Proposal Penelitian Matkul TR Pajak Semester 1.pptx

NadyaAriana 0 views 11 slides Sep 29, 2025
Slide 1
Slide 1 of 11
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11

About This Presentation

Pajak


Slide Content

Research Proposal TR Pajak CEO Religiosity and Corporate Tax Avoidance: Empirical Study in Indonesia

Background Praktik tax avoidance selama ini banyak dilakukan di perusahaan-perusahaan di berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia (Nawang et al., 2023). Pajak perusahaan menjadi salah satu aspek yang diperhitungkan karena dipandang sebagai beban yang dapat berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan. Akan tetapi, pajak yang dipungut oleh pemerintah merupakan salah satu sumber penerimaan terbesar negara. Adanya kepentingan yang berbeda antara pemerintah dan perusahaan dapat menyebabkan ketidakpatuhan manajemen dan berdampak pada upaya penghindaran pajak perusahaan. Praktik tax avoidance dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah karakteristik Chief Executive Officer (CEO) (Nawang et al., 2023). Hal ini dikarenakan CEO memiliki peran penting dan secara signifikan mempengaruhi keputusan keuangan dan non-keuangan organisasi (Bouaziz et al., 2020). Berdasarkan upper echelon theory, kinerja perusahaan dan keputusan strategis yang diambil pemimpin perusahaan dipengaruhi oleh karakteristik dan kondisi masing-masing CEO (Hambrick & Mason, 1984). Hal ini menandakan bahwa karakteristik CEO memiliki peran yang sangat penting dalam hasil organisasi (Harymawan et al., 2023). Oleh karena itu, penting untuk meneliti religiusitas CEO terhadap tax avoidance perusahaan.

Upper Echelon Theory Karakteristik top executives berpengaruh terhadap behavior perusahaan (Hambrick & Mason, 1984). Pengalaman hidup manajer berkaitan dengan kepribadian dan gaya kepemimpinan mereka yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja dan keputusan manajerial perusahaan (Cai et al., 2019).

Prior Research Individu yang religius cenderung risk-averse dan berusaha menghindari praktik-praktik manajerial yang berisiko tinggi ( Miller & Hoffman, 1995; Osoba, 2003; Hillary & Hui, 2009; Boone et al., 2013 ). Penelitian terdahulu menemukan bahwa religiusitas memiliki hubungan yang signifikan dengan (1) keputusan pengambilan risiko (Kumar et al., 2011; Adhikari & Agrawal, 2016), (2) kinerja dan risiko perusahaan (Hilary & Hui, 2009; Callen & Fang, 2015), (3) kualitas informasi akuntansi (Riahi-Belkaoui, 2004), (4) kebijakan keuangan seperti struktur modal, inovasi, dan Corporate Social Responsibility (CSR) (Jiang et al., 2015). Sejumlah penelitian menguji hubungan antara religiusitas dengan praktik earnings management dan earnings quality (Abdelsalam et al., 2021; Baatwah et al., 2020; Cai et al., 2019; Cai et al., 2020), kualitas pelaporan keuangan perusahaan (Chen et al., 2022), serta ethical decision-making dan ethical behavior (Fathallah et al., 2020; Kportorgbi, et al., 2022). Penelitian-penelitian tersebut membuktikan bahwa religiusitas berhubungan dengan perilaku organisasi dan mengarahkan pada pengambilan keputusan manajerial yang etis.

Prior Research Religiusitas berhubungan dengan tax aggressiveness perusahaan (Boone et al., 2013). Wang & Lu (2021) menemukan bahwa perusahaan yang berkantor pusat di wilayah dengan suasana religius yang lebih kuat cenderung lebih taat pajak. Menggunakan kelulusan dari universitas berbasis keagamaan sebagai proksi religiusitas CEO, Chen et al. (2022) menemukan bukti bahwa religiusitas CEO cenderung menghindari praktik manajemen yang tidak etis (seperti earnings management dan tax avoidance) yang kemudian meningkatkan kualitas pelaporan keuangan perusahaan. Hubungan tersebut menjadi lebih kuat di perusahaan yang berlokasi di area dengan religiusitas geografis yang lebih tinggi. Penelitian terkait religiusitas perusahaan terhadap tax avoidance di Indonesia juga menunjukkan adanya hubungan negatif antara religiusitas dengan tax avoidance (Tanno & Putri, 2019).

Research Gap Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menguji hubungan antara riwayat pendidikan, latar belakang, pengalaman profesional, dan kepribadian CEO terhadap keputusan manajerial dan kinerja perusahaan, termasuk dalam penerapan tax avoidance (Shen et al., 2019; Jbir et al., 2021; Baghdadi et al., 2022; Chen et al., 2022; Huang & Zhang, 2022; Kabir & Rashid, 2023; Nawang et al., 2023). Akan tetapi, penelitian terkait hubungan antara religiusitas CEO dengan tax avoidance masih jarang ditemui. Selain itu, penelitian-penelitian terdahulu terkait religiusitas dan tax avoidance perusahaan menggunakan proksi yang berbeda-beda dalam mengukur religiusitas, misalnya seperti riwayat pendidikan keagamaan CEO (Cai et al., 2019; Chen et al., 2022), religiusitas geografis (Boone et al., 2013; Wang & Lu, 2021), dan perusahaan yang terdaftar di indeks saham syariah (Tanno & Putri, 2019). Di antara penelitian-penelitian tersebut, belum ada yang menggunakan religious commitment sebagai proksi religiusitas CEO. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengisi gap tersebut dengan menguji religiusitas CEO (religious commitment dan riwayat pendidikan keagamaan CEO) dengan tax avoidance perusahaan.

Research Objective Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara religiusitas CEO (diukur dengan religious commitment dan riwayat pendidikan keagamaan CEO) dengan tax avoidance perusahaan-perusahaan di Indonesia. Research Questions Apakah religious commitment CEO memiliki hubungan dengan praktik tax avoidance perusahaan di Indonesia? Apakah riwayat pendidikan keagamaan CEO memiliki hubungan dengan praktik tax avoidance perusahaan di Indonesia?

H1: Intrapersonal Religious Commitment CEO berhubungan negatif dengan Corporate Tax Avoidance. H2: Interpersonal Religious Commitment CEO berhubungan negatif dengan Corporate Tax Avoidance. H3: Riwayat pendidikan keagamaan CEO berhubungan negatif dengan Corporate Tax Avoidance. CEO Intrapersonal Religious Commitment (X1) Corporate Tax Avoidance (Y) H1 (-) H2 (-) CEO Interpersonal Religious Commitment (X2) CEO Religion-based Educational Background (X3) H3 (-) Conceptual Framework Hypotheses

Measurement Penelitian ini menggunakan intra-religious commitment dan interpersonal religious commitment sebagai proksi religiusitas CEO. Setiap indikator diukur menggunakan skala Likert 1-7 (1 untuk “sangat tidak setuju” dan 7 untuk “sangat setuju”). Penelitian ini juga menggunakan riwayat pendidikan keagamaan CEO sebagai proksi religiusitas (1 jika CEO merupakan lulusan institusi pendidikan berbasis keagamaan dan 0 jika CEO bukan lulusan institusi pendidikan berbasis keagamaan). Tax avoidance perusahaan dalam penelitian ini diukur menggunakan Effective Tax Rate (ETR) berdasarkan rumus yang dibuat oleh Hanlon (2010). Item Kuesioner ( Worthington et al., 2003; Kportorgbi et al., 2022) Intrapersonal religious commitment: I spend time trying to grow in understanding of my faith. My religious beliefs explain how I interpret issues of life. I apply my religious beliefs to dealing with issues of life. I spend valuable time to reflect on my chosen faith. Interpersonal religious commitment: I often participate in religious discussions. I make financial contributions to my religious organization. I enjoy spending time with others of my religious affiliation. I participate programs that aim at sharing my religious doctrines with people outside my religious group. I enjoy working in the activities of my religious organization. I influence decisions of my religious group.

Metodologi Metode: Kuantitatif. Sumber data: Kuesioner dan Thomson Reuters Datastream. Unit analisis: Perusahaan Sampel: Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Indonesia Stock Exchange (IDX) dan CEO dari masing-masing perusahaan. Metode analisis: Regresi OLS.

Research Model
Tags