TEORI FILOSOFI DAN ETIKA PROFESI
DR. MF. ARROZI ADHIKARA, SE. M.SI., AK.
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN ETIS
Kelompok 4 :
Reginda Sri Restuwangi (20240104038)
Fadila Ayu Utami (20240104040)
PENDAHULUAN
Motivasi : Harus ditumbuhkan pada semua pihak baik
pengusaha, karyawan dan mahasiswa untuk peka terhadap
etika dan tanggung jawab sosial mereka
Kerangka kerja pengambilan keputusan etis:
Konsekuensi atau kekayaan yang dibuat dalam hal
keuntungan bersih atau biaya
Hak dan kewajiban yang terkena dampak
Kesetaraan yang dilibatkan
Motivasi atau kebijakan yang diharapkan
PENDEKATAN
FILOSOFIS
Konsekuensialisme, Utilitarianisme atau Teleologi:
Konsekuensialisme bertujuan untuk memaksimalkan hasil
akhir dari sebuah keputusan
Sebuah perbuatan benar secara moral jika dan hanya jika
tindakan tersebut mampu memaksimalkan kebaikan
bersih
Deontologi :
Berfokus pada kewajiban atau tugas memotivasi
keputusan atau tindakan, bukan pada konsekuensi dari
tindakan
Kebenaran bergantung pada rasa hormat yang
ditunjukkan dalam tugas, serta hak dan keadilan yang
dicerminkan oleh tugas-tugas tersebut
Etika Kebajikan (virtue
Ethics)
Etika kebajikan berfokus pada karakter atau integritas moral
para pelaku dan melihat pada moral masyarakat, seperti
masyarakat profesional untuk membantu mengidentifikasikan
isu-isu etis dan panduan tindakan etis
Tiga kebajikan penting yaitu: keberanian, kesederhanaan dan
keadilan
Akankah saya merasa nyaman jika tindakan atau
Keputusan ini muncul di halaman depan surat
kabar nasional besok pagi?
Akankah saya bangga dengan keputusan ini?
Akankah ibu saya bangga dengan keputusan ini?
Apakah tindakan atau keputusan ini sesuai
dengan nilai dan kode etik perusahaan?
Apakah hal ini terasa benar bagi saya?
PENGUJIAN UNTUK
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
ATURAN PRAKTIS UNTUK
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
Golden Rule
Perlakukan orang lain seperti anda ingin
diperlakukan
Peraturan
Pengungkapan
Jika anda merasa nyaman dengan
tindakan atau keputusan setelah
bertanya pada diri sendiri apakah anda
akan keberatan jika semua rekan,
teman, dan keluarga anda menyadari
hal itu, maka anda harus bertindak atau
memutuskan
ATURAN PRAKTIS UNTUK
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN ETIS
1.Etika Intuisi
Lakukan apa yang “firasat anda”
katakan untuk anda lakukan
2. Imperatif Kategoris
Jangan mengadopsi prinsip-prinsip
tindakan, kecuali prinsip tersebut dapat
tanpa adanya inkonsistensi, diadopsi
oleh orang lain
Aturan Praktis Untuk
Pengambilan Keputusan
Etis
3. Etika Profesi
Lakukan hanya apa yang bisa anda
jelaskan di depan komite dari rekan-rekan
profesional anda
4. Prinsip Utilitarian
Lakukan “yang terbaik untuk jumlah
terbesar”
5. Prinsip Kebajikan
Lakukan apa yang menunjukkan kebajikan
yang diharapkan
Kepentingan Dasar Bagi
Para Stakeholder
Kesejahteraan : Keputusan yang diusulkan
akan menghasilkan lebih banyak
keuntungan daripada biaya
Keadilan : Distribusi manfaat dan beban
harus berimbang
Hak : Keputusan yang diusulkan
tidak boleh melanggar hak pemangku
kepentingan dan pembuat keputusan
Sifat Kebajikan : Keputusan yang diusulkan
harus menunjukkan kebajikan seperti yang
diharapkan
PENILAIAN DAMPAK BAGI
STAKEHOLDER
Dampak yang dapat dikuantifikasi :
Hanya laba atau Rugi
Analisis biaya manfaat (ABM)
Analisis resiko manfaat (RBA)
ABM atau RBA ditambah peringkat
stakeholder
Penilaian Dampak yang tidak dapat
dikuantifikasikan :
Keadilan di antara para stakeholder
Hak stakeholder
Kehidupan
Kesehatan dan keselamatan
Perlakuan adil
Penggunaan hati nurani
Harga diri dan privasi
Kebebasan berbicara
PENDEKATAN TRADISIONAL DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
Pendekatan 5 –
pertanyaan :
Apakah keputusan itu
Menguntungkan?
Sah dimata hukum?
Adil?
Benar?
Mendukung pembangunan berkelanjutan
lebih lanjut?
Pendekatan standar
moral tradisional
Utilitarian
Memaksimnalkan keuntungan bersih
bagi seluruh masyarakat
Hak-hak individu
Dihormati dan dilindungi
Keadilan
Distribusi manfaat dan beban yang adil
Pendekatan Komprehensip
(+ Motivasi Kebajikan)
Konsekuensialisme
Motivasi untuk keputusan harus
mencerminkan ekspektasi
kebajikan
Etika Kebajikan
Kejujuran/kesetaraan atau
keadilan
Keputusan yang diusulkan akan
menghasilkan keuntungan lebih
besar dari biaya
Hak-hak, tugas atau deontologi
Keputusan yang diusulkan tidak boleh
menyinggung hak para stakeholder
termasuk pengambil keputusan
Distribusi manfaat dan beban
harus adil
Permasalahan Dalam
Pengambilan Keputusan
Etis
1.Masalah bersama
2.Mengembangkan aksi yang lebih etis
3.Kekeliruan umum dalam pengambilan
keputusan etis
4.Menyetujui budaya perusahaan yang tidak
etis
5.Salah menafsirkan harapan masyarakat
6.Berfokus pada keuntungan jangka pendek
dan dampak pada pemegang saham
7.Berfokus hanya pada legalitas
8.Batas keberimbangan
9.Batas untuk meneliti hak
10.Konflik kepentingan
Fadil, usia 33th, sudah 8th. bekerja di pabrik ban
di Jawa Barat sebagai Akuntan. Saudaranya
merencanakan membuka pabrik yang sama di
Sumatera dan ingin menarik Fadil untuk jabatan
Direktur Keuangan. Pabrik akan beroperasi ½
tahun lagi, ia ingin juga sempat mempersiapkan
pabrik baru. Sesudah menerima tawaran ini, Fadil
dengan sengaja mengurangi disiplin kerja
sampai suatu tingkatan yang cukup
mengkhawatirkan pimpinannya. Ia sering datang
terlambat dan pulang sebelum jam kerja selesai.
Kadang-kadang samasekali tidak masuk kerja
tanpa membertitahukan alasannya. Sudah
beberapakali ia tidak mengikuti rapat antar
bagian, juga tidak mnyelesai Laporan bulanan
yang lalu. Ia mengharapkan akan dipecat, supaya
mendapat pensangon yang cukup besar
sementara menunggu Pabrik di Sumatera selesai
dan ekonomi keluarganya tidak terbengkalai.
STUDI KASUS
1. Disiplin Kerja: Fadil sengaja mengurangi disiplin kerja untuk
mencapai tujuan pribadinya, yaitu mendapatkan pesangon
besar. Ini menunjukkan kurangnya komitmen dan tanggung
jawab terhadap pekerjaannya.
2. Tanggung Jawab Akuntan: Sebagai akuntan, Fadil memiliki
tanggung jawab untuk memastikan integritas dan akurasi
laporan keuangan. Perilakunya yang tidak profesional dapat
merusak reputasi perusahaan dan dirinya sendiri.
3. Moral: Perilakunya yang tidak etis dan tidak profesional
menunjukkan kurangnya integritas dan moralitas.Ilmu Lain
yang Membicarakan Tingkah Laku Manusia
Psikologi: Psikologi mempelajari perilaku manusia dan
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku tersebut.
Dalam kasus Fadil, psikologi dapat membantu memahami
motivasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi
perilakunya.
Sosiologi: Sosiologi mempelajari interaksi sosial dan
struktur sosial yang mempengaruhi perilaku manusia.
ANALISIS
Kesimpulan
Dalam kasus Fadil, sosiologi dapat membantu memahami bagaimana
lingkungan kerja dan struktur organisasi mempengaruhi
perilakunya.Kekhususan dalam Kecakapan Profesional Akuntan
1. Integritas: Akuntan harus memiliki integritas yang tinggi untuk
memastikan akurasi dan transparansi laporan keuangan.
2. Objektivitas: Akuntan harus objektif dalam melakukan pekerjaannya dan
tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi.
3. Profesionalisme: Akuntan harus profesional dalam melakukan
pekerjaannya dan mematuhi standar etika profesi.
Sudut Pandang Etika Bisnis
1. Etika Bisnis: Etika bisnis mempelajari prinsip-prinsip moral yang
mengatur perilaku bisnis. Dalam kasus Fadil, etika bisnis dapat
membantu memahami bagaimana perilaku tidak etis dapat merusak
reputasi perusahaan dan dirinya sendiri.
2. Tanggung Jawab Sosial: Perusahaan memiliki tanggung jawab sosial
untuk memastikan bahwa perilaku bisnisnya tidak merugikan
stakeholders. Dalam kasus Fadil, perusahaan harus memastikan bahwa
perilaku karyawannya tidak merugikan perusahaan dan stakeholders.