PPT KEPUASAN KERJA DAN STRES DI PRUSAHAAN.ppt

HRDManagerPTBernadiU 11 views 17 slides Sep 16, 2025
Slide 1
Slide 1 of 17
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17

About This Presentation

KEPUASAN KERJA DAN STRES DI PRUSAHAAN


Slide Content

Kepuasan Kerja, dan
Stress

prolog
Dunia kerja adalah dunia yang penuh
dengan dinamika.
Dinamika muncul akibat dari berbagai
macam faktor antara lain hubungan kerja
antara atasan-bawahan, hubungan partner
kerja dan tekanan terhadap pekerjaan.
Munculnya kepuasan kerja dan stress dari
anggota organisasi tergantung pada sejauh
mana anggota tersebut memposisikan
dirinya dan pekerjaannya serta sejauh
mana organisasi mengelola manajemen
aset-asetnya.

Pengertian
Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung
atau tidak mendukung yang dialami pegawai
dalam bekerja (Newstrom: 1996)
Kepuasan kerja adalah sikap umum yang
merupakan hasil dari beberapa sikap khusus
terhadap berbagai faktor pekerjaan,
penyesuaian diri dan hubungan sosial individu di
luar kerja (Blum: 1956).
Jadi, Kepuasan kerja adalah keadaan emosional
yang menyenangkan atau tidak menyenangkan
dimana karyawan memandang pekerjaan mereka
Kepuasan kerja mencerminkan kepuasan seseorang
dan dapat dilihat dalam sikap positif terhadap
pekerjaannya

Fungsi kepuasan kerja
(Fred Luthans: 1998)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
(1)
d. Fasilitas

d. Komunikasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

Ciri-ciri karyawan yang memiliki kepuasan kerja
•Adanya kepercayaan bahwa organisasi
akan memuaskan dalam jangka waktu
yang lama
•Memperhatikan kualitas kerjanya
•Lebih mempunyai komitmen organisasi
•Lebih produktif

Stress
•Stress adalah suatu kondisi ketegangan yang
mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi
seseorang.
•Gejala stress mempengaruhi kesehatan fisik dan
kesehatan mental, sehingga seseorang bisa menjadi
nervous dan merasakan kekuatiran kronis dan
menunjukkan sikap mudah marah dan tidak
kooperatif.

Penyebab stress
•On the job stress:
a.Beban kerja yang berlebihan
b.Tekanan atau desakan waktu
c.Kualitas supervisi yang jelek
d.Iklim politik yang tidak aman
e.Wewenang terbatas utk melaksanakan tanggung jawab.
f.Frustrasi
g.Konflik antar pribadi dan kelompok
h.Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan.
i.Berbagai bentuk perubahan.

Penyebab stress
•Off the job stress :
a.Kekuatiran finansial
b.Masalah yang berkaitan dengan anak
c.Masalah fisik
d.Masalah perkawinan/perceraian.
e.Perubahan yang terjadi di tempat tinggal
f.Masalah pribadi lainnya misalnya kematian keluarga,
family

Reaksi terhadap stress
Tipe A :
Agresif dan kompetitif, namun
mereka masih punya waktu
untuk berolahraga dan
kegiatan sosial
kemasyarakatan, tidak disadari
bahwa tekanan yang dia
rasakan salah, tapi lebih
disebabkan oleh perbuatannya
sendiri.
Tipe B:
Rileks dan tidak suka
menghadapi
masalah, menerima situasi
yang ada, tidak senang
bersaing,
tipe B ini lebih kecil
kemungkinannya
menghadapi masalah yang
berhubungan dengan
stress

Tipe A
Ciri-ciri pola perilaku tipe A (Rosenmen & Chesney, 1980) :
1.Ambisius, agresif, dan kompetitif, banyak jabatan rangkap.
2.Kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung dan marah (emosional).
3.Kewaspadaan berlebihan, kontrol diri kuat, percaya diri berlebih.
4.Cara bicara cepat, bertindak serba cepat, hiperaktif, tidak dapat diam.
5.Bekerja tidak mengenal waktu (workaholic).
6.Pandai berorganisasi, memimpin, dan memerintah (otoriter).
7.Lebih suka bekerja sendirian bila ada tantangan.
8.Kaku terhadap waktu, tidak dapat tenang (tidak relaks), serba tergesa-gesa.
9.Mudah bergaul (ramah), pandai menimbulkan perasaan empati dan bila tidak
tercapai maksudnya mudah bersikap bermusuhan.
10.Tidak mudah dipengaruhi, tidak fleksibel.
11. Bila berlibur, pikirannya ke pekerjaan, tidak dapat santai.
12. Berusaha keras untuk dapat segala sesuatunya terkendali

Tipe B
Ciri-ciri pola perilaku tipe B (Rosenmen & Chesney, 1980) :
1. Ambisinya wajar-wajar saja, tidak agresif dan sehat dalam berkompetisi, serta tidak
memaksakan diri.
2. Penyabar, tenang, tidak mudah tersinggung, dan tidak mudah marah (emosi terkendali).
3. Kewaspadaan dalam batas yang wajar, demikian pula kontrol diri dan percaya diri tidak
berlebihan.
4. Cara bicara tidak tergesa-gesa, bertindak pada saat yang tepat, perilaku tidak hiperaktif
5. Dapat mengatur waktu dalam bekerja.
6. Dalam berorganisasi dan memimpin bersifat akomodatif dan manusiawi.
7. Lebih suka bekerjasama dan tidak memaksakan diri bila menghadapi tantangan.
8. Pandai mengatur waktu dan tenang (relaks).
9. Mudah bergaul, ramah, dan dapat menimbulkan empati untuk mencapai kebersamaan
(mutual benefit).
10. Tidak kaku (fleksibel), dapat menghargai pendapat orang lain, tidak merasa dirinya paling
benar.
11. Dapat membebaskan diri dari segala macam problem kehidupan dan pekerjaan manakala
sedang berlibur.
12. Dalam mengendalikan segala sesuatunya mampu menahan serta mengendalikan diri.

Stress dan Prestasi kerja
•Stres mempunyai potensi untuk mendorong
atau mengganggu pelaksanaan kerja,
tergantung seberapa besar tingkat stress.
•Bila tidak ada stres berarti tantangan kerja
juga tidak ada dan prestasi kerja cenderung
rendah, demikian sebaliknya apabila stress
ada prestasi kerja cenderung naik, karena
stress membantu karyawan untuk
mengerahkan segala sumberdaya dalam
memenuhi berbagai persyaratan atau
kebutuhan pekerjaan.

Cara mengurangi stress
Melaksanakan pelatihan dan pengembangan karyawan
supaya mampu melaksanakan pekerjaan baru.
Merancang kembali pekerjaan sehingga karyawan
mempunyai wewenang yang cukup untuk mengambil
keputusan dalam melaksanakan tanggung jawab,
mengurangi kelebihan beban kerja, tekanan waktu dan
peran ganda.
Komunikasi dilaksanakan dengan baik, sehingga
memperbaiki pemahaman karyawan terhadap stress.
Melakukan konseling bagi karyawan yang mengalami stress.
Melakukan kegiatan yang bersifat santai yang dilakukan
secara bersama-sama anggota organisasi.

Kesimpulan
•Puas atau tidak puas dalam dunia kerja
adalah keniscayaan.
•Tidak ada satu pun yang dapat menjamin
kepuasan kerja selain dari diri kita sendiri.
•Dalam ajaran agama, kerja adalah ibadah,
sehingga ketika diniatkan seperti itu akan
muncul motivasi yang bersifat spiritual.
•Pekerjaan yang dilakukan dengan hati ikhlas
dan niat ibadah, akan memunculkan pintu-
pintu rezeki dari tempat yang tidak diduga.
Tags