Presentasi Agama dan Manusia............

MuhammadDawam2 0 views 10 slides Oct 06, 2025
Slide 1
Slide 1 of 10
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10

About This Presentation

Persentase agama dan manusia


Slide Content

AGAMA DAN MANUSIA Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Agama. Disusun oleh: Fudhail Abdul Habib & Herdianto Sirait PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM AL GHURABAA

KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat-Nya, makalah "Agama dan Manusia" ini dapat terselesaikan. Makalah ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam tentang hubungan agama dan manusia dari perspektif psikologis, serta peran agama dalam membentuk kepribadian dan kesejahteraan. Penulis menyadari keterbatasan makalah ini, namun berharap dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam memperluas wawasan.

PENDAHULUAN: Pencarian Makna Hidup Sejak awal peradaban, manusia selalu mencari makna hidup dan tujuan keberadaan. Agama hadir sebagai pedoman, memberikan arah dan ketenangan jiwa. Psikologi agama memandang agama sebagai bagian integral dari kehidupan manusia, memengaruhi aspek psikis, emosi, motivasi, dan perilaku. William James mendefinisikan agama sebagai pengalaman individu yang berhubungan dengan Yang Ilahi. Dalam Islam, manusia diciptakan dengan fitrah, potensi untuk mengenal dan menyembah Allah (QS. Ar-Rum: 30).

Agama dalam Psikologi Agama Agama, dari kata "ad-din" atau "religio" (mengikat), dalam psikologi dipahami sebagai pengalaman batin yang memengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakan. 1 Sistem Kepercayaan Menurut Jalaluddin, agama adalah sistem kepercayaan yang memberi makna hidup dan pedoman moral. 2 Pengalaman Subjektif William James menekankan agama sebagai pengalaman individu yang penuh makna dan subjektif. 3 Wahyu Ilahi Dari perspektif Islam, agama adalah wahyu Allah yang diturunkan sebagai pedoman hidup. QS. Ali 'Imran 3:19 menegaskan Islam sebagai agama di sisi Allah, sistem hidup yang menyeluruh.

Manusia sebagai Homo Religious Manusia disebut homo religious karena memiliki naluri beragama sejak lahir, didukung oleh beberapa alasan: Fitrah Keberagamaan Potensi mengenal Tuhan sejak lahir, berkembang seiring pengalaman hidup (QS. Ar-Rum 30:30, HR. Bukhari & Muslim). Kebutuhan Psikologis Agama menjadi sumber ketenangan, harapan, dan motivasi saat menghadapi masalah. Kebutuhan Sosial Agama mengatur hubungan manusia dengan sesama, menjaga keteraturan masyarakat. Pencarian Makna Viktor Frankl: manusia butuh menemukan makna hidup, dan agama memberikannya.

Fungsi Agama bagi Kehidupan Manusia Agama memiliki peran multifungsi dalam kehidupan manusia, memberikan dampak positif pada berbagai aspek. Psikologis Menumbuhkan rasa damai, mengurangi kecemasan, dan memberi optimisme (QS. Ar-Ra'd 13:28). Moral Menetapkan standar moral (kejujuran, kasih sayang) untuk mengendalikan perilaku (HR. Ahmad). Sosial Mempersatukan manusia dalam komunitas, menciptakan solidaritas (QS. Al-Hujurat 49:10). Transendental Menghubungkan manusia dengan Tuhan, memberi dimensi spiritual (QS. Az-Zariyat 51:56).

Agama dan Pembentukan Kepribadian Nilai-nilai agama sangat memengaruhi kepribadian manusia. Gordon Allport membagi orientasi keberagamaan menjadi dua: Orientasi Intrinsik: Keberagamaan tulus, agama sebagai pedoman hidup. Orientasi Ekstrinsik: Agama hanya alat untuk kepentingan pribadi. Dalam Islam, keberagamaan sehat ditandai keikhlasan dan ketaatan syariat. Agama yang benar membentuk pribadi seimbang, berakhlak mulia, dan sabar menghadapi tantangan (QS. Al-Ahzab 33:21, HR. Tirmidzi).

Tantangan Keberagamaan Manusia Modern Manusia modern menghadapi tantangan materialisme, sekularisme, dan hedonisme yang menjauhkan dari nilai agama. Al-Qur'an mengingatkan agar manusia tidak terjebak gemerlap dunia (QS. Al-Hadid 57:20). Rasulullah SAW khawatir dunia akan membinasakan umat seperti sebelumnya (HR. Bukhari & Muslim). Psikologi agama berperan menjelaskan relevansi agama dalam menghadapi persoalan kontemporer ini.

Agama sebagai Terapi Psikologis Praktik keagamaan terbukti efektif sebagai terapi psikologis, mengurangi stres dan kecemasan. Aktivitas religius seperti shalat, doa, dzikir, dan meditasi memberikan ketenangan batin (QS. Ar-Ra'd 13:28). Doa adalah senjata orang beriman, tiang agama, dan cahaya (HR. Hakim). Penelitian kontemporer menunjukkan spiritualitas berhubungan dengan kesehatan mental. Ritual keagamaan melatih disiplin, pengendalian diri, dan relaksasi. Agama berfungsi sebagai coping mechanism , memberikan "ruang aman" dan menguatkan harapan.

Kesimpulan & Saran Agama dan manusia saling terkait, agama adalah pedoman hidup yang menyeluruh, memberi ketenangan batin, makna, dan membentuk akhlak mulia. 1 Bagi Individu Jadikan agama pedoman, hayati dan amalkan untuk ketenangan jiwa. 2 Bagi Keluarga Tanamkan pendidikan agama sejak dini sebagai pondasi akhlak. 3 Bagi Masyarakat Jadikan nilai agama landasan membangun kehidupan sosial harmonis. 4 Bagi Pendidikan Integrasikan ilmu pengetahuan dengan nilai agama untuk kecerdasan spiritual. Agama adalah kebutuhan mendasar manusia untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
Tags