STRATEGI PENGEMBANGAN GEREJA TUA BETHZUR SEBAGAI OBJEK WISATA RELIGI DI DESA ETI, KECAMATAN PIRU, KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT Pembimbing 1 : Nurlaila Tuanany , M.Pd Pembimbing 2 : Fransisca Jalie Pattiruhu , M.H. PRODI PROGRAM STUDI PARIWISATA BUDAYA DAN AGAMA FAKULTAS ILMU SOSIAL KEAGAMAAN INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI AMBON 2025 Oleh : Juldri Agustinus Nurue (152O2OO2O4O36)
BAB 1 BAB 3 BAB 5 BAB 2 BAB 4 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya yang melimpah , termasuk potensi besar di sektor pariwisata sebagai penggerak ekonomi nasional . Salah satu bentuknya adalah wisata religi yang bernilai spiritual, historis , dan kultural ( Arief Yahya , 2015). Di Provinsi Maluku, Gereja Tua Bethzur di Desa Eti , Kabupaten Seram Bagian Barat , memiliki nilai sejarah dan arsitektur tinggi sebagai warisan penyebaran agama Kristen (Daniel Titirima , 2024). Namun , potensi ini belum dimanfaatkan optimal karena kurangnya pengelolaan , promosi , serta fasilitas pendukung . Dengan pengelolaan terarah dan dukungan pemerintah , Gereja Tua Bethzur berpeluang menjadi destinasi wisata religi unggulan yang melestarikan warisan budaya sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat .
Bagaimana strategi pengembangan Gereja Tua Bethzur sebagai objek wisata religi ? Apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan Gereja Tua Bethzur sebagai objek wisata religi ? RUMUSAN MASALAH 2 1 BAB 1 BAB 3 BAB 5 BAB 2 BAB 4
1 2 MANFAAT PENELITIAN Manfaat Teoretis Memberikan kontribusi ilmiah dalam pengembangan kajian pariwisata religi , khususnya terkait strategi pengembangan objek wisata religi dan Memperkaya literatur tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan objek wisata religi di Indonesia. Manfaat Praktis Bagi Pengelola Gereja Bagi Peneliti Selanjutnya BAB 1 BAB 3 BAB 5 BAB 2 BAB 4
BAB 1 BAB 3 BAB 5 BAB 2 BAB 4 4 TINJAUAN PUSTAKA 1 3 2 Rahayu ( 2019) dalam kajian yang berjudul “ Strategi Pengembangan Wisata Religi Gunung Haruman Garut ” Purniawati , et al ( 2022) dalam jurnal kajian yang berjudul “ Strategi Pengembangan Wisata Religi Pura Giri Sutra Mandala ” Mahasari , et al (2022) dalam penelitian yang berjudul “ Strategi Pengembangan Wisata Religi Berbasis Kearifan Lokal di Gunung Kemukus Strategi Pengembangan Wisata Religi Berbasis Kearifan Lokal di Gunung Kemukus ” Hanik Fauziah ( 2021) dalam penelitian yang berjudul “ Strategi Pengembangan Wisata Religi di Kabupaten Gresik (Studi pada Makam Maulana Malik Ibrahim dan Makam Sunan Giri) ” Eksel Resa Putra Pelealu, Selvie Rumampuk, (2022 ) dalam penelitian yang berjudul “ Peluang objek wisata religi di bukit doa kota tomohon oleh Eksel Resa Putra Pelealu dan Selvie Rumampuk ” 5
BAB 1 BAB 3 BAB 5 BAB 2 BAB 4 TINJAUAN TEORI Menurut Kanom , strategi pengembangan wisata merupakan suatu kerangka kerja yang menyeluruh dan terintegrasi , di mana pemerintah , sektor swasta , masyarakat , serta kalangan akademisi mempunyai peran penting di dalamnya . Pengembangan wisata religi membutuhkan SDM yang kompeten serta pengelolaan lingkungan yang baik agar tercipta suasana bersih , nyaman , dan menarik . Interaksi masyarakat , peziarah , dan lingkungan spiritual menjadi kunci pengalaman religius , sementara penerapan Sapta Pesona mendukung terwujudnya destinasi wisata yang berkelanjutan dan berdaya saing . Menurut Marsono , dkk , (2018, hal . 17.) Wisata religi merupakan salah satu bentuk kegiatan wisata yang berkaitan erat dengan nilai keagamaan yang diyakini oleh umat manusia . wisata religi bisa dimaknai sebagai aktivitas perjalanan ke tempat yang mempunyai nilai spiritual, historis , dan simbolis bagi suatu komunitas beragama Pengembangan wisata religi dipengaruhi faktor internal dan eksternal yang dianalisis melalui SWOT, mencakup SDM, fasilitas , promosi , dukungan pemerintah , tren wisata , dan teknologi , guna menyusun strategi tepat untuk mengoptimalkan potensi dan mengatasi hambatan secara berkelanjutan . 1 STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA 2 WISATA RELIGI 3 Sumber Daya yang Diperlukan dalam Pengembangan Pariwisata Religi 4 Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Pengembangan Pariwisata Religi BAB 1 BAB 3 BAB 2 BAB 1 BAB 2
KERANGKA BERPIKIR BAB 5 BAB 4 BAB 3 BAB 1 BAB 2 Judul Penelitian Strategi Pengembangan Gereja Tua Bethzur sebagai Objek Wisata Religi di Desa Eti, Kecamatan Piru, Kabupaten Seram-Barat. Nama Teori a. Konsep wisata b. Wisata religi Asumsi Teori Pengembangan objek wisata yang melibatkan masyarakat local dan dapat meningkatkan partisipasi dan rasa kepemilikan , yang pada gilirannya berkontribusi pada berkelanjutan ekonomi, social, dan budaya. Factor-faktor yang mendukung pengembangan pariwsata harus dimanfaatkan, sementara hambatan harus diidentifikasidan diatasi Rumusan Masalah a. Bagaimana strategi pengembangan Gereja Tua Bethzur sebagai objek wisata religi? b. Apa saja factor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan Gereja Tua Bethzur sebagai objek wisata religi? Metode a. Observasi/Dokumentasi Observasi pengamatan yang dilakukan secara sengaja sistematis mengenai fenomena social dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan (Joko Subagyo, 1997) . dokumentasi merupakan catatan penelitian yang sudah terdahulu. Dokumenatasi bisa berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. b. Wawancaara (Interview) Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh pihak kedua pihak yaitu pewancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan masalah penelitian. Penelitian ini kemudian mengharuskan penulis dalam melakukan wawancara mendalam agar mendaptakan informasi yang akurat dan utuh mengenai apa yang ingin penulis uraikan.
BAB 1 BAB 3 BAB 5 BAB 2 BAB 4 Dilihat dari sifatnya , kajian ini bersifat deskriptif , yakni berusaha menggambarkan objek kajian sesuai kondisi nyata sebagaimana ditemukan di lapangan (Nana Syaodih Sukmadinata , 2005:96) Kajian dalam skripsi ini menerapkan pendekatan kualitatif . Menurut Sugiyono (2015:3), kajian kualitatif berorientasi pada fakta yang ditemukan langsung di lapangan (field research) Data dianalisis secara kualitatif model Miles dan Huberman dengan 3 tahap : reduksi data, penyajian data, serta penarikan dan verifikasi kesimpulan untuk memastikan keabsahan hasil penelitian . Metode Penelitian 1 2 3 4 PENDEKATAN & JENIS PENELITIAN LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Untuk memperoleh informasi yang lengkap sesuai dengan fokus kajian , digunakan beberapa teknik pengumpulan data dengan Observasi dan Dokumentasi dan Wawancara PROSEDUR PENELITIAN Lokasi Kajian ini akan dilaksanakan di Desa Eti , Kecamatan Piru , Seram Bagian Barat. ( Gereja Tua Bethzur ), Pada Tahun 2024 TEKNIK PENGUMPULAN DATA 5 TEKNIK ANALISIS DATA
BAB 1 BAB 3 BAB 5 BAB 2 BAB 4 Tabel SWOT Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman HASIL DAN PEMBAHASAN 1. HASIL STRENGTHS ( KEKUATAN) 1. Nilai Sejarah Tinggi 2. Arsitektur Unik dan Bersejarah 3. Signifikansi Spiritual 4. Lokasi Strategis 5. Dukungan Masyarakat Lokal WEAKNESS (KELEMAHAN) 1. Kondisi Fisik Bangunan 2. Minimnya Fasilitas Pendukung 3. Pengelolaan Tidak Optimal 4. Keterbatasan Promosi OPPORTUNITY (PELUANG) 1. Tren Wisata Religi 2. Dukungan Pemerintah 3. Integrasi Rute Wisata 4. Teknologi dan Media THREATS ( ANCAMAN) 1. Kerusakan Berkelanjutan 2. Keterbatasan Sumber Daya 3. Kompetisi Objek Wisata 4. Perubahan Sosial
BAB 1 BAB 3 BAB 5 BAB 2 BAB 4 Strategi Pengembangan Berdasarkan Analisis SWOT Langkah pengembangan Gereja Tua Bethzur meliputi perbaikan bangunan rusak, pembangunan fasilitas pendukung dan sarana promosi digital, serta restorasi arsitektur dengan menjaga keaslian. Upaya lain mencakup pengembangan paket wisata religi, kerjasama dengan berbagai pihak, pendirian museum mini dan program edukasi, penataan landscape berkelanjutan dengan akomodasi wisata, serta penerapan sistem pemeliharaan dan pelatihan SDM lokal berbasis komunitas untuk menjaga keberlanjutan dan manfaat ekonomi masyarakat. HASIL DAN PEMBAHASAN 2. PEMBAHASAN
BAB 1 BAB 3 BAB 5 BAB 2 BAB 4 Kurangnya Pengelolaan dan Pemeliharaan pengembangan Gereja Tua Bethzur sebagai objek wisata religi Gereja Tua Bethzur mengalami kerusakan sekitar 50% akibat kurangnya pengelolaan, pemeliharaan, dan dukungan dana. Minimnya fasilitas, promosi, dan perhatian pemerintah juga menghambat pengembangannya sebagai wisata religi. Diperlukan strategi pengelolaan terpadu, dukungan dana, dan kolaborasi berbagai pihak untuk melestarikan serta mengoptimalkan potensi situs bersejarah ini. HASIL DAN PEMBAHASAN 2. PEMBAHASAN
BAB 1 BAB 3 BAB 5 BAB 2 BAB 4 Kurangnya Promosi dan Partisipasi Masyarakat dalam pengembangan Gereja Tua Bethzur sebagai objek wisata religi Kurangnya promosi dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan Gereja Tua Bethzur sebagai objek wisata religi menghambat peluang gereja ini untuk dikenal luas dan menarik lebih banyak pengunjung. Secara khusus, kurangnya promosi mengakibatkan Gereja Tua Bethzur kurang dikenal, baik di tingkat lokal maupun nasional. Padahal, promosi yang tepat bisa meningkatkan kesadaran publik akan nilai sejarah, arsitektur, dan signifikansi spiritual dari situs ini, oleh karenanya bisa mendorong wisatawan untuk berkunjung.. HASIL DAN PEMBAHASAN 2. PEMBAHASAN
BAB 1 BAB 3 BAB 5 BAB 2 BAB 4 Berdasarkan hasil analisis terhadap peluang Gereja Tua Bethzur sebagai objek wisata religi , bisa disimpulkan bahwa gereja ini mempunyai nilai sejarah , arsitektur , dan spiritual yang signifikan untuk masyarakat Maluku, khususnya di Desa Eti , Kecamatan Piru . Gereja Tua Bethzur tidak hanya mencerminkan perjalanan panjang perkembangan agama Kristen di daerah tersebut , m eski mempunyai banyak kekuatan , pengembangan objek wisata ini dihadapkan pada berbagai kendala , seperti keterbatasan fasilitas pendukung , minimnya promosi , dan kurangnya pemeliharaan bangunan Peluang pengembangan wisata religi di Maluku meningkat seiring minat wisatawan terhadap wisata sejarah dan spiritual. Namun , tantangan seperti keterbatasan dana , rendahnya kesadaran masyarakat , dan persaingan destinasi lain perlu diatasi . Melalui strategi pelestarian nilai sejarah , pemberdayaan masyarakat , dan kerja sama lintas pihak , Gereja Tua Bethzur berpotensi menjadi destinasi wisata religi unggul dan berkelanjutan . SIMPULAN
BAB 1 BAB 3 BAB 5 BAB 2 BAB 4 Disarankan untuk membangun fasilitas dasar guna meningkatkan kenyamanan pengunjung , melakukan penggalangan dana untuk restorasi dan pelestarian gereja , serta memperkuat promosi digital agar jangkauan wisatawan lebih luas . Selain itu , pelibatan aktif masyarakat lokal melalui pelatihan , usaha cenderamata , dan kuliner perlu ditingkatkan guna mendukung keberlanjutan dan rasa memiliki terhadap objek wisata . SARAN