SEKILAS PENGENALAN DAN TATALAKSANA KEGAWATAN PADA ANAK.pptx
friasari1
0 views
34 slides
Oct 08, 2025
Slide 1 of 34
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
About This Presentation
Ppt
Size: 1.28 MB
Language: none
Added: Oct 08, 2025
Slides: 34 pages
Slide Content
SEKILAS PENGENALAN DAN TATALAKSANA KEGAWATAN PADA ANAK MATERI PENYEGARAN BAGI DOKTER UMUM RS JIH ELISA October 2024
Tujuan Pembelajaran Mampu mengenali keadaan kegawatan pada anak dengan memanfaatkan modalitas yang ada Mampu melakukan triase dengan tepat Mampu melakukan stabilisasi dan tatalaksana yang tepat sesuai algoritma yang ada Mampu mengevaluasi dan menentukan tindak lanjut terhadap pasien gawat
Pendahuluan Penyebab kematian anak di bawah 5 tahun di Indonesia. (WHO, 2013)
Karakteristik anak Rentang usia sangat lebar ( dari bulan hingga 18 tahun ) Anak yg memerlukan perawatan khusus Alat bantu dan tabel tabel yg harus disiapkan dlm menilai dan menatalaksana kegawatan : Pita Broselow
Tekanan darah berdasarkan usia Usia Tekanan darah sistolik* hari-1 bulan 60 >1 bulan-<1 tahun 70 1-10 tahun 70+(2xusia dalam tahun) >10 tahun 90 * Persentil 5 tekanan darah sistolik sesuai kelompok usia Nilai normal laju nadi dan napas pada anak Kelompok umur Laju Nadi Laju Napas Neonatus 100-180 40-60 1 bulan – 1 tahun 100-180 35-40 1 – 6 tahun 70-110 20-30 7 – 12 tahun 70-110 18-20 12 – 18 tahun 55 - 90 16 - 18
Area tahun 1 tahun 5 tahun 10 tahun 15 tahun A 9,5 8,5 6,5 5,5 4,5 B 2,75 3,25 4,0 4,5 4,5 C 2,5 2,5 2,75 3,0 3,25 Luas permukaan tubuh ( dalam persen ).
Mengenali dan mengevaluasi kegawatan pada anak
Karakteristik Hal yang dinilai Tonus Apakah anak bergerak aktif atau menolak pemeriksaan dengan kuat? Apakah tonus otot baik atau lumpuh? Interaksi Bagaimana kesadarannya? Apakah berespon terhadap stimulus suara? Apa anak malas berinteraksi dengan pengasuh atau pemeriksa? Kenyamanan Apakah anak dapat ditenangkan oleh pengasuh atau pemeriksa? Atau anak menangis dan sulit ditenangkan, terlihat agitasi sekalipun dilakukan pendekatan yang lembut? Pandangan Apakah anak dapat memfokuskan pengelihatan pada wajah pemeriksa atau pengasuh? Atau pandangan kosong? Kekuatan bicara/menangis Apakah anak berbicara atau menangis dengan kuat, lemah, atau parau? Karakteristik Suara napas tambahan Mengorok, parau, stridor, merintih, mengi Posisi tubuh abnormal Sniffing, tripoding , menolak berbaring Retraksi Supraklavikula, interkosta, substernal, head bobbing Cuping Hidung Napas cuping hidung
Penilaian keseluruhan SAGA dengan simpulannya Komponen Stabil Gangguan Pernapasan Gangguan Sirkulasi Gangguan SSP/ Metabolik Gagal Jantung-Paru Gawat Napas Gagal Napas Renjatan Penampilan Normal Normal Abnormal Normal/ Abnormal Abnormal Abnormal Upaya Napas Normal Abnormal Abnormal Normal Normal Abnormal Sirkulasi Normal Normal Normal/ Abnormal Abnormal Normal Abnormal
Triase dan Zonasi HIJAU KUNING MERAH Penampilan Bermain, aktivitas normal Normal/ Abnormal Abnormal Upaya Napas Normal Normal/Abnormal Abnormal Sirkulasi Normal Normal Abnormal Klasifikasi zonasi kegawatan anak berdasarkan penilaian SAGA di triase
Penatalaksanaan Tatalaksana berdasarkan penilaiaan SAGA Gangguan Fisiologi Prioritas tatalaksana Stabil Terapi spesifik sesuai dengan etiologi penyakit Gawat napas Posisi nyaman Pemberian oksigen / s uction sesuai kebutuhan Terapi spesifik berdasarkan kemungkinan etiologi (misal albuterol, dyphenhydramine, epinefrin) Pemeriksaan laboratorium dan radiologi sesuai indikasi Gagal napas Membuka jalan napas ( head-tilt, chin lift, jaw thrust, membebaskan dari benda asing jalan nafas sesuai kebutuhan) Oksigen Ventilasi tekanan positif (sesuai kebutuhan) Intubasi atau krikotiroidotomi (sesuai kebutuhan) Pemeriksaan laboratorium dan radiologi sesuai indikasi Renjatan Pemberian oksigen (sesuai kebutuhan) Pemasangan akses vaskular Pemberian terapi cairan RL 10 ml/kgbb dalam 15-30 menit Pemberian terapi spesifik sesuai kemungkinan etiologi (misal antibiotik, anti aritmia, evaluasi bedah pada trauma, dll) Pemeriksaan laboratorium dan radiologi sesuai indikasi Gangguan SSP/metabolik Oksigen (sesuai kebutuhan) Pemeriksaan gula darah atau kemungkinan etiologi lainnya Pemeriksaan laboratorium dan radiologi sesuai indikasi Kegagalan Jantung Paru Ikuti algoritma bantuan hidup dasar
Survei primer A : airway B : breathing C : Circulation D : Disability ( kesadaran ): (AVPU/GCS) E: Exposure: ( A llergies, M edication, P ast medical history, L ast meal, E vent surrounding injury/environment)
Evaluasi dan monitoring PEWS/SADEWA Penilaian 3 komponen SADEWA Komponen 1 2 3 Perilaku Bermain /aktivitas sesuai usia Rewel, mudah ditenangkan Rewel, sulit ditenangkan Letargis Kardiovaskular Merah/waktu pengisian kapiler (CRT) 1-2 detik Pucat atau CRT 3 detik, Nadi ≥ 10 di atas normal Pucat atau CRT 4 detik, Nadi ≥ 20 di atas normal atau diaforesis Kutis marmorata ( mottled ) atau CRT ≥ 5 detik, Nadi ≥ 30 di atas normal atau bradikardia Respirasi Laju napas dan saturasi O 2 dalam batas normal dan tidak ada peningkatan usaha napas Retraksi ringan Laju napas ≥ 20 di atas normal atau saturasi O 2 5 poin di bawah normal, atau retraksi sedang Laju napas di bawah normal atau peningkatan usaha napas atau saturasi O 2 >5 poin di bawah normal, atau merintih, atau retraksi berat
Skoring dan tatalaksana lanjutan berdasarkan penilaian SADEWA SKOR TATALAKSANA 0 – 2 Evaluasi SADEWA dan tanda vital setiap 4 jam, tata laksana sesuai penyakit 3 – 4 ulang SADEWA setiap 1 jam cek tanda vital setiap 2 jam rawat inap konsultasikan pada dokter spesialis anak. 5 ulang SADEWA setiap 30 menit cek tanda vital setiap 2 jam rawat inap rujuk HCU konsultasikan pada dokter spesialis anak ≥ 6 ulang SADEWA setiap 20 menit cek tanda vital setiap 1 jam rawat inap rujuk PICU konsultasikan pada dokter spesialis anak segera
Rekomendasi pediatric ETAT Guideline Ada 4 problem kegawatan yang dapat menyebabkan kematian pada anak : Obstruksi jalan napas dan problem pernapasan lain Gangguan sirkulasi / syok : Gangguan sirkulasi : akral dingin atau CRT> 3 detik atau nadi cepat dan lemah Syok : akral dingin dan CRT> 3 detik dan nadi cepat dan lemah Disfungsi SSP ( koma , kejang , status konvulsivus ) Dehidrasi berat oleh sebab apapun
Rekomendasi pediatric ETAT Guideline Deteksi Hipoksemia dan Oksigen terapi Memakai pulse oksimeter Terdapat distres respirasi dgn SpO 2 <90%, maka berikan O 2 Terdapat distres respirasi disertai kegawatan lain, SpO 2 <94%, maka berikan O 2 Anak sakit berat dgn problem pernapasan , sianosis sentral , distres respirasi berat , tanda 2 syok atau penurunan kesadaran , maka berikan O 2
Standar kecepatan aliran Oksigen Nasal prong/ kanula : 0,5-1 L/min untuk neonatus 1-2 L/min untuk bayi 2-4 L/min untuk anak yg lbh besar Simple face mask : >4 L/ min Target saturasi Oksigen (SpO 2 ): > 94%
Alur tata laksana gawat darurat serangan asma pada anak di fasyankes/UGD dan rumah sakit
*PERINGATAN PEMBERIAN STEROID SISTEMIK: Steroid sistemik hanya diberikan pada serangan asma Hati-hati bila dalam 1 bulan terakhir pasien sudah mendapat steroid oral/ sistemik . Perlu dievaluasi apakah indikasi steroid oral/ sistemik sudah tepat , dan pikirkan kemungkinan pasien sudah memerlukan obat pengendali . Alur tata laksana gawat darurat serangan asma pada anak di fasyankes/UGD dan rumah sakit (lanjutan )
Pilihan dan dosis steroid untuk serangan asma Nama generik Sediaan Dosis Metilprednisolon tablet 4 mg, tablet 8 mg 1-2 mg/kgBB/hari, tiap 6 jam Metilprednisolon suksinat injeksi vial 125 mg, vial 500 mg 1-2 mg/kgBB, tiap 12 jam, tidak melebihi 60 mg/hari Prednison Hidrokortison-suksinat injeksi Deksametason injeksi tablet 5 mg vial 100 mg ampul 4 mg/ml ampul 10 mg/ml 1-2 mg/kgBB/hari, tiap 12 jam 2-4 mg/kgBB/ kali, tiap 6 jam 0,5-1 mg/kgBB – bolus, dilanjutkan 1mg/kgBB/hari diberikan tiap 6-8 jam Betametason injeksi ampul 6 mg/ml 0,05-0,1 mg/kgBB, tiap 6 jam
Tata laksana serangan asma pada anak balita di fasyankes/UGD
Tatalaksana cairan pada anak dengan gangguan sirkulasi Anak dengan gangguan sirkulasi tanpa syok : Berikan infus maintenans sesuai BB ideal pada pasien obeis ( penghitungan cairan maintenans bias menggunakan rumus Holliday-Segar) Infus bolus cepat berbahaya pada anak tanpa tanda syok terutama pada: sakit berat dengan demam , pneumonia berat , malaria berat , meningitis, malnutrisi berat , anemia berat , edema paru pada gagal jantung kongestif , penyakit jantung kongenital , gagal ginjal , ketoasidoses diabetika . Anak dengan tanda gangguan sirkulasi harus diprioritaskan untuk penilaian lengkap , tindakan , dan evaluasi dalam 1 jam.
Anak dengan syok : Berikan cairan iv cepat 10-20 ml/kg BB dengan kristaloid isotonik selama 30-60 menit (pada keadaan syok dengan on going loss sangat tinggi atau pada syok septik perlu dipertimbangkan metode pull-push) Bila fasilitas ICU dengan ventilator tersedia , maka bolus cairan bisa diberikan 3 kali (60 ml/kg BB) Harus segera dilakukan assesmen lengkap , dicari penyebab / diagnosisnya , diberantas penyebabnya , dan dimonitor ketat Segera dilakukan penilaian ulang selama resusitasi cairan berlangsung atau setelah cairan selesai diberikan Bila ada tanda overload cairan atau tidak ada respons terhadap terapi cairan kristaloid , maka dapat diberikan cairan albumin 5% ( koloid lain kurang direkomendasikan karena efek samping kerusakan ginjal dan gangguan fungsi trombosit ) Segera diberikan katekolamin (dan hidrokortison pada syok septik yang resisten katekolamin )
Hubungan antar parameter hemodinamik yang menentukan pasokan oksigen. DO 2 = Pasokan oksigen; Hb= Kadar hemoglobin; SaO 2 = Saturasi oksigen darah arteri.
Monitoring tanda overload dapat dilakukan dengan cara : Mengamati fisik misal edema palpebra Mendengarkan rales di paru bagian basal (RBB) Munculnya hepatomegali USG untuk melihat B-line di paru , menilai Vena cava inferior (Collapsibility index) Metode RUSH dan BLUE dengan USG sangat membantu pada kasus syok dan hipotensi Syok dengan anemia berat (Hb< 5gr/dL) harus segera ditransfusi darah maksimum 10 ml/ kg BB di setiap tahap .. Cairan lain diberikan dengan kecepatan maintenans Syok dengan malnutrisi berat diberikan 10-15 ml/ kgBB selama 1 jam
Tatalaksana kejang / penurunan kesadaran Kejang
Obat yang digunakan pada tata laksana kejang akut Keterangan Diazepam Fenitoin Fenobarbital Midazolam Dosis inisial 0,2-0,5 mg/kgBB 20 mg/kgBB 20 mg/kgBB 0,2 mg/kgBB Maksimal dosis awal 10 mg 1000 mg 1000 mg 10 mg Dosis ulangan 5-10 menit, dapat diulang dua kali 5-10 mg/kgBB 5-10 mg/kgBB Lama kerja 15 menit-4 jam 12 jam 12-24 jam 1-6 jam Rute pemberian IV perlahan, rektal IV perlahan, kecepatan 2 mg/ kgBB/menit, dapat diencerkan dengan NaCl 0,9% IV perlahan, kecepatan 10-20 mg/menit, IM, buccal Catatan Dilanjutkan dengan fenitoin atau fenobarbital Monitor tanda vital Monitor tanda vital Dilanjutkan dengan fenitoin atau fenobarbital Efek samping Somnolen, ataksia, depresi napas Hipotensi, depresi napas, aritmia Hipotensi, depresi napas, aritmia Hipotensi, bradikardi
Perbedaan kejang dengan serangan menyerupai kejang Keadaan Kejang Menyerupai kejang Onset Tiba-tiba Mungkin gradual Lama serangan Detik/menit Beberapa menit Kesadaran Sering terganggu Jarang terganggu Sianosis Sering Jarang Gerakan ekstremitas Sinkron Asinkron Stereotipik serangan Selalu Jarang Lidah tergigit atau luka lain Sering Sangat jarang Gerakan abnormal bola mata Selalu Jarang Fleksi pasif ekstremitas Gerakan tetap ada Gerakan hilang Dapat diprovokasi Jarang Hampir selalu Tahanan terhadap gerakan pasif Jarang Selalu Bingung pascaserangan Hampir selalu Tidak pernah EEG iktal abnormal Selalu Hampir tidak pernah EEG pascaiktal abnormal Selalu Jarang
Klasifikasi kejang
Etiologi kejang pada anak
Penurunan kesadaran / koma Alur tata laksana awal koma
Interpretasi pemeriksaan pupil Ukuran dan refleks pupil Penyebab Pupil miosis, refleks cahaya (+) Gangguan metabolik Lesi medula Pupil pin-point Gangguan metabolik Keracunan organofosfat/ narkotik Perdarahan pons Pupil 3-4 mm, refleks cahaya (-) Lesi mesensefalon Pupil midriasis, refleks cahaya (-) Hipotermia Hipoksia berat Barbiturat Selama dan pascakejang Obat-obat antikolinergik Pupil midriasis unilateral Perkembangan lesi ipsilateral Herniasi tentorial Lesi N.III Kejang epileptikus
Simpulan Terdapat berbagai macam modalitas dan peralatan yang dapat digunakan untuk mengenali kegawatan pada pasien anak Pengenalan kegawatan yang baik akan menempatkan pada zonasi yang tepat Terdapat berbagai macam algoritma yang dapat memandu pemberian tatalaksana terhadap pasien gawat secara tepat Evaluasi terhadap tatalaksana dan penentuan tindak lanjut dapat berpedoman pada panduan yang ada