ppt kualitatif filsafat postpositiv dll.ppt

IlhamLensun1 6 views 12 slides Oct 19, 2025
Slide 1
Slide 1 of 12
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12

About This Presentation

ppt kuali


Slide Content

Pandangan Filsafat:
Postpositivisme, Konstruktivisme,
Transformative, dan Pragmatis
Oleh:
Felix E. Massie

Latar belakang
Paradigma penelitian merupakan landasan filosofis yang
membantu peneliti memahami realitas, membangun
pengetahuan, serta menentukan metode yang tepat.
Dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan mengalami
pergeseran dari pandangan positivistik yang menekankan
objektivitas menuju postpositivisme yang lebih reflektif,
konstruktivisme yang menekankan makna sosial,
transformative yang berpihak pada perubahan sosial,
hingga pragmatisme yang fokus pada manfaat praktis.
Pemahaman terhadap berbagai paradigma ini penting agar
peneliti dapat menyesuaikan pendekatan dengan tujuan
dan konteks penelitian yang dijalankan.

Tujuan
Tujuan dari penulisan materi ini adalah untuk
menjelaskan dan memahami secara ringkas
konsep dari empat pandangan filsafat utama, yaitu
postpositivisme, konstruktivisme,
transformative, dan pragmatisme. Dengan
memahami keempat pandangan ini, mahasiswa
diharapkan mampu mengenali perbedaan
mendasar antara paradigma ilmiah dan mampu
memilih pendekatan yang sesuai dalam penelitian
yang dilakukan.

Postpositivisme
Postpositivisme muncul sebagai perkembangan dari
positivisme klasik yang dipelopori oleh Auguste Comte.
Jika positivisme menekankan pada objektivitas, verifikasi,
dan pengamatan empiris, maka postpositivisme mengakui
bahwa pengetahuan manusia bersifat terbatas dan tidak
dapat sepenuhnya objektif. Paradigma ini menyatakan
bahwa kebenaran ilmiah bersifat tentatif dan selalu terbuka
terhadap revisi. Peneliti dalam kerangka postpositivisme
tetap menggunakan metode ilmiah, tetapi dengan
kesadaran bahwa nilai dan perspektif pribadi dapat
memengaruhi hasil penelitian.

Postpositivisme
Dalam perkembangannya, muncul beberapa varian
pemikiran seperti positivisme sosial yang menekankan
hukum sosial masyarakat, positivisme kritis yang melihat
ilmu sebagai sesuatu yang dinamis dan terbuka terhadap
revisi, dan positivisme logis yang menekankan
pentingnya logika dan verifikasi empiris. Akhirnya, lahir
postpositivisme modern yang berusaha
menyeimbangkan antara objektivitas dan subjektivitas.
Pendekatan ini banyak digunakan dalam penelitian mixed
methods yang memadukan data kuantitatif dan kualitatif
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif.

Konstruktivisme
Konstruktivisme berangkat dari pandangan bahwa
pengetahuan tidak ditemukan, melainkan dibangun oleh
individu melalui pengalaman dan interaksi sosial. Tokoh-
tokoh seperti Jean Piaget dan Lev Vygotsky menekankan
bahwa proses belajar dan memahami dunia merupakan
hasil dari aktivitas mental dan sosial yang terus
berkembang. Dalam pandangan ini, tidak ada satu
kebenaran tunggal, karena setiap individu membangun
makna berdasarkan pengalaman hidup dan konteks
sosialnya. Dalam pendidikan dan penelitian,
konstruktivisme memposisikan guru atau peneliti sebagai
fasilitator yang membantu peserta didik atau responden
dalam membangun pemahaman mereka sendiri.

Transformative
Paradigma transformative lahir sebagai bentuk kritik terhadap
penelitian tradisional yang dianggap netral dan kurang berpihak pada
perubahan sosial. Filsafat ini menekankan bahwa penelitian tidak
hanya bertujuan untuk memahami realitas, tetapi juga untuk
mengubahnya menuju keadilan sosial. Peneliti dalam paradigma ini
berperan sebagai agen perubahan yang bekerja sama dengan
masyarakat atau partisipan untuk memperjuangkan hak-hak kelompok
yang terpinggirkan. Penelitian transformative biasanya menggunakan
pendekatan partisipatif seperti Participatory Action Research yang
melibatkan masyarakat sejak tahap awal hingga pengambilan
keputusan, dengan tujuan menciptakan perubahan nyata di lapangan.

Pragmatisme
Pragmatisme menekankan bahwa kebenaran suatu
gagasan diukur dari manfaat dan hasil praktis yang
ditimbulkannya. Pandangan ini diperkenalkan oleh tokoh-
tokoh seperti John Dewey, William James, dan Richard
Rorty. Dalam pragmatisme, pengetahuan dianggap benar
jika dapat digunakan untuk memecahkan masalah nyata.
Pendekatan ini melahirkan paradigma mixed methods,
yaitu penggabungan metode kuantitatif dan kualitatif untuk
memperoleh hasil yang komprehensif dan bermanfaat.
Pragmatisme bersifat fleksibel, tidak terikat pada dogma
tertentu, dan menekankan pentingnya hubungan antara
teori dan praktik dalam penelitian.

Perbandingan
Aspek PostpositivismeKonstruktivismeTransformative Pragmatisme
Fokus
Kebenaran objektif
relatif
Pembentukan
makna
Perubahan sosialKegunaan praktis
Pendekatan Kuantitatif / MixedKualitatif PartisipatifMixed & Fleksibel
Tujuan
Penjelasan &
revisi teori
Pemahaman
mendalam
Pemberdayaan
Pemecahan
masalah

Kesimpulan
Filsafat postpositivisme, konstruktivisme, transformative, dan
pragmatisme menunjukkan keragaman cara manusia
memahami pengetahuan dan realitas. Postpositivisme
berupaya mempertahankan objektivitas ilmiah sambil mengakui
keterbatasan manusia. Konstruktivisme menegaskan bahwa
pengetahuan dibangun secara sosial dan personal.
Transformative mengarahkan penelitian untuk memberdayakan
dan menciptakan perubahan sosial, sedangkan pragmatisme
menghubungkan teori dengan manfaat praktis di kehidupan
nyata. Dengan memahami keempat pandangan ini, peneliti
dapat mengembangkan penelitian yang tidak hanya akurat
secara ilmiah, tetapi juga bermakna dan berdampak bagi
masyarakat.

Kesimpulan
•Dapat disimpulkan bahwa analisis kualitatif melibatkan
proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Sementara itu, interpretasi diperlukan untuk
memberikan makna dan menghubungkan temuan
dengan teori serta kebijakan kesehatan. Dari contoh
kasus ISPA, terbukti bahwa media video efektif dalam
meningkatkan pemahaman dan mendorong perubahan
perilaku masyarakat. Oleh karena itu, penggunaan
media visual seperti video sangat direkomendasikan
dalam program promosi kesehatan di tingkat puskesmas
maupun masyarakat luas.