Anggota Kelompok
Ernita Theodora Sidauruk (2201090008)
Marlina G. Munthe (2201090004)
Doni Sinaga (2301090004)
Iin Febrina Situmeang (2301090007)
Enjelita Tampubolon (2301090009)
Florencia Panjaitan (2301090010)
Adrian Tri putra Silitonga (2301100005)
Jelita Dara Tista Gultom (2301100008)
Pendidikan bertujuan membentuk karakter peserta didik yang beriman, berakhlak
mulia, cerdas, dan bertanggung jawab sebagaimana tercantum dalam UU No. 20
Tahun 2003. Pendidikan juga berperan penting dalam menyiapkan manusia
menghadapi tantangan zaman dan perkembangan teknologi. Namun, sistem
pendidikan di Indonesia menghadapi berbagai tantangan, seperti kesenjangan
antara kebijakan sentralistik dan kebutuhan otonomi daerah, kurikulum yang
belum holistik, pendekatan pembelajaran yang masih konvensional, kualitas SDM
yang belum merata, serta keterbatasan dana dan fasilitas.
Latar Belakang
Untuk memahami kompleksitas dunia pendidikan,
diperlukan metode penelitian yang mendalam seperti studi
kasus. Studi kasus memungkinkan analisis terhadap
kebijakan, perilaku siswa, hubungan sosial, serta konteks
budaya yang melingkupinya. Metode ini memberikan
pemahaman yang lebih kaya dan mendalam dibanding
pendekatan kuantitatif, sehingga sangat relevan dalam
menjawab persoalan nyata di lapangan.
Apa yang dimaksud dengan studi kasus dalam konteks
Pendidikan?
Apa ciri ciri, karakteristik, jenis-jenis, langkah-
langkah pelaksanaan studi kausus dan contoh studi
kasus?
Apa kelebihan dan kelemahan studi kasus dalam
Pendidikan?
Isi Presentasi
Studi kasus dalam Pendidikan dapat mencakup berbagai aspek,
seperti kebijakan sekolah, proses pembelajaran, perilaku siswa,
hingga hubungan antara guru dan orang tua. Dalam pendekatan
ini, konteks menjadi hal yang sangat penting, karena fenomena
yang dikaji tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sosial dan
budaya tempat kasus itu terjadi. Oleh karena itu, studi kasus
sangat membantu dalam membangun pemahaman Pendidik
terhadap isu-isu Pendidikan, yang seringkali luput dari perhatian
dalam pendekatan generalisasi.
Pendahuluan
Studi kasus adalah pendekatan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki
fenomena dalam konteks kehidupan nyata, terutama ketika batas antara fenomena
dan konteks tidak jelas. Cocok untuk memahami dinamika sosial yang kompleks.
Ciri Penting Studi Kasus
1.Konteks nyata: Melibatkan faktor lingkungan dan sosial yang memengaruhi
kasus.
2.Batas fenomena dan konteks kabur: Kompleksitas tidak bisa dijelaskan hanya
dengan data kuantitatif.
3.Luas penggunaannya: Diterapkan dalam pendidikan, psikologi, sosiologi, dan
manajemen.
Pembahasan
Contoh Penggunaan Studi Kasus
Pendidikan: Meneliti strategi pembelajaran di kelas.
Psikologi: Memahami kasus PTSD secara mendalam.
Sosiologi: Menjelajahi dinamika komunitas adat.
Manajemen: Menganalisis strategi transformasi bisnis.
Tujuan Studi Kasus
1.Eksplorasi: Menjelajahi fenomena baru (contoh: dampak AI dalam pembelajaran).
2.Deskripsi: Menggambarkan secara rinci (contoh: implementasi kurikulum di
sekolah terpencil).
3.Eksplanasi: Menjelaskan sebab-akibat (contoh: pengaruh kepemimpinan
terhadap kinerja tim).
Empiris & kontekstual: Mempelajari fenomena dalam
kehidupan nyata.
Investigasi mendalam: Fokus pada individu, kelompok,
atau peristiwa tertentu.
Deskriptif & eksploratif: Menganalisis secara rinci kasus
yang sedang berlangsung.
Bisa tunggal atau ganda: Menggunakan bukti
kuantitatif dan berbagai sumber data.
Pendekatan holistik: Melibatkan analisis menyeluruh
dari berbagai aspek.
Ciri ciri studi kasus
Gillham (2000): Mengandalkan banyak sumber bukti, tanpa teori awal yang
pasti.
Gomm, Hammersley & Foster (2000): Hasil studi kasus tidak dapat
digeneralisasi ke populasi luas.
Larsen-Freeman & Long (1991): Studi kasus bersifat naturalistik, berorientasi
proses, dan tidak generalisabel.
Duff (2008): Generalisasi hanya cocok untuk pendekatan kuantitatif.
Mills, Durepos & Wiebe (2009):
a.Fokus pada hubungan antar-faktor dalam konteks tertentu.
b.Menganalisis interaksi antara konteks dan objek studi.
c.Bertujuan mengembangkan atau menguji teori secara kontekstual.
menurut para ahli
1.Studi Kasus Intrinsik
Fokus pada kasus unik karena keistimewaannya.
Tujuannya bukan untuk generalisasi.
Contoh: Anak jenius di desa terpencil.
2.Studi Kasus Instrumental
Kasus digunakan sebagai alat untuk memahami fenomena yang lebih luas.
Contoh: Satu sekolah dijadikan objek untuk menilai kebijakan nasional.
3.Studi Kasus Kolektif (Ganda)
Mengkaji beberapa kasus sekaligus untuk menemukan pola kesamaan/berbeda.
Contoh: Beberapa rumah sakit dalam studi mutu layanan.
Jenis jenis studi kasus
4.Studi Kasus Eksploratori
a.Digunakan untuk menjajaki fenomena baru dan menyusun kerangka awal
penelitian.
b.Contoh: Awal studi penerapan AI di sekolah.
5.Studi Kasus Deskriptif
a.Menggambarkan detail suatu peristiwa berdasarkan teori yang ada.
b.Contoh: Program pemberdayaan perempuan di desa.
6.Studi Kasus Eksplanatori
a.Menjelaskan sebab-akibat dari suatu fenomena kompleks.
b.Contoh: Gagalnya perusahaan di pasar kompetitif.
Jenis jenis studi kasus
1. Mengenali Gejala Awal
• Identifikasi masalah dari guru, konselor, atau wali kelas.
2. Mendiskripsikan Kasus
• Menyusun deskripsi kasus secara objektif dan jelas.
3. Lanjutan Deskripsi Kasus
• Menentukan jenis masalah (pribadi, sosial, belajar, dll).
4. Membuat Perincian Kasus
• Mengembangkan rincian untuk memahami sumber masalah.
Langkah langkah pelaksanaan studi
kasus
5. Memperkirakan Sebab
• Mengumpulkan data (tes/non-tes) untuk mengidentifikasi penyebab &
dampak.
6. Memberikan Bantuan
• Menyediakan konseling/terapi yang sesuai jenis masalah.
7. Kegiatan Evaluasi
• Menilai efektivitas solusi yang telah diterapkan.
8. Tindak Lanjut (Follow-Up)
• Jika masalah belum teratasi, dilimpahkan ke ahli yang lebih kompeten.
Studi Kasus Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dolan
Penelitian ini mengkaji implementasi pendidikan karakter di Sekolah Dolan
Vila Bukit Tidar Malang dengan pendekatan kualitatif studi kasus.
Pendidikan karakter dianggap penting untuk membentuk kepribadian,
akhlak mulia, dan kecerdasan peserta didik. Proses implementasi
melibatkan tiga pihak utama: kepala sekolah, tutor, dan orang tua.
Masing-masing memiliki peran aktif dalam pembelajaran, pembinaan, dan
pengawasan karakter siswa.
Contoh studi kasus pendidikan
Strategi penanaman nilai karakter dilakukan melalui kegiatan
belajar mengajar, pembiasaan, budaya sekolah, dan aktivitas
outbond. Faktor pendukungnya mencakup kerjasama antar
pihak, evaluasi rutin, serta fasilitas yang memadai. Namun,
hambatannya meliputi kurangnya kesadaran siswa dan
keberagaman karakter peserta didik. Pengawasan dilakukan
melalui observasi langsung, laporan karakter setiap semester,
dan koordinasi bulanan dengan semua pihak terkait.
Kelebihan:
1.Pemahaman Kontekstual yang Mendalam – Menggambarkan realitas
secara utuh dalam konteks nyata.
2.Menggali Informasi Kompleks – Mampu mengeksplorasi variabel
pendidikan yang dinamis dan saling terkait.
3.Pembelajaran Autentik – Meningkatkan keterampilan berpikir kritis
melalui simulasi kasus nyata.
4.Fleksibel secara Metodologis – Dapat digunakan dengan pendekatan
kualitatif, kuantitatif, maupun campuran.
5.Mendorong Refleksi dan Inovasi – Menjadi sarana refleksi dan inspirasi
pengembangan praktik pendidikan.
Kelebihan dan kelemahan studi kasus
Kekurangan:
1.Tidak Bisa Digeneralisasi – Hasil hanya berlaku pada kasus tertentu
dan tidak mewakili semua konteks.
2.Rentan Terhadap Bias Peneliti – Subjektivitas bisa memengaruhi
interpretasi data.
3.Memakan Waktu dan Sumber Daya – Prosesnya panjang dan
membutuhkan keterampilan interpersonal tinggi.
4.Data Tidak Selalu Tersedia – Terbatasnya dokumentasi, terutama di
sekolah dengan manajemen lemah.
5.Laporan Sulit Dicerna – Narasi panjang dapat membingungkan
pembaca dalam menarik kesimpulan.
Studi kasus dalam pendidikan adalah metode penting untuk memahami fenomena
pendidikan secara mendalam dan kontekstual. Metode ini fokus pada satu atau
beberapa entitas dengan pendekatan naratif dan penggunaan beragam sumber
data. Jenis-jenisnya meliputi studi intrinsik, instrumental, kolektif,
eksploratori, dan eksplanatori. Proses pelaksanaannya mencakup identifikasi
masalah hingga evaluasi. Kelebihannya terletak pada pemahaman yang kaya,
fleksibilitas metode, dan kemampuannya mendorong refleksi. Namun,
keterbatasan generalisasi, potensi bias peneliti, serta kebutuhan sumber daya
menjadi kelemahan utamanya. Studi kasus sangat relevan dalam meneliti
program pendidikan seperti pendidikan karakter dan kebijakan sekolah.
Kesimpulan