ppt tatalaksana gizi buruk pada balita 1

puskesmasciteras 1 views 72 slides Sep 16, 2025
Slide 1
Slide 1 of 72
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67
Slide 68
68
Slide 69
69
Slide 70
70
Slide 71
71
Slide 72
72

About This Presentation

tatalaksana gizi buruk


Slide Content

Tata Laksana Gizi Buruk Pada Balita di Layanan Rawat Inap Direktorat Gizi Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI 1

Tujuan Pembelajaran Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 2 Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah Mengikuti Materi Ini, Peserta Mampu MenerapkanTata laksana Gizi Buruk Pada Balita Di Rawat Inap

Tujuan Pembelajaran Khusus : 3 Menjelaskan 5 (lima) kondisi klinis balita gizi buruk berdasarkan 3 ( tiga ) tanda bahaya dan tanda penting Menjelaskan tiga tanda bahaya dan tanda penting . Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita Melakukan perawatan dan pengobatan balita gizi buruk pada fase stabilisasi sesuai dengan 5 (lima) kondisi klinis Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu: 2 1 3

Tujuan Pembelajaran Khusus : 4 Melakukan tatalaksana gizi buruk pada kelompok khusus : bayi < 6 bulan , balita ≥ 6 bulan dengan berat badan < 4 kg Melakukan p enyusun an rencana perawatan dan pengobatan balita gizi buruk pada fase transisi dan rehabilitasi Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita Melakukan pemantauan dan evaluasi perawatan gizi buruk pada balita di rawat inap inap sesuai dengan 5 (lima) kondisi klinis Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu: 5 4 6

Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Tiga Tanda Bahaya dan Tanda Penting Lima Kondisi Klinis Balita Gizi Buruk Berdasarkan 3 ( Tiga ) Tanda Bahaya dan Tanda Penting Perawatan dan Pengobatan Balita Gizi Buruk p ada Fase Stabilisasi Sesuai dengan 5 (Lima) Kondisi Klinis : a. Rencana I Untuk Kondisi I d. Rencana IV Untuk Kondisi IV b. Rencana II Untuk Kondisi II e. Rencana V Untuk Kondisi V c. Rencana III Untuk Kondisi III Rencana Perawatan dan Pengobatan Balita Gizi Buruk pada Fase Transisi dan Rehabilitasi Tatalaksana Gizi Buruk pada Kelompok Khusus : Bayi < 6 Bulan dan Balita ≥ 6 Bulan d engan Berat Badan < 4 Kg Pemantauan dan Evaluasi Perawatan Gizi Buruk p ada Balita di Rawat Inap 5 Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita

Pokok Bahasan 1 Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 6

Tiga Tanda Bahaya dan Tanda Penting Bila capil l ary refill > 3 detik  RENJATAN! 7 Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita

Evaluasi Pembelajaran : Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 8

Pokok Bahasan 2 Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 9

Lima Kondisi Klinis Balita Gizi Buruk Berdasarkan 3 tanda bahaya dan tanda penting terdapat 5 kondisi klinis yang tata laksananya mengacu pada 10 langkah tata laksana gizi buruk pada balita 10 Tanda Bahaya dan Tanda Penting Kondisi Klinis I II III IV V Renjatan + - - - - Letargis + + - + - Diare/ muntah dengan atau tanpa dehidrasi + + + - - Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita

Evaluasi Pembelajaran : Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 11

Pokok Bahasan 3 Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 12

P erawatan dan Pengobatan Balita Gizi Buruk pada Fase Stabilisasi Sesuai dengan 5 (lima) Kondisi Klinis Tindakan pada fase stabilisasi disesuaikan dengan kondisi klinis balita yaitu : rencana I untuk kondisi klinis 1 rencana II untuk kondisi klinis 2 rencana III untuk kondisi klinis 3 rencana IV untuk kondisi klin is 4 rencana V untuk kondisi klinis 5 Tindakan pada ke-5 kondisi klinis tersebut berbeda , khususnya dalam hal mengatasi kegawatdaruratan serta dalam pemberian cairan dan makanan /formula 13 Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita

3 Rencana I untuk Kondisi Klinis 1 14 Rencana I adalah tindakan pada renjatan ( syok ), letargis , diare / muntah / dehidrasi Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita Ringer Laktat + Dekstrosa / glukosa 10% perbandingan 1:1 (v/v) Segera Berikan 4 1 2 3 Ampisilin 50 mg/kg BB IM/IV / 6 jam selama 2 hari ,  Amoksisilin oral 25-40 mg/kg BB / hari , 5 hari + Gentamisin 7.5 mg/kg BB IM / IV 1X/ hari selama 7 hari . 5

Rencana 1 Lanjutan (1) … 15 RLG 5% dan ReSoMal s ampai habis pada akhir jam pertama . Catat frekuensi denyut nadi dan frekuensi napas setiap 10 menit Bila pada akhir jam pertama denyut nadi menguat, frekuensi nadi dan napas turun maka: RLG 5% diteruskan dengan dosis yang sama selama 1 jam berikutnya Selama rehidrasi belum tercapai, berikan ReSoMal Selama pemberian cairan, catat frekuensi denyut nadi dan frekuensi napas setiap 30 menit Satu Jam Kedua (1) Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita Satu Jam Pertama

Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 16 Bila pada akhir jam pertama denyut nadi tetap lemah, frekuensi nadi dan napas tetap tinggi kemungkinan terjadi syok SEPTIK Cairan intravena dikurangi menjadi 4 ml/kgBB/jam Tranfusi packed red cells/darah segar sebanyak 10 ml/kgBB dalam 3 jam Berikan furosemid 1 mg/kgBB iv sesaat sebelum transfusi. Selama tranfusi hentikan pemberian cairan oral, NGT dan IV Catat frekuensi nadi dan frekuensi napas setiap 10 menit . Tidak membaik  Rujuk Membaik  setelah selesai tranfusi darah segera berikan F-75 setiap 2 jam, tanpa ReSoMal ). Bila masih menyusu , berikan ASI di antara pemberian F-75 Satu Jam Kedua (2)

Rencana 1 Lanjutan (2)… 17 a. Berikan ReSoMal 5-10 ml/ kgBB / pemberian selang-seling dengan F-75 b. S udah rehidrasi dan tidak ada diare : H entikan ReSoMal Lanjutkan pemberian F-75 setiap 2 jam. Catat denyut nadi dan frekuensi napas setiap 1 jam. P erhatikan terjadinya over hidrasi c. M asih diare beri ReSoMal setiap diare : 50-100 ml pada anak usia < 2 tahun 100-200 ml pada anak usia ≥ 2 thn Bila balita masih menyusu beri ASI di antara pemberian F-75. 10 Jam Berikutnya (1) Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita

Rencana 1 Lanjutan (2)… 18 Bila diare/muntah berkurang dan balita dapat menghabiskan sebagian besar F-75 ( 80%)  F -75 dapat diberikan setiap 3 jam, Bila tidak habis sisanya berikan melalui NGT. e. Bila tidak ada diare/muntah dan balita dapat m enghabiskan F-75  F-75 diberikan tiap 4 jam  masuk ke fase transisi . Bila ada tanda over hidrasi , hentikan semua pemberian cairan (oral, NGT, iv) Evaluasi setelah 1 jam, bila membaik lanjutkan rencana I sampai selesai . V olume formula / cairan ditingkatkan perlahan-lahan (10 ml/ kgBB / hari sampai volume semula sebelum gagal jantung . 10 Jam Berikutnya (2) Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita

Tanda Overhidrasi 19 Peningkatan denyut nadi dan frekuensi napas ( keduanya harus meningkat ) 1 2 Vena jugularis membengkak ( denyut vena dapat terlihat di daerah leher ) 3 Edema bertambah Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita Overhidrasi dapat menyebabkan gagal jantung kongestif , ditandai dengan : Peningkatan frekuensi denyut nadi ≥ 25 x/ menit , DAN 1 2 Peningkatan frekuensi napas ≥5 x/ menit 3 Tanda lain: pembesaran hati , pembengkakan vena jugularis , edema pada kelopak mata , suara jantung irama gallop, ronki halus pada paru .

Tabel Contoh penerapan rencana I pada kasus balita gizi buruk BB 5 kg tanpa edema Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 20 *) sesuai kemampuan anak   75

Rencana II unt uk Kondisi Klinis II Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 21 Beri ReSoMal , oral/NGT setiap 30 menit , 5 ml/ kgBB / pemberian . Catat FJ, FN dan pemberian ReSoMal setiap 30 menit . Bila dalam 2 jam pertama , kondisi memburuk ( renjatan ), segera infus sesuai rencana I ( tanpa pemberian bolus glukosa ). Bila setelah 2 jam pertama kondisi membaik  lanjut ke 10 jam berikutnya . Dua jam pertama Rencana II adalah tindakan pada letargis , diare / muntah / dehidrasi Bolus glukosa 10% IV, 5 ml/ kgBB . Lanjutkan dengan pemberian 50 ml lar . glukosa atau larutan gula pasir 10% per NGT Segera berikan

Sepuluh Jam Berikutnya (1) Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 22 Kondisi membaik teruskan ReSoMal 5-10 ml/ kgBB /kali selang-seling dengan F-75 setiap 1 jam. Catat FJ dan FN setiap 1 jam. Bila sudah rehidrasi dan tidak ada diare : Hentikan ReSoMal  F-75 setiap 2 jam, Bila masih diare Berikan ReSoMal : setiap diare - 50-100 ml ( anak <2 thn ) - 100-200 ml ( anak ≥2 thn ) c. Balita masih menyusu  ASI di antara F-75. d. Bila diare / muntah berkurang dan balita dapat habiskan sebagian besar F-75  F75 tiap 3 jam e. Bila dapat menghabiskan jatah F75 sebelumnya  F-75 tiap 4 jam  masuk ke fase transisi

Sepuluh Jam Berikutnya (2) Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 23 f. Bila ada tanda over hidrasi : Hentikan pemberian cairan melalui oral, NGT, iv. evaluasi setelah 1 jam  membaik lanjutkan rencana II sampai selesai , teruskan pemberian cairan dan makanan sampai ke Fase Transisi dan fase Rehabilitasi . g. Balita sudah sadar  beri ReSoMal dan F-75 per oral bila tidak habis berikan sisanya lewat NGT .

Tabel Contoh penerapan rencana II pada kasus balita gizi buruk BB 5 kg tanpa edema: Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 24

Rencana III untuk Kondisi Klinis III Segera berikan 50 ml glukosa 10% atau larutan gula pasir 10 %, oral/NGT. Dua jam pertama Beri ReSoMal 5 ml/ kgBB / pemberian , oral/NGT setiap 30 menit . Catat nadi , frekuensi nafas setiap 30 menit Bila dalam 2 jam pertama , kondisi memburuk ( syok )  infus sesuai rencana I ( tanpa pemberian bolus glukosa ). Bila kondisi membaik  lanjut ke sepuluh jam berikutnya Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 25 Rencana III adalah tindakan pada diare / muntah / dehidrasi

Rencana III untuk Kondisi Klinis III Sepuluh jam berikutnya Teruskan ReSoMal 5-10 ml/ kgBB selang-seling dengan F-75 setiap 1 jam. Bila diare dan muntah berkurang , anak mampu menghabiskan sebagian besar F-75  berikan F-75 tiap3 jam. Bila dapat menghabiskan jatah F-75/3jam  ubah pemberian menjadi tiap 4 jam  masuk ke fase transisi Bila overhidrasi  hentikan cairan melalui oral/NGT, evaluasi setelah 1 jam. Membaik  lanjut r encana III samp a i selesai  teruskan pemberian cairan / formula Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 26 Rencana III adalah tindakan pada diare / muntah / dehidrasi

Tabel Contoh penerapan rencana III pada kasus balita gizi buruk BB 5 kg tanpa edema. Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 27

Berikan F-75 per NGT sebanyak ¼ jumlah sesuai tabel setiap 30 menit. Catat nadi, frekuensi napas dan kesadaran setiap 30 menit. b. Bila belum sadar /masih letargis setelah 2 jam-I : Ulangi 2 jam kedua dengan dosis seperti pada 2 jam pertama. Cari kemungkinan penyebab lain letargis. Dua jam pertama Rencana IV untuk Kondisi Klinis IV Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 28 Bolus glukosa 10% iv, 5 ml/kgBB Lanjutkan dengan 50 ml glukosa10% atau larutan gula pasir 10% per NGT Segera berikan Rencana IV adalah tindakan pada keadaan letargi

Rencana IV Lanjutan … Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 29 Bila sudah sadar teruskan ke 10 jam berikutnya: pemberian F-75 setiap 2 jam, oral / NGT . Catat FJ, FN dan kesadaran tiap 1 jam. Bila masih menyusu berikan ASI diantara pemberian F-75. Bila balita dapat menghabiskan sebagian besar F-75  ubah pemberian tiap 3 jam  selanjutnya tiap 4 jam bila balita dapat menghabiskan porsinya  masuk ke fase transisi Bila ada tanda overhidrasi , hentikan pemberian cairan oral/NGT. Evaluasi setelah 1 jam, bila membaik lanjutkan rencana IV samp a i selesai , kemudian teruskan pemberian formula untuk Fase Transisi dan fase Rehabilitasi . 10 Jam berikutnya

Tabel Contoh penerapan rencana IV pada kasus balita gizi buruk BB 5 kg tanpa edema: Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 30

Rencana V untuk Kondisi Klinis V Rencana V adalah tindakan pada balita gizi buruk yang tidak menunjukkan tanda bahaya atau tanda penting tertentu , tetapi mungkin ada komplikasi / penyakit penyerta yang memerlukan perawatan Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 31 Glukosa 50 ml atau larutan gula pasir 10% secara oral. Segera berikan Beri F-75 sebanyak 1/4 jumlah sesuai tabel setiap 30 menit . Catat FJ, FN napas dan kesadaran tiap 30 menit . Dua jam pertama

Teruskan pemberian F - 75 setiap 2 jam sesuai tabel F - 75. Bila balita dapat menghabiskan sebagian besar F-75,  pemberian tiap 3 jam dan selanjutnya tiap 4 jam  masuk ke fase transisi . Bila masih menyusu berikan ASI diantara pemberian F-75. Bila ada tanda over hidrasi , hentikan pemberian semua cairan melalui oral/NGT  Evaluasi setelah 1 jam, bila membaik  lanjut rencana V samp a i selesai. Teruskan pemberian formula sesuai fase berikutnya (Fase Transisi dan fase Rehabilitasi). Lakukan tindakan medis sesuai dengan komplikasi yang ada. 10 Jam Berikutnya Rencana V untuk Kondisi Klinis V Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 32

Tabel Contoh penerapan rencana V pada kasus balita gizi buruk BB 5 kg tanpa edema Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 33

Evaluasi Pembelajaran Peserta melaksanakan penugasan berupa latihan kasus dengan 5 kasus sesuai sub pokok bahasan ini : Rencana I untuk kondisi I, Rencana II untuk kondisi II, Rencana III untuk kondisi III, Rencana IV untuk kondisi IV, Rencana V untuk kondisi V. Pelaksanaan latihan kasus mengacu pada latihan kasus ( terlampir ) Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 34

Pokok Bahasan 4 Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 35

Pokok Bahasan 4 Penyusunan Rencana Perawatan dan Pengobatan Balita Gizi Buruk Pada Fase Transisi d an Rehabilitasi Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 36

Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 37 Fase Transisi

Contoh : Perpindahan fase Stabilisasi ke fase Transisi (F-75  F-100 . Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 38

B ertahap sebagian F-100 diganti dengan makanan padat gizi . ASI diberikan sebagai tambahan. Fase Rehabilitasi Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 39 Tujuan pemberian makan pada fase rehabilitasi adalah untuk memulihkan jaringan tubuh yang hilang . Dikenal sebagai fase tumbuh kejar . Energi 150-220 kkal / kgBB / hari , protein 4-6 g/ kgBB / hari berupa F - 100, dinaikkan bertahap sampai jumlah yang dapat dihabiskan balita Bila ada layanan rawat alan  fase rehabilitasi dilakukan di layanan rawat jalan sesuai protokol tata laksana balita gizi buruk di layanan rawat jalan ( Materi Inti 4)

Evaluasi Pembelajaran Peserta melaksanakan penugasan latihan kasus dengan menggunakan kasus sebelumnya ( pokok bahasan 3) untuk menyusun tatalaksana pada fase transisi dan rehabilitasi Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 40

Pokok Bahasan 5 Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 41

Tatalaksana gizi buruk pada kelompok khusus: Bayi < 6 bulan dan B al ita ≥ 6 bulan dengan berat badan < 4 Kg Pokok Bahasan 5 Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 42

A. Rawat Inap pada Bayi Gizi Buruk Usia < 6 Bulan Bayi berusia kurang dari 6 bulan dengan gizi buruk harus mendapat layanan rawat inap . Tatalaksananya perlu perhatian khusus , karena : Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 43 Sering ada penyebab organik / kelainan bawaan , kelahiran prematur dan adanya masalah asupan gizi ; Fisiologi berbeda dari balita , sehingga F -100 tidak cocok untuk bayi < 6 bulan maka F - 100 harus diencerkan ; Pemberian ASI merupakan bagian terpenting untuk pemulihan dan sebagai penunjang kelangsungan hidup , karena itu kesehatan ibu merupakan hal yang sangat penting ;

Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 44 BAGAN TATA LAKSANA KELOMPOK KHUSUS

Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 45

Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 46

B. Tatalaksana rawat inap bayi < 6 bulan dengan gizi buruk dan B al ita ≥ 6 bulan dengan berat badan < 4 kg melewati fase-fase yang sama dengan rawat inap balita dengan gizi buruk pada umumnya , yaitu Fase Stabilisasi , Transisi dan Rehabilitasi . Pemberian ASI merupakan hal yang sangat menentukan , karena dalam 6 bulan pertama kehidupannya makanan terbaik bayi adalah ASI (ASI eksklusif ). Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 47

1. Bayi < 6 bulan dengan gizi buruk dan ada kemungkinan pemberian ASI. Tatalaksana pemberian ASI pada Fase Stabilisasi Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 48

Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 49

Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 50

Bayi < 6 bulan dengan gizi buruk dan ada kemungkinan pemberian ASI. Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 51 F ormula yang digunakan tetap sama. Transisi yang terjadi adalah mengupayakan agar bayi semakin banyak mendapatkan ASI dan secara bertahap bayi hanya mendapat ASI ketika pulang. Tujuan yang ingin dicapai pada fase ini adalah : menurunkan jumlah formula yang diberikan mempertahankan kenaikan berat badan , melanjutkan pemberian ASI. Fase Transisi Fase Rehabilitasi

Kemajuan klinis dinilai dari kenaikan berat badan setiap hari : Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 52 Bila berat badan turun atau tidak naik 3 hari berturut-turut tetapi bayi tampak lapar , menghabiskan formula yang diberikan  tambahkan 5 ml formula pada setiap pemberian . Bila suplementasi formula tidak bertambah selama perawatan tetapi berat badan naik , berarti produksi ASI terus meningkat . Bila setelah beberapa hari bayi tidak lagi menghabiskan jatah formulanya tetapi BB tetap naik , berarti asupan ASI meningkat dan bayi mendapat cukup asupan untuk memenuhi kebutuhan . Bayi ditimbang setiap hari dengan timbangan yang mempunyai ketelitian sampai 10 g

Ketika bayi menunjukkan kenaikan BB 20 g/ hari ( kenaikan absolut ) : Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 53 Kurangi jumlah formula, mulai dari 1/4 jumlah yang seharusnya , kemudian bertahap 1/2- nya . Bila BB tetap naik berarti produksi ASI sudah bertambah dan bayi mendapat ASI lebih banyak . Bila kenaikan berat badan tetap terjaga selama 2-3 hari  pemberian formula dapat dihentikan .

Ketika bayi menunjukkan kenaikan BB 20 g/ hari ( kenaikan absolut ) : Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 54 3) Bila tidak terjadi kenaikan berat badan  pemberian formula kembali ditambah hingga 75% ( atau 3/4 jatah ) selama 2-3 hari . Bila kenaikan berat badan stabil  pemberian formula dapat dikurangi dan dihentikan . 4) Rawat bayi beberapa hari berikutnya dengan hanya mendapat ASI untuk memastikan berat badan tetap naik (> 20 g/ hari )  bayi dapat pulang / rawat jalan tanpa melihat berapa berat badannya ataupun indeks BB/PB

Kriteria pulang dari rawat inap dan pindah ke layanan rawat jalan untuk bayi yang mendapatkan ASI Keberhasilan relaktasi dengan menghisap efektif : kenaikan berat badan minimal 20 g/ hari selama 5 hari berturut-turut hanya dengan mengonsumsi ASI. Tidak ada edema Kondisi klinis baik , bayi sadar , tidak ada komplikasi medis . Ibu sudah mendapat konseling menyusui dan gizi seimbang untuk ibu menyusui . Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 55

Bayi < 6 bulan gizi buruk , dan TIDAK ADA kemungkinan pemberian ASI dan Balita gizi buruk > 6 bulan dengan BB < 4 kg Tujuan tata laksana pada keadaan ini adalah bayi gizi buruk mendapat makanan pengganti yang aman dan sesuai untuk pemulihan gizi. Bayi dipulangkan dengan pemberian formula dan pengasuh memahami cara penyiapan dan pemberian formula yang aman . Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 56

Tatalaksana: Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 57 Fase Stabilisasi Fase Rehabilitasi Beri susu formula bayi / F - 100 yang diencerkan / F - 75 ( bila ada edema) 130 ml/ kgBB / hari , setiap 2-3 jam. Formula dapat diberikan dengan menggunakan cangkir , teknik drip-drop atau NGT. Jumlah F - 75 atau F-100 yang diencerkan dapat dilihat pada lampiran 5.2 Jumlah formula dinaikkan1/3 jumlah yang diberikan pada Fase Stabilisasi untuk pemenuhan kalori 110 – 130 kkal / kgBB / hari (volume dari 130 ml/ kgBB / hari menjadi 175 ml/ kgBB / hari ). Lampiran 5.2 digunakan untuk menentukan jumlah F-100 yang diencerkan . Bayi mendapat formula ( susu formula bayi / F-100 yang diencerkan ) 200ml/ KgBB/hari atau 2 kali jumlah yang diberikan pada Fase Stabilisasi untuk pemenuhan kalori 150 kkal / kgBB / hari .   Tabel 5.2 digunakan untuk menentukan jumlah formula yang diberikan pada bayi yang tidak mendapat ASI. Kriteria untuk beralih dari Fase Transisi ke Fase Rehabilitasi Nafsu makan baik : bayi menghabiskan minimal 90% f ormula. Minimal 2 hari berada di Fase Transisi . Kondisi klinis baik , bayi sadar dan tidak ada komplikasi medis . Fase Transisi

Pemantauan Pemantauan tidak berbeda baik pada Fase Stabilisasi , Transisi dan Rehabilitasi , baik bagi bayi dengan ASI maupun tanpa ASI. Parameter yang harus dipantau dan dicatat dalam rekam medik : Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 58 b. c. Berat badan ditimbang setiap hari menggunakan alat timbang dengan ketelitian 10g Derajat edema (0 sampai +3) Kesadaran dan tanda vital (suhu,frekuensi nafas dan nadi diukur minimal 2 kali/ hari . e. Hal- hal lain yang perlu dicatat , misal menolak makan , rute asupan makanan (oral, NGT atau parenteral), transfusi a. d. Gejala klinis : pilek, batuk , muntah , defekasi , dehidrasi , pembesaran hati

Kriteria pindah ke layanan rawat jalan Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 59 Kondisi klinis baik , bayi sadar dan tidak ada komplikasi medis 1 2 Tidak ada edema 3 Kenaikan berat badan minimal 20 g/ hari atau > 5g/KgBB/ hari selama 5 hari berturut-turut Ibu dan bayi mendapatkan akses ke pelayanan rawat jalan 4 5 Ibu sudah mendapat konseling menyusui dan gizi seimbang untuk ibu menyusui (untuk bayi yang mendapat ASI Ekskusif) . 6 Ibu sudah mendapat konseling cara penyiapan dan pemb eri an formula serta pemberian makan sesuai umur . 7 Ibu / pengasuh dan keluarga dapat mengakses susu formula untuk terapi gizi secara berkelanjutan ( untuk bayi yang tidak mendapat ASI).

Kriteria sembuh / selesai perawatan / keluar dari semua layanan gizi buruk Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 60 Kondisi klinis baik , balita sadar dan tidak ada komplikasi medis . 1 2 Kenaikan berat badan cukup . 3 Tidak ada edema BB/PB ≥ -2 SD 4

Evaluasi Pembelajaran Peserta melaksanakan penugasan dengan diberikan latihan kasus yang ditayangkan dalam slide presentasi dan dikerjakan secara individual ( 30 menit ). Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 61

Pokok Bahasan 6 Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 62

Pemantauan dan Evaluasi Perawatan Gizi Buruk pada Balita di Rawat Inap Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 63

Pemantauan yang dilakukan pada semua fase dilakukan setiap hari dengan cara mencatat : Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 64 Tanda vital ( denyut nadi , frekuensi pernapasan , suhu ). 1 2 Tanda-tanda bahaya . 3 Derajat edema ( bila ada edema). Jumlah formula yang diberikan dan dihabiskan . 4 5 Obat-obatan dan terapi cairan yang diberikan 6 Frekuensi defekasi dan konsistensi feses . 7 Produksi urin 8 Berat Badan

Catatan Penting Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 65 Hal yang perlu diwaspadai dan diamati adalah tanda dan g ejala dini gagal jantung : N adi cepat dan nafas cepat. Bila keduanya meningkat, yaitu pernafasan naik 5x/menit dan denyut nadi naik 25x/menit) yang menetap selama 2 kali pemeriksaan dengan jarak 4 jam berturut-turut, maka hal ini merupakan tanda bahaya yang perlu dicari penyebabnya.

Bila terdapat gejala gagal jantung, langkah-langkah berikut perlu segera dilakukan : Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 66 Volume formula dan cairan dikurangi, menjadi 100 ml/kgBB/hari diberikan tiap dua jam . 01 Selanjutnya volume formula dan cairan ditingkatkan perlahan-lahan (10 ml/ kgBB / hari ) sampai volume semula sebelum gagal jantung . 02

Penilaian kemajuan Fase Rehabilitasi Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 67 Timbang dan catat berat badan setiap pagi sebelum diberi makan an . Hitung dan catat kenaikan berat badan setiap hari dalam gram/kgBB/hari Bila kenaikan berat badan: kurang , yaitu bila kenaikan berat badan kurang dari 5 g/kg BB/hari, balita membutuhkan penilaian ulang lengkap; cukup , yaitu bila kenaikan berat badan 5-10 g/kg BB/hari baik , yaitu bila kenaikan berat badan lebih dari 10 g/kg BB/hari ATAU kurang , yaitu bila kenaikan berat badan kurang dari 50 g/kg BB/per minggu, maka balita membutuhkan penilaian ulang lengkap; baik , yaitu bila kenaikan berat badan ≥ 50g/kgBB/m gg 2. Kategori 1. Tindakan

K riteria gagalnya perawatan balita gizi buruk Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 68 Kriteria Hari setelah ditangani di layanan rawat inap Nafsu makan belum pulih 4 – 7 hari Edema tidak berkurang 4 – 7 hari Edema masih ada 10 hari Berat badan gagal naik selama 3 hari berturut-turut < 5 gr /kg BB/ hari pada fase rehabilitasi

Penyebab gagalnya perawatan balita gizi buruk Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 69 Pemberian terapi gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan balita gizi buruk 01 Fasilitas pelayanan . 02 Balita menderita penyakit infeksi yang tidak teridentifikasi sebelumnya, seperti infeksi saluran kemih, infeksi telinga, TB, malaria, HIV atau menderita penyakit lain, seperti kelainan kongenital, keganasan dan gangguan sistem kekebalan tubuh. 03

Kriteria Keluar dari Layanan Rawat Inap ke Rawat Jalan Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 70 Keluar dari layanan rawat inap ke rawat jalan Sembuh Balita gizi buruk 6-59 bulan Tidak ada komplikasi medis, dan Edema berkurang, dan Nafsu makan baik, dan Secara klinis baik. Selama 2 minggu berturut-turut mempunyai kondisi : LiLA ≥ 12.5cm ( hijau ) dan / atau Skor -Z BB/PB(BB/TB) ≥ -2 SD Tidak ada edema, Klinis baik

Kriteria Keluar dari Layanan Rawat Inap ke Rawat Jalan Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 71 Keluar dari layanan rawat inap ke rawat jalan Sembuh Bayi gizi buruk < 6 bulan Tidak ada komplikasi medis Tidak ada edema Kondisi klinis baik Kenaikan berat badan cukup Untuk bayi yang kembali mendapat ASI eksklusif : Ibu sudah mendapat konseling menyusui dan gizi seimbang untuk ibu menyusui . Untuk bayi yang tidak mendapat ASI: Ibu / pengasuh dan keluarga dapat mengakses susu formula untuk terapi gizi secara berkelanjutan Selama 2 minggu berturut-turut berada pada kondisi: BB/PB ≥ -2 SD Tidak ada edema Kondisi klinis baik , balita sadar dan tidak ada komplikasi medis . Kenaikan berat badan cukup .    

P encatatan dan pelaporan layanan rawat inap Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 72 Bila ada kasus kematian balita gizi buruk maka informasi berikut perlu dicatat dan dilakukan tinjauan kasus untuk mencari tahu penyebab dan solusinya : Penyebab meninggal Jumlah hari perawatan hingga balita meninggal Waktu kematian d an hal-hal terkait lainnya Bila ada balita gizi buruk yang pulang paksa dari layanan rawat inap , maka : Lakukan rujukan ke fasilitas kesehatan terdekat dengan domisili balita Lakukan kunjungan rumah
Tags