap bulan, terjadi peristiwa pelepasan sel telur
yang matang dari ovarium ke tuba fallopi. Peristiwa ini
dikenal sebagai ovulasi.
Apabila sel ovum tersebut tidak dibuahi oleh sel
sperma, maka terjadilah menstruasi.
Namun, apabila sel ovum dibuahi oleh sperma, maka
tidak terjadi menstruasi. Itulah mengapa perempuan
yang hamil tidak mengalami menstruasi.
fisiologis menstruasi
Siklus → hasil kerja sistem hipotalamus–hipofisis–ovarium
FSH → merangsang folikel → estrogen
LH → ovulasi → progesteron dari korpus luteum
Bila tidak hamil → hormon turun → haid
Siklus ini diatur oleh hormon dari otak dan ovarium. FSH dan
LH dari otak mengatur perkembangan folikel dan ovulasi, lalu
hormon estrogen dan progesteron mengatur ketebalan
dinding rahim.
siklus menstruasi
Siklus ovarium dan siklus uterus berjalan bersamaan. Folikel di ovarium
mempengaruhi penebalan endometrium, yang kemudian akan luruh jika tidak
ada kehamilan.
SIKLUS OVARIUM SIKLUS UTERUS
Siklus ovarium
menggambarkan
perubahan yang terjadi
pada folikel ovarium
Fase Folikular
Fase Luteal
Siklus uterus menggambarkan
perubahan yang terjadi pada
lapisan endometrium
Fase Proliferatif
Fase Sekretorik
siklus ovarium
FASE FOLIKULER FASE LUTEAL
Terjadi pada hari ke 1 - 14 dalam siklus
menstruasi
Fase folikuler diawali dengan proses
pematangan sel ovum yang dipicu oleh
FSH
Folikel yang berkembang akan
menghasilkan hormon estrogen
Tahap ini berakhir saat terjadi ovulasi
yang dipicu oleh LH
Terjadi pada hari ke 15 - 28 dalam
siklus menstruasi
Dimulai setelah terjadinya ovulasi
sampai ke awal siklus menstruasi
berikutnya.
Folikel berubah menjadi korpus luteum
dan menghasilkan hormon progesteron
siklus uterus
MENSTRUASI SEKRETORIPROLIFERASI
Endometrium
meluruh akibat
rendahnya hormon
estrogen dan
progesteron
Terjadi pada hari
ke 1 s.d. 5.
Endometrium mulai
menebal kembali
karena peningkatan
hormon estrogen
Terjadi pada hari ke 6
s.d. 14.
Endometrium makin tebal dan
kokoh karena pelonjakan hormon
progesteron. Berguna untuk
mempersiapkan kehamilan
Terjadi pada hari ke 15 s.d 28
Apa si Faktor Faktor Yang Memengaruhi
Siklus Menstruas?
STRES DAN KECEMASAN
• Stres → aktivasi HPA axis → kortisol
↑
• Kortisol menghambat GnRH
• Menurunkan LH & FSH → gangguan
ovulasi
• Bisa menyebabkan amenore
Stres berat mengganggu
keseimbangan hormon. Ini bisa
membuat ovulasi terganggu atau tidak
terjadi, yang menyebabkan haid tidak
teratur atau bahkan tidak datang
sama sekali.
BERAT BADAN
• Gizi kurang → estrogen ↓ → siklus
tidak teratur
• Obesitas → estrogen ↑ →
gangguan ovulasi
• BMI ekstrem ganggu produksi
hormon
Berat badan sangat mempengaruhi
keseimbangan hormon. Baik
kekurangan maupun kelebihan berat
badan bisa menyebabkan
ketidakteraturan haid.
AKTIVITAS FISIK
• Aktivitas berat → gangguan
hipotalamus
• Aktivitas terlalu ringan →
cadangan energi ↓
• Keduanya →
ketidakteraturan haid
Aktivitas fisik harus seimbang.
Olahraga terlalu berat atau
terlalu ringan sama-sama bisa
mengganggu siklus menstruasi.
cara mengatasi
STRES DAN KECEMASAN
Manajemen stres yang
baik,seperti:
-olahraga ringan, meditasi, tidur
cukup, dan menjaga komunikasi
sosial yang sehat, menjadi kunci
dalam menjaga keteraturan siklus
menstruasi. Dalam kasus gangguan
yang berlangsung lama, konsultasi
medis sangat disarankan agar
mendapatkan penanganan yang
sesuai.
BERAT BADAN
-Pemantauan IMT secara rutin, serta
edukasi mengenai pentingnya gizi
seimbang membantu remaja
memahami pentingnya konsumsi
makanan bergizi, seperti sayur, buah,
protein, zat besi, dan air putih,
terutama saat menstruasi, untuk
mendukung fungsi hormonal dan
kesehatan reproduksi, untuk
Mengganti zat gizi yang hilang saat
menstruasi,Mencegah nyeri
menstruasi dan kelelahan.
AKTIVITAS FISIK
-Mengatur pola aktivitas fisik,
dengan memastikan frekuensi,
durasi, dan intensitas olahraga
sesuai dengan kebutuhan tubuh
kesimpulan
• Siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormon:
FSH, LH, estrogen, progesteron
• Terdiri dari fase: folikular, ovulasi, luteal, dan
menstruasi
• Faktor seperti stres, berat badan, dan aktivitas
fisik sangat memengaruhi keteraturan siklus
Kesimpulannya, siklus menstruasi adalah proses
fisiologis yang penting dan kompleks. Gaya
hidup sehat sangat berperan dalam menjaga
siklus tetap teratur dan sehat.