TUGAS KELOMPOK PEDAGOGIK Tim 1 Aditya Ikhsandy Rizki Aprilia Azrini Fitriani
mari kita mulai!
Kasus Perundungan yang Viral Di Media Sosial Seorang bocah korban perundungan di ruang 5 sekolah dasar islamiyah 3 di Kota Ternate, Maluku Utara. Para pelaku merupakan kawan sekolahnya yang nekat menganiaya dan merekam aksinya tersebut. Aksi ini di benarkan oleh kepala bidang dasar dinas pendidikan kota ternate, lantara korban enggan memberikan jawaban tugas sekolah kepada pelaku. Link video : https://youtu.be/DKzp5jEtRk0?si=XdRBzJmKuMD3r7j2
Beberapa faktor yang menyebabkan perundungan terjadi pada anak usia sekolah 1. Kurangnya pemahaman tentang hukum dan aturan Anak-anak usia sekolah yang belum memiliki pemahaman yang cukup tentang hukum dan aturan, dapat dengan mudah melakukan pelanggaran yang tidak mereka sadari sebagai pelanggaran. Hal ini dapat mengakibatkan mereka terlibat dalam perundangan. 2. Lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk, seperti keluarga yang bermasalah, lingkungan sekolah yang tidak kondusif, atau pergaulan dengan teman yang kurang baik dapat mempengaruhi perilaku anak dan menyebabkan mereka terlibat dalam perundangan. 3. Pengaruh media Anak-anak usia sekolah juga dapat terpengaruh oleh tayangan atau konten yang tidak sesuai dengan usia mereka di media, seperti film atau game yang berisi adegan kekerasan, pornografi, atau tindakan kriminal. 2
Beberapa faktor yang menyebabkan perundungan terjadi pada anak usia sekolah 4. Penyalahgunaan obat-obatan atau alkohol Anak-anak yang mulai mengkonsumsi obat-obatan atau alkohol dapat kehilangan kendali diri dan melakukan tindakan yang melanggar hukum. 5. Tidak adanya pengawasan yang memadai Tidak adanya pengawasan dan pendampingan dari orang tua atau guru dapat membuat anak-anak kehilangan batasan dan melakukan tindakan yang melanggar hukum. 6. Dorongan untuk eksplorasi dan pengalaman baru Anak-anak usia sekolah yang ingin mencoba hal baru atau mencari pengalaman baru dapat melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan hukum dan aturan yang berlaku. 2
Faktor situasi yang menjadikan seorang anak perilaku perundungan 3 1. Rendahnya kontrol diri 2. Rendahnya kesadaran diri remaja terhadap bahaya pergaulan bebas 3. Nilai-nilai keagamaan kurang cenderung 4. Gaya hidup yang kurang baik 5. Rendahnya taraf pendidikan keluarga 6. Keadaan lingkungan keluarga
Upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kasus perundungan di sekolah Ciptakan suasana yang hangat, hubungan yang saling mendukung, iklim positif, dan pelibatan semua siswa di ruang kelas Anda. Perhatikan anak-anak yang lebih rentan terhadap bullying; termasuk anak-anak yang baru atau pindahan, anak-anak yang secara fisik lebih lemah, anak-anak dengan disabilitas, atau anak-anak yang sering mengeluh karena di-bully oleh orang lain. Berikan dorongan kepada anak-anak yang lebih rentan terhadap bullying untuk berinteraksi secara lebih aktif dan ingatkan teman-temannya untuk membantu ia agar dapat melakukannya dengan baik. Libatkan siswa untuk bermain peran (role play) mengenai situasi bullying dan cara mengatasi masalah ini. Rencanakan bersama mereka cara melawan bullying dan penindasan. Yakinkan siswa Anda bahwa Anda bersedia membantu mereka jika dan ketika mereka di-bully. 4
Iya, karena guru berperan sebagai orang tua kedua, yang memberi dan membangun motivasi murid-muridnya untuk belajar serta menambah wawasan dalam berbagai hal. Dalam bidang kemasyarakatan, guru bertugas mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara yang baik serta bertanggung jawab. 5
Ada beberapa jenis alat dalam konteks pendidikan yang dapat Anda jelaskan sebagai pembiasan, pengawasan, perintah, larangan, dan hukuman Pembiasan (reinforcement): Ini adalah alat yang digunakan untuk meningkatkan atau memperkuat perilaku yang diinginkan. Contohnya, memberikan pujian atau hadiah kepada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, sehingga mereka merasa termotivasi untuk melakukannya di masa depan. Pembiasan juga dapat berupa penghapusan tugas tambahan jika siswa telah mencapai target yang ditetapkan. Pengawasan (monitoring): Ini adalah alat yang digunakan untuk mengawasi dan mengontrol perilaku siswa. Guru atau pengajar dapat menggunakan pengawasan untuk memastikan siswa melakukan tugas mereka dengan benar. Pengawasan juga dapat melibatkan pemantauan kehadiran siswa, mengawasi kegiatan di kelas, atau memeriksa pekerjaan yang selesai. Perintah (command): Ini adalah alat yang digunakan untuk memberikan instruksi kepada siswa dengan jelas dan tegas. Ketika guru memberikan perintah, siswa diharapkan untuk mengikuti instruksi tersebut. Perintah harus diberikan dengan cara yang menghormati dan mendukung lingkungan belajar yang positif. 6
Ada beberapa jenis alat dalam konteks pendidikan yang dapat Anda jelaskan sebagai pembiasan, pengawasan, perintah, larangan, dan hukuman 6 4. Larangan (prohibition): Ini adalah alat yang digunakan untuk melarang atau menghentikan perilaku yang tidak diinginkan. Guru dapat memberikan larangan kepada siswa untuk mencegah mereka melakukan sesuatu yang tidak pantas atau mengganggu. Larangan juga dapat digunakan untuk membantu siswa memahami batasan-batasan yang ada dalam lingkungan belajar. 5. Hukuman (punishment): Ini adalah alat yang digunakan sebagai konsekuensi atas perilaku negatif atau melanggar aturan. Hukuman dapat berupa teguran verbal, penalti tertentu, atau konsekuensi yang sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. Tujuan hukuman adalah untuk mengajarkan siswa bahwa perilaku yang tidak diinginkan memiliki konsekuensi negatif. Kelima jenis alat ini memiliki keterkaitan dalam konteks pendidikan. Mereka dapat digunakan bersama-sama untuk membentuk lingkungan belajar yang efektif. Misalnya, pengawasan dapat membantu guru mengenali perilaku yang perlu diberikan pembiasan atau hukuman. Perintah dan larangan digunakan untuk mengarahkan siswa dalam mematuhi aturan dan norma yang ada. Hukuman dapat menjadi konsekuensi dari perilaku yang melanggar aturan, sementara pembiasan digunakan sebagai penghargaan atas perilaku yang positif.