TRAUMA ABDOMEN
Trauma abdomen akan ditemukan pada
25% penderita multi trauma. Mortalitas
biasanya lebih tinggi pada trauma
tumpul abdomen dari pada trauma
tusuk.
Diperkirakan 6% dari semua penderita
dengan trauma tumpul abdomen
memerlukan laparatomi, terutama
akibat dari perdarahan organ padat.
TRAUMA ABDOMEN
Trauma
Syok Hemorhagik ^ Sumber Perdarahan
♦
Toraks
♦
Abdomen
♦
Pelvis
♦
Femur
♦
Retroperitoneal
TRAUMA ABDOMEN
TRAUMA ABDOMEN
Trauma pada abdomen dapat disebabkan oleh
karena :
1. Benturan benda tumpul, dengan akibat :
° Perforasi pada organ visera berongga.
° Perdarahan pada organ visera padat.
2. Cedera kompresi, dgn akibat :
° Robekan dan hematom pada organ visera padat.
° Ruptur pada organ visera berongga, karena peningkatan
tekanan intra luminer (efek kantong kertas).
3. Cedera perlambatan (deselerasi), dgn akibat :
° Peregangan dan ruptur pada jaringan ikat/ penyokong.
4. Luka Tembus, luka tembak (kecepatan rendah
<1000 feet/detik, dan kecepatan tinggi >3000
feet/ detik, luka tusuk.
BTCLS - PPNI JATIM
TRAUMA ABDOMEN
Cedera Organ Intra-peritoneal
Perdarahan
1. Solid (hepar/lien) * Intraperitoneal
- rangsangan
peritoneal (nyeri-nyeri
tekan *)- tanda darah intra-perit.
- tanda
perdarahan (syok-
pucat)2. Berongga
Sering sulit DD/ !
♦DPL (Diagnostic Peritoneal Lavasage)
♦FAST (FocussedAssessment with Sonography
for Traumd)
TRAUMA ABDOMEN
Cedera Organ Intra-peritoneal
1. Solid (hepar/lien)
2.
Berongga
(lambung
rebtum)
Peritonitis Umum
- nyeri
- defans
- nyeri tekan
- nyeri lepas*
- pekak hepar
Sering sulit DD/ !
«Foto Polos abdomen
«CT Scan / MS CT
«CURIGA!
TRAUMA TUMPUL
DPL USG CT SCAN
Indikasi
Menentukan adanya
perdarahan bila
i BP
Menentukan cairan bila j
BP
Menentukan organ
cedera bila BP normal
Keuntungan
Diagnosis cepat dan
sensitif; akurasi 98%
Diagnosis cepat; tidak
invasif dan dapat diulang;
akurasi 86%-97%
Paling spesifik untuk
cedera; akurasi 92%-98%
Kerugian
Invasif, gagal
mengetahui cedera
diafragma atau
cedera
retroperitoneum
Tergantung operator
distorsi gas usus dan
udara dibawah kulit.
Gagal mengetahui cedera
diafragma usus, pankreas
Membutuhkan biaya &
waktu tang lebih lama,
tidak mengetahui cedera
diafragma, usus dan
pankreas
TRAUMA ABDOMEN
Cedera Organ Retro-peritoneal
( 1. Cedera uretra : ada trias : 1. 2. 3. )
1. Ada perdarahan di OUE
(meatal bleeding)
2. Hematom skrotum
3. RT : prostat
melayang
TRAUMA ABDOMEN
Cedera Organ Retro-peritoneal
Duodenum - Pankeas :
- Manifestasi lambat : peritonitis
- Udara retroperitoneal
- Bila langsung menjadi intra-peritoneal
^ langsung peritonitis
TRAUMA ABDOMEN
Cedera Abdomen sering terlambat:
1. Manifestasi sering lambat (perforasi)
2. Ada cedera kepala (kesadaran menurun)
3. Ada cedera spinal (gangguan sensorik)
4. Cedera lain lebih nyeri
5. Obat-obatan / alkohol)
6. Cedera retroperitoneal
Buktikan sejauh mungkin, lalu
observasi terus menerus ???
TRAUMA ABDOMEN
Eviserasi -> tutup
dengan plastik
steril
Jangan di
cabut..!!!
Lakukan fiksasi
Penetrating Abdominal Trauma
• Luka yg terlihat tidak
mencerminkan tingkat
keparahan cedera
• Kemungkinan
perdarahan signifikan
• Kemungkinan terkena
usus
• Pasien mungkin syok
impaiemem
DO NOT REMOVE
OBJECT OR EXERT
ANY FORCE UPON
IT!
Perdarahan hebat dpt
menyebabkan syok
Periksa denyut distal di
tempat luka tusuk
Imobilisasi objeknya
Extrusion of abdominal contents secondary to
penetrating
abdominal trauma
TRAUMA ABDOMEN
TANDA PERDARAHAN
PERFORASI
PERITONITIS
Palpasi Tegang + +
Palpasi nyeri ± +
Bising usus hilang ± +
Perkusi Cairan bebas Redup hati (-)
USG FAST Cairan bebas Udara ±
DPL Darah + Sisa makanan +
X-RAY ABDOMEN Tak tampak
Air sickle
sub¬diaphragmatic
TRAUMA ABDOMEN
Diagnosis dan Pengelolaan Cedera
Abdomen:
survei primer : A — B — C — D & E
Lakukan pem. Fisik abdomen :
Inspeksi : memar, luka tusuk, laserasi,
distensi
auskultasi : suara bising usus menurun
Palpasi : nyeri tekan dan ketegangan otot
Perkusi : hipertimpani atau redup
TRAUMA ABDOMEN
Survei Sekunder : anamnesa (AMPLE)
Adjuncts dapat dilakukan:
X-foto - DPL - FAST - CT Scan Jelas
cedera intra-abdomen
LAPAROTOMI
FAST : FOCUSED ASSESSMENT SONOGRAPHY OF TRAUMA
DPL : DIAGNOSTIC PERITONEAL LAVAGE
TRAUMA ABDOMEN
INDIKASI DPL
(Diagnostic Peritoneal Lavage)
1. Nyeri pada abdomen yang tidak jelas
sebabnya
2. Hipotensi + hematokrit turun tanpa alasan
jelas
3. Cedera abdomen dengan gangguan kesadaran
4. Cedera abdomen + cedera medula spinalis
5. Fraktur pelvis
TRAUMA ABDOMEN
Pasang pipa lambung (Gastric Tube)
Dekompresi lambung,
Evaluasi : Ada darah ????
Pasang Kateter (Folley Cateter) Ada
Hematuria,,??
■
Waspadai Ruptur Uretra...!!!!!
■
Tanda:
1. Ada darah pada OUE
2. Hematom Skotum/ Perineum
3. RT : Prostat melayang, evaluasi juga kekuatan
sfinkter ani, ada darah..???
TRAUMA ABDOMEN
CEDERA PELVIS
□Mungkin disertai dengan cedera
saluran kemih
□ Palpasi mencari nyeri tekan,
krepitasi tulang, gerakan atau
bentuk abnormal □Jangan
sering menggerakkan pelvis
jika terbukti fraktur □Foto sinar
X sangat perlu □Immobilisasi
membantu mengurangi
perdarahan
TRAUMA ABDOMEN
i
Tes kompresi
lakukan tes kompresi
dengan halus dan
hanya sekali...!!!
TRAUMA ABDOMEN
Penanganan Fraktur Pelvis
•Pneumatic Anti Shock Garment
(PASG)
•Immobilisasi dengan gurita
•External fixation Pelvic C clamp
INDIKASI OPERASI
A. Indikasi berdasarkan evaluasi abdomen
1. Trauma tumpul abdomen dengan DPL +
2. Trauma tumpul abdomen dengan hipotensi berulang setelah
resusitasi cairan
3. Peritonitis difusa
4. Hipotensi dengan luka tembus
5. Perdarahan dari gaster, anus, tr.ur inarius akibat luka tembus
6. Luka tembak melalui rongga peritonium atau retroperitonium
7. Eviscerasi
TRAUMA ABDOMEN
DISCUSSION...????
Asuhan keperawatan
• Pengkajian :
1. Airway
Ada atau tidaknya sumbatan jalan napas (secret, lidah jatuh ke
belakang, bronkospasme), kepatenan jalan napas.
2. Breathing
Bunyi napas (vesikuler), frekuensi pernapasan, pola napas,
penggunaan otot bantu napas.
3. Circulation
Denyut nadi, frekuensi, kekuatan, irama, tekanan darah, kapilari refill
<3 detik.
4. Disability
Ketidakmampuan, GCS(E=4, V=5, M=6 ), reaksi pupil, reflek cahaya
5. Exposure
Sensasi nyeri, cegah pasien hipotermi, lihat ada tidaknya jejas, CT skan
abdomen, Lavase Peritoneal Diagnostik (LPD).
Diagnosa keperawatan
1. Syok hipovolemik berhubungan dengan
hemorrhage
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan
dengan trauma abdomen
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan cedera tusuk
4. Resiko tinggi infeksi
Rencana asuhan keperawatan
H DX : Syok hipovolemik berhubungan dengan
hemorrhage
H Tujuan : setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama kurang dari 10 menit
diharapkan syok hipovolemik dapat teratasi
dengan kriteria hasil:
1. Tidak ada sianosis
2. Perfusi jaringan kembali normal
3. Kebutuhan metabolisme terpenuhi
Intervensi Rasional
Mandiri
1. Pertahankan jalan napas
2. Posisikan kaki lebih tinggi Kolaborasi
1. Pasang dua jalur infus intravena.
Berikan ringer laktat (RL) 2-3 liter selama
20-30 menit
2. Pantau data-data hasil pemeriksaan
laboratorium
1. Untuk mencegah terjadinya
perburukan kondisi dan terjadinya
komplikasi
2. Mempertahankan peredaran darah ke
otak
1. kehilangan cairan (resusitasi cairan),
memulihkan tekanan darah, tekanan vena
sentral dan dieresis
2. Mengetahui keadaan pasien dan
untuk merencanakan tindakan
selanjutnya
H Prosedur Utama
Pasang dua jalur infus intravena. Berikan ringer laktat (RL) 2-3 liter
selama 20-30 menit, yang bertujuan untuk mengatasi kehilangan
cairan (resusitasi cairan), memulihkan tekanan darah, tekanan vena
sentral dan diuresis.
H Evaluasi S : -
O: - Tidak ada sianosis
- Perfusi jaringan kembali normal
- Kebutuhan metabolisme terpenuhi A: Masalah teratasi sebagian
P: intervensi 1 sampai 4 dilanjutkan