PPT SIDANG miftahulmmmmm,,,,,,,,,,mm.pptx

yunitanta75 25 views 16 slides Sep 04, 2025
Slide 1
Slide 1 of 16
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16

About This Presentation

mm


Slide Content

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI MODERASI BERAGAMA DALAM KEARIFAN LOKAL UNTUK MEMBANGUN MASYARAKAT MULTIKULTURAL DI KALURAHAN MAGUWOHARJO Disusun Oleh: Miftahul Janah Dosen Pembimbing Tesis: Dr.H.Sabarudin, M.Si U IN Sunan Kalijaga Yogyakarta Magister Pendidikan Agama Islam

DAFTAR ISI Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian M anfaat Kajian Pustaka Kerangka Teoritik Metode Penelitian U IN Sunan Kalijaga Yogyakarta Magister Pendidikan Agama Islam Hasil dan Pembahasan Kesimpulan

PENDAHULUAN Moderasi beragama dapat dipahami sebagai tindakan utama seseorang dalam memahami ajaran agama. Dengan menggunakan paradigma pemahaman agama kontekstual, moderasi memainkan peran penting dalam mengatur hubungan antara pemahaman agama, masyarakat, dan bangsa. Dalam moderasi beragama, kesetaraan diutamakan atas perbedaan. Karena setiap agama pasti memiliki tujuan untuk menjamin keselamatan dan kedamaian hidup, serta mengajarkan keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan . F aktanya kearifan lokal di Kalurahan Maguwoharjo ini sebagian masyarakat nya ada yang melupakan dan sudah tidak memegang kearifan lokal hal ini dapat mengakibatkan nilai-nilai moderasi nya cenderung rusak untuk membangun masyarakat multikultural. Seharusnya di Kalurahan Maguwoharjo masyarakat mampu menghidupkan kembali kerarifan lokalnya agar dapat memunculkan kembali nilai-nilai moderasi beragama. Untuk memajukan bangsa di masa depan, moderasi beragama sangat penting. Nilai-nilai Islam moderat harus ditanamkan untuk mencegah radikalisme. Pendidikan agama Islam adalah salah satu cara terbaik untuk menanamkan nilai-nilai moderasi beragama pada generasi muda. Karena moderasi adalah ruh dari pendidikan agama Islam, yang merupakan berkah bagi alam semesta. Hal itu menjadi nilai utama dalam proses Pendidikan Agama Islam, tidak harus melalui lembaga pendidikan tetapi ada juga melalui budaya kultur masyarakat. Keduanya memainkan peran penting dalam membangun masyarakat yang damai, toleran, dan harmonis. Moderasi dalam bahasa agama antara lain diartikan sebagai wasathiyyah. Wasathiyyah adalah pertengahan antara dua ekstrim. moderasi adalah keseimbangan. Moderasi Beragama berarti cara pandang, sikap dan perilaku selalu mengambil posisi tengah-tengah, selalu bertindak adil, dan tidak ekstrem dalam beragama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Magister Pendidikan Agama Islam

Rumusan Dan Tujuan Bagaimana Implementasi nilai-nilai moderasi beragama dalam kearifan lokal untuk membangun masyarakat multikultural di Kalurahan Maguwoharjo? Nilai-nilai moderasi beragama apa saja yang terimplementasi dalam kearifan lokal untuk membangun masyarakat multikultural di Kalurahan Maguwoharjo? Apa saja faktor penghambat dan pendukung implementasi nilai-nilai moderasi beragama dalam kearifan lokal untuk membangun masyarakat multikultural di Kalurahan Maguwoharjo Rumusan masalah Mendeskripsikan implementasi nilai-nilai moderasi beragama dalam kearifan lokal untuk membangun masyarakat multikultural di Kalurahan Maguwoharjo Mengidentifikasi nilai-nilai moderasi beragama yang terimplementasi dalam kearifan lokal untuk membangun masyarakat multikultural di Kalurahan Maguwoharjo Menganalisis faktor pendukung dan penghambat Implementasi nilai-nilai moderasi beragama dalam kearifan lokal untuk membangun masyarakat multikultural di Kalurahan Maguwoharjo Tujuan Penelitian Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta Magister Pendidikan Agama Islam

Manfaat Penelitian 1 1 . P enelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pikiran atau ide terhadap khazanah ilmu pengetahuan bidang sosial keagamaan dan budaya. Khusunsya dalam Implementasi nilai-nilai moderasi beragama dalam membangun kearifan lokal masyarakat multikultural 2. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi pelaksanaan penelitian yang relevan di masa yang akan datang dan penelitian ini juga memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pendidikan agama Islam dan semua elemen masyarakat dalam menerapkan nilai moderasi bergama yang berbasis kearifan lokal 3. Penelitian Implementasi nilai-nilai moderasi beragama dalam membangun kearifan lokal masyarakat multikultural diharapkan menjadi acuan awal dalam masyarakat dalam menerapkan nilai moderasi di kehidupan sehari-hari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Magister Pendidikan Agama Islam

KAJIAN PUSTAKA 01 02 03 - Straregi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menginternalisasikan Nilai-Nilai Moderasi Beragama Siswa Di SMPN 1 Kamal, Tesis , Qurratu Aini, 2023 Konsep Moderasi Beragama Perspektif Muhammad Quraish Shihab. Tesis, Imron Falak,2022 Analisis Pentingnya Moderasi Beragama di Era Digital, Artikel Journal Luthfi Ayu Fadhillah Utami, Tri Sulistiorini, Ira Linda Lestari. 2023 -Moderasi Beragama di SMA Negeri 1 Krembung-Sidoarjo (Suatu pendekatan Pendidikan Agama Islam dalam Menghadapi Tantangan Ekstrimisme), Tesis, Ulfanul Husna, 2020 - Pengembangan Nilai Moderasi Beragama dalam Materi Akidah Pada Perkuliahan Pendidikan Agama Islam di Universitas Negeri Padang, Artkel Journal Rini Rahma, Murniyetti Murniyetti, Waway Qodratulloh S, 2023. Kajian Pustaka 02 Kajian Pustaka 01 Kajia n Pustaka 0 3 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Magister Pendidikan Agama Islam

Nilai Milton Rekeach dan James Bank, nilai adalah suatu jenis kepercayaan dalam ruang lingkup sistem kepercayaan di mana seseorang bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau memiliki dan dipercayai. Chabib Thoha Nilai adalah adalah sifat yang melekat pada sistem keagamaan atau subjek yang memberikan makna. Oleh karena itu nilai berarti sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi manusia untuk digunakan untuk melakukan sesuatu. Di antara sembilan nilai, tujuh diciptakan oleh para ulama yang hadir di KTT Bogor tahun 2018. Sementara itu, dua prinsip tambahan anti kekerasan dan menghormati adat dihasilkan dari rekomendasi para ahli kepada Kementerian Agama. Kitab-kitab hukum Islam juga mengandung kedua nilai tersebut. Sembilan kriteria moderasi adalah : Jalan tengah (tawassuth), Keadilan (i’tidal), Toleransi (tasamuh), Musyawarah (syura), Reformasi (ishlah) . Kepemimpinan (qudwah), Kewargaan/cinta tanah air (muwathanah), Anti kekerasan (la’unf), Ramah budaya (i’tibar al-‘urf), Kesembilan nilai moderasi itu dipilih untuk membentuk kualitas mental terbaik bagi bangsa Indonesia. Moderasi adalah pilihan terbaik dalam agama Islam. (awasth) KERANGKA TEORITIK Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta Magister Pendidikan Agama Islam

Moderasi Beragama Menurut pemahaman Lukman Hakim dalam bukunya "Moderasi Beragama oleh Kementerian Agama," moderasi dalam berarti membagikan kebenaran dengan mempercayai esensi atau sifat ajaran agama yang dianut. Menurut Shihab, wasathiyyah dikaitkan dengan ajaran Islam karena diturunkan oleh Nabi Muhammad SAW. Istilah ini baru populer setelah radikalisme dan ekstrimisme menyebar, membuat sulit untuk mendefinisikan moderasi yang dimaksud dengan Islam karena cakupan ajarannya sangat luas. Istilah "wasath " mengacu pada tengah, keadilan, dan pilihan dalam Al-Qur'an. Kata wasathan juga diangap sebagai "terbaik", di antara dua pilihan buruk. Kementerian Agama RI menetapkan empat indikator moderasi beragama: komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan akomodasi terhadap budaya lokal. Nurcholis Madjid mengatakan bahwa kearifan lokal sangat penting untuk mengimplementasikan moderasi beragama. Melihat bahwa prinsip-prinsip toleransi, saling menghormati, dan keberagaman. Kearifan lokal dapat menjadi dasar yang kuat untuk membangun masyarakat multikultural yang harmonis. Nurcholis Madjid mengatakan bahwa untuk menerapkan nilai moderasi dalam kearifan lokal, hal-hal berikut harus dilakukan: Pemahaman Mendalam tentang Islam sebagai Agama Rahmatan Lil 'Alamin, Menumbuhkan Kesadaran akan Pluralisme, Membangun dialog antar agama, serta Penguatan Peran Ulama dan Intelektual Muslim . Kearifan lokal memungkinkan penyebaran kearifan lokal ke budaya lain, yang pada gilirannya menghasilkan nilai-nilai budaya nasional . M embentuk cara mereka bertindak dan berperilaku dikenal sebagai kebudayaan mereka. Moderasi beragama tidak hanya didapat dari pendidikan tetapi bisa melalui kearifan lokal pada masyarakat. KERANGKA TEORITIK Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta Magister Pendidikan Agama Islam

METODOLOGI Pendekatan Penelitian: Kualitatif Jenis Penelitian: lapangan (field research) Subjek Penelitian : Kamituwa, Staff Kalurahan, Masyarakat Kalurahan Maguwoharjo Teknik Penentuan Informan: Snowball sampling dan Purposive sampling Teknik Pengumpulaan Data: Observasi, Wawancara, Dokumentasi Uji Keabsahan Data: Triangulasi waktu, Triangulasi sumber dan Teknik Teknik analisis Data: Koleksi Data, Reduksi Data, Verifikasi Data 01 02 U in Sunan Kalijaga Yogyakarta Magister Pendidikan Agama Islam

HASIL DAN PEMBAHASAN Implementasi nilai-nilai moderasi beragama dalam kearifan lokal untuk membangun masyarakat multikultural Pertama, mempelajari budaya, yang terdapat pada nilai-nilai dasar, ajaran, dan praktik yang terkandung dalam kearifan lokal suatu masyarakat. Kedua, Menyesuaikan Agama dalam kearifan lokal dengan mengidentifikasi nilai-nilai seperti toleransi, saling menghormati, kerjasama, dan sikap terbuka yang sudah tertanam dalam kearifan lokal . Ketiga, mendidik generasi muda yaitu dengan sosialisasi dan edukasi menyebarkan pemahaman tentang nilai-nilai moderasi beragama kepada seluruh lapisan masyarakat, terutama generasi muda. Keempat, melibatkan semua pihak membentuk atau memperkuat lembaga-lembaga yang berperan dalam menjaga dan mengembangkan nilai-nilai moderasi beragama. Kelima, melakukan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari dengan menerapkan nilai-nilai moderasi beragama dalam berbagai aspek kehidupan, seperti interaksi sosial, kegiatan keagamaan, dan kebijakan publik. Memperkuat Nilai-Nilai Toleransi : Pendidikan agama mengajarkan toleransi, saling menghormati, dan kerja sama antar komunitas agama . Pemanfaatan kearifan lokal gotong royong: mendorong kolaborasi dalam berbagai kegiatan komunitas tanpa memandang agama. Pengetahuan tradisional, menggunakan pengetahuan tradisional yang mengajarkan nilai-nilai solidaritas dan hormat satu sama lain. Salah satu acara yang diselenggarakan adalah festival budaya antar umat beragama, yang menyajikan berbagai budaya dan seni dari berbagai agama. Membangun forum diskusi: Buat forum diskusi secara berkala antara komunitas agama untuk membahas masalah terbaru dan mencari solusi bersama. fasilitasi aktivitas keagamaan dan memberikan fasilitas yang sama kepada semua komunitas agama untuk beribadah Menggunakan teknologi informasi dan sarana media sosial untuk menyebarkan informasi positif tentang kerukunan beragama: Media ini bisa digunakan untuk menyebarkan nilai-nilai moral yang menciptakan persatuan dalam keberagaman. Media sosial tidak boleh digunakan untuk memicu perpecahan, tetapi sebaliknya harus berfungsi untuk menjaga keharmonisan agama Perkuat peran pemimpin komunitas, membimbing pemimpin agama, memberikan pelatihan dan dukungan kepada mereka agar mereka dapat menjadi teladan moderasi. U in Sunan Kalijaga Yogyakarta Magister Pendidikan Agama Islam

HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai-Nilai Moderasi Beragama Yang Terdapat Dalam Kearifan Lokal Tolerani, Kerukunan, Gotong Royong, Keadilan serta Kebersamaan Adapun Kearifan lokal dan Tradisi yang ada di Kalurahan Maguwoharjo: Nyadran adalah tradisi yang kuat di Jawa, terutama di pedesaan. Tradisi Nyadran berasal dari kata Sansekerta "Sraddha", yang berarti keyakinan. Ini adalah budaya yang berdoa untuk leluhur yang telah meninggal dan telah berkembang menjadi adat dan tradisi yang mencakup berbagai jenis seni budaya Bregodo adalah sekelompok pasukan atau barisan prajurit yang memainkan peran penting dalam budaya Jawa. "Bregodo" secara harfiah berarti barisan atau kelompok. Namun, bregodo memiliki makna yang lebih luas dan kaya akan simbolisme dalam budaya Jawa Gejog lesung, bagi masyarakat dusun sambilegi Kalurahan Maguwoharjo lebih dari sekadar kesenian. Ini adalah simbol kebersamaan, rasa syukur atas hasil panen, Gejog lesung dimainkan dengan ditumbuk-tumbuk dan iringan musik Tari Edan-edanan adalah tarian tradisional Jawa yang unik dan khas yang biasanya dimainkan selama berbagai upacara pernikahan, terutama di lingkungan istana. Meskipun nama "Edan-Edanan" mungkin terdengar sedikit menakutkan, tarian ini sebenarnya penuh dengan kegembiraan dan simbolisme. U in Sunan Kalijaga Yogyakarta Magister Pendidikan Agama Islam

HASIL DAN PEMBAHASAN Jemparingan adalah olahraga panahan tradisional Jawa dengan sejarah panjang dan banyak manfaat. Olahraga Jemparingan berasal dari Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan telah menjadi bagian penting dari budaya Jawa. Di tempat di desa Kalurahan Maguwoharjo Sambilegi Kidul, ini bukan sekadar olahraga panahan biasa. Namun, melibatkan aspek-aspek mendalam dari spiritualitas, filosofi, dan etika, sehingga ada etika dan tata krama yang harus dipatuhi ketika berpartisipasi dalam jemparingan. Gunungan adalah kumpulan berbagai makanan dan minuman yang disusun dalam bentuk kerucut yang mirip dengan gunung. Penonton acara biasanya memperebutkan gunungan Ini adalah cara mereka menunjukkan terima kasih. Dalam upacara grebeg keraton Jawa, gunungan adalah penanda terpenting. Ini terutama berlaku untuk grebeg (atau garebeg) Mulud (sebagai bagian dari perayaan sekaten), grebeg Sawal, dan grebeg Besar. Syawalan adalah tradisi yang memiliki banyak makna dan nilai luhur. Tradisiini bukan hanya sebuah perayaan; itu adalah waktu untuk introspeksi, memperkuat hubungan sosial, dan melestarikan budaya Hadroh yang berakar dari tradisi Islam, merupakan seni musik dan pembacaan syair-syair pujian yang bernuansa religius, kerap kali diiringi dengan alat musik seperti rebana, menciptakan suasana khidmat dan mendalam Kenduri dan muhasabah adalah tradisi spiritual dan sosial yang erat kaitannya dengan budaya Jawa dan nilai-nilai Islam. Muhasabah adalah proses introspeksi diri, refleksi mendalam tentang tindakan dan hubungan seseorang dengan Tuhan, dan kenduri adalah makan bersama yang melambangkan persahabatan, berbagi, dan memperkuat ikatan komunitas . U in Sunan Kalijaga Yogyakarta Magister Pendidikan Agama Islam

Hasil dan Pembahasan Faktor Pendukung dan Penghambat Faktor Pendukung implementasi nilai-nilai moderasi beragama dalam kearifan lokal yaitu didukung dari Dinas Kebudayaan Yogyakarta, Dinas Kabupaten Sleman, CSR pertamina adisucipto, masyarakat, dan Pemerintahan Kalurahan Maguwoharjo. Dukungan tidak hanya berupa materi tetapi juga dukungan support dan motivasi. Serta faktor ekonomi berupa honor. faktor budaya yang beragam dan politik serta lingkungan pendidikan F aktor penghambatnya secara umum yaitu sebagian masyarakat sibuk dengan pekerjaan atau kegiatan lainnya, jadi tidak fokus ke kearifan lokal saja, hanya sekedar sebagai sampingan untuk melestarikan budaya. Selain itu seiring perkembangan zaman yang makin modern susahnya untuk mengajak generasi muda. Masyarakat tertutup, yang cenderung mengisolasi diri dan enggan berinteraksi dengan kelompok lain, menjadi salah satu penghalang signifikan dalam mewujudkan masyarakat yang inklusif dan toleran. Serta Media Sosial yang disalahgunakan terhadap penyebaran berita terkait agama. . Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta Magister Pendidikan Agama Islam

Kesimpulan Implementasi nilai moderasi beragama dalam kearifan lokal merupakan upaya yang sangat penting untuk membangun masyarakat yang harmonis , toleran , inklusif . Proses ini melibatkan beberapa tahapan yang saling berkaitan . Pertama , mempelajari budaya yang terdapat pada nilai-nilai dasar , ajaran , dan praktik yang terkandung dalam kearifan lokal suatu masyarakat . Kedua , menyesuaikan agama dalam kearifan lokal dengan mengidentifikasi nila-nilai seperti toleransi , saling menghormati , Kerjasama, dan sikap terbuka yang sudah tertanam dalam kearifan lokal . Ketiga , mendidik generasi muda yaitu dengan sosialisasi dan edukasi menyebarkan pemahaman tentang nilai-nilai moderasi beragama kepada seluruh lapisan Masyarakat, terutama generasi muda . Keempat , melibatkan semua pihak dengan membentuk atau memperkuat Lembaga-Lembaga yang berperan dalam menjaga dan mengembangkan nilai-nilai moderasi beragama . Kelima , melakukan kegiatan sehari-hari dengan menerapkan nilai-nilai moderasi beragam dalam berbagai aspek kehidupan seperti interaksi sosial , kegiatan keagamaan , dan kebijakan publik . Nilai moderasi beragama dalam kearifan lokal untuk membangun masyarakat multikultural yaitu , nila-nilai Tengah ( tawassuth ) yaitu menciptakan sifat dan perilaku pertengahan dalam segala hal , tidak ekstrem kiri dan ekstrem kanan , serta menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban . Nilai tegak lurus ( I’tidal ) dimaksudkan untuk berperilaku proporsional dan adil serta penuh tanggung jawab . Nilai toleransi , musyawarah , reformasi, kepeloporan ( qudwah ), adalah membawa maksud memberi contoh , teladan , dan model kehidupan . Nilai kewarganegaraan atau cinta tanah air, adalah pemahaman dan sikap penerimaan eksistensi negara bangsa dan pada akhirnya menciptakan cinta tanah air dimanapun berada . Nilai Al- Muwathanah ini mengedepankan orientasi kewarganegaraan atau mengakui negara- bangsa dan menghormati kewarganegaraan . Nilai anti kekerasan menolak ekstremisme yang mengajak pada kerusakan dan kekerasan , baik terhadap dirinya sendiri ataupun terhadap tatanan sosial dan nilai ramah budaya , budaya dan agama tidak dapat disamaratakan atau diposisikan sama karena agama merupakan ajaran yang bersumber langsung dari Allah SWT sedangkan budaya merupakan hasil karya , pemikiran , dan pendapat manusia . Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta Magister Pendidikan Agama Islam

Kesimpulan Faktor pendukung implementasi nilai-nilai moderasi beragama dalam kearifan lokal yaitu didukung oleh dari Dinas Kebudayaan Yogyakarta, Dinas Kabupaten Sleman, CSR Pertamina Adisucipto , Masyarakat dan pemerintahan kalurahan Maguwoharjo . Dukungan tidak hanya berupa materi tetapi juga berupa support dan motivasi , Adapun faktor ekonomi berupa honor. Sedangkan faktor penghambatnya secara umum yaitu sebagian Masyarakat siibuk dengan pekerjaan atau kegiatan lainnya jadi tidak focus kearifan lokal saja hanya sekedar sebagai sampingan untuk melestarikan budaya . Selain itu seiring perkembangan zaman yang makin modern susahnya untuk mengajak generasi muda , Masyarakat tertutup , cenderung mengisolasi diri dan enggan berinteraksi dengan kelompok lain, menjadi salah satu penghalang yang signifikan dalam mewujudkan masyarakat inklusif dan toleran . Serta media social yang disalahgunakan terhadap penyebaran berita terkait agama. Selain itu ada faktor budaya yang beragam dan politik serta faktor lingkungan Pendidikan. Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta Magister Pendidikan Agama Islam

TERIMA KASIH Miftahul Janah Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta Magister Pendidikan Agama Islam
Tags