Stuttering Oleh DM Firman Aprilianto Widodo DM Siti Hafizhah Fatimah DM Adeliana Hardinawati Slide Poli DEPARTEMEN KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNLAM/RSUD ULIN BANJARMASIN JULI 202 2
Pengertian Definisi dari stuttering World Health Organization (WHO) dalam International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems 10th Revision (ICD-10) menjelaskan bahwa stuttering adalah pola bicara yang ditandai dengan seringnya pengulangan atau perpanjangan suara, suku kata atau kata-kata, atau seringnya terdapat keragu-raguan atau jeda yang mengganggu ritme bicara. “ “ Sitasi: World Health Organization (WHO). (4 Mei 2015). International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems 10th Revision (ICD- 10). Dari: http://apps.who.int/classifications/icd10.
Penyebab Stuttering Sampai saat ini , para peneliti masih melakukan penelitian terkait penyebab pasti dari stuttering. Ambrose (2004) menjelaskan bahwa penyebab stuttering terbagi dua , yaitu : a. Aspek psikologis b. Aspek biologis 1. Permasalahan pada lidah 2. Defisit motorik. 3. Genetik Ambrose, N. G. (2004). Theoretical Perspectives on the Cause of Stuttering. Contemporary Issues In Communication Science And Disorders, Vol: 31, Hal: 80-91.
The Stuttering Foundation 01 02 03 04 Genetika Sekitar 60% dari mereka yang stuttering memiliki anggota keluarga yang stuttering juga. Perkembangan anak Anak anak dengan masalah atau keterlambatan perkembangan bahasa dan gangguan bicara lainnya lebih mungkin untuk stuttering Neurofisiologi. Penelitian neurologis baru-baru ini telah menunjukkan bahwa orang yang stuttering memiliki proses bicara dan berbahasa sedikit berbeda dari mereka yang tidak stuttering Dinamika keluarga. Harapan yang tinggi dan gaya hidup serba cepat dapat berkontribusi untuk menyebabkan stuttering. Stuttering Foundation. (4 Mei 2015). Stuttering Facts and Information. Dari: http://www.stutteringhelp.org/faq.
Deteksi Dini Stuttering Tanda-tanda permasalahan bahasa pada anak sebenarnya bisa dilihat sejak usia di bawah 5 tahun (usia dini). Berikut ini merupakan kemampuan bahasa yang dapat dijadikan referensi untuk memantau Pola Normal Perkembangan bicara dan Bahasa Anak : 1-6 bulan: Berkata “ooh”, “aah”, “coo”, dalam merespon suara / bunyi-bunyian. 6-9 bulan: Bergumam 10-11 bulan: Menirukan suara seperti “mama”, “dada”, tanpa arti. 12 bulan: Mengatakan “mama”, “dada”, dengan arti. Sering menirukan 2 sampai 3 suku kata. 13-15 bulan: Perbendaharaan 4-7 kata, hanya <20% ucapan anak yang dimengerti orang lain. 16-18 bulan: Perbendaharaan 10 kata, beberapa echolalia, 20-25% ucapan anak yang dimengerti orang lain. Hartanto, W. S. (2018). Deteksi Keterlambatan Bicara dan Bahasa pada Anak. Cermin Dunia Kedokteran , 45 (7), 545-550.
Deteksi Dini Stuttering 19-21 bulan: Perbendaharaan 20 kata, 50% ucapan anak yang dimengerti orang lain. 22-24 bulan: Perbendaharaan > 50 kata, frasa 2 kata, 60-70% ucapan anak yang dimengerti orang lain. 2-2,5 tahun: Perbendaharaan 400 kata, menyebutkan nama, frasa 2-3 kata, penggunaan kata ganti, hilangnya echolalia, 75% ucapan anak yang dimengerti orang lain. 2,5-3 tahun: Penggunaan bentuk jamak (plural), mampu menyebutkan jenis kelamin dan usia, menghitung 3 objek dengan benar, penggunaan 3 sampai 5 kata dalam kalimat, 80-90% ucapan anak yang dimengerti orang lain 3-4 tahun: Penggunaan 3-6 kata dalam kalimat, menanyakan pertanyaan, melakukan percakapan, bercerita, mengungkapkan pengalaman, hampir seluruh ucapan anak dimengerti orang lain 4-5 tahun: Penggunaan 6-8 kata dalam kalimat, menyebutkan 4 warna, menghitung 1-10 dengan benar Hartanto, W. S. (2018). Deteksi Keterlambatan Bicara dan Bahasa pada Anak. Cermin Dunia Kedokteran , 45 (7), 545-550.
DIAGNOSIS Setiap individu dengan stuttering memiliki karakteristik stuttering yang berbeda-beda. Menurut Diagnostic and Statistical Manual – V atau DSM – V, karakteristik dari stuttering adalah sebagai berikut: 1)Repetisi dari suara-suara dan suku kata. Misalnya, “Sa-sa-sa-ya” (Saya). 2)Perpanjangan pada suara-suara tertentu. Misalnya, “Toooolong aaammmbilkaaan bukuuu iiitu” (Tolong ambilkan buku itu). 3)Penyisipan suara-suara yang tidak tepat. Misalnya menggunakan “mmmm” atau “ee” di setiap kalimatnya. 4)Kata-kata yang terputus, seperti adanya jeda di antara kata-kata yang diucapkan. Misalnya, “Dia-selalu melakukan-prokrastinasi”. (Dia selalu melakukan prokrastinasi). 5)Terdiam saat percakapan. American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder Edition (DSM-V) . Washington : American Psychiatric Publishing.
DIAGNOSIS 6) Circumlocution (substitusi kata-kata alternatif untuk menghindari kata- kata yang bermasalah). Misalnya seseorang ingin mengatakan “Tolong ambilkan buku itu”. Namun karena kesulitan dalam pengucapan huruf konsonan ‘b’, maka individu akan mengubah kalimatnya menjadi “Tolong ambilkan sesuatu yang berwarna merah di atas meja itu”. 7)Tampak adanya tekanan fisik ketika mengucapkan kata-kata. Misalnya, nafas yang tersengal-sengal atau berbicara terburu-buru. 8)Repetisi dari kata yang terdiri dari suku kata tunggal. Misalnya, “pppree tttteest”. American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder Edition (DSM-V) . Washington : American Psychiatric Publishing.
TATALAKSANA Terapi Stuttering Banyak terapi saat ini untuk remaja dan orang dewasa yang gagap berfokus pada membantu mereka mempelajari cara untuk meminimalkan kegagapan ketika mereka berbicara, seperti dengan berbicara lebih lambat, mengatur pernapasan mereka, atau secara bertahap berkembang dari respons satu suku kata ke kata-kata yang lebih panjang dan kalimat yang lebih kompleks. Sebagian besar terapi ini juga membantu mengatasi kecemasan yang mungkin dirasakan seseorang yang gagap dalam situasi berbicara tertentu. Terapi obat Administrasi Makanan dan Obat A.S. belum menyetujui obat apa pun untuk pengobatan gagap. Namun, beberapa obat yang disetujui untuk mengatasi masalah kesehatan lain—seperti epilepsi, kecemasan, atau depresi—telah digunakan untuk mengobati gagap. Obat-obatan ini seringkali memiliki efek samping yang membuatnya sulit untuk digunakan dalam jangka waktu yang lama. National Institute of Health. Stuttering. J Commun Disord [Internet]. 2017;12(May):131–46. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.jcomdis.2016.06.002
TATALAKSANA Perangkat elektronik Beberapa orang yang gagap menggunakan perangkat elektronik untuk membantu mengontrol kelancaran. Misalnya, satu jenis perangkat masuk ke dalam saluran telinga, seperti alat bantu dengar, dan secara digital memutar ulang versi suara pemakai yang sedikit diubah ke telinga sehingga terdengar seolah-olah dia berbicara serempak dengan orang lain. Pada beberapa orang, perangkat elektronik dapat membantu meningkatkan kelancaran dalam waktu yang relatif singkat. Penelitian tambahan diperlukan untuk menentukan berapa lama efek tersebut dapat bertahan dan apakah orang dapat dengan mudah menggunakan dan memanfaatkan perangkat ini dalam situasi dunia nyata. Untuk alasan ini, para peneliti terus mempelajari efektivitas jangka panjang dari perangkat ini. Kelompok swadaya Banyak orang menemukan bahwa mereka mencapai kesuksesan terbesar mereka melalui kombinasi belajar mandiri dan terapi. Kelompok selfhelp menyediakan cara bagi orang yang gagap untuk menemukan sumber daya dan dukungan saat mereka menghadapi tantangan gagap. National Institute of Health. Stuttering. J Commun Disord [Internet]. 2017;12(May):131–46. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.jcomdis.2016.06.002
Prognosis Pada kebanyakan anak dengan stuttering, stuttering dapat berlalu dan bicara kembali normal dalam waktu 3 atau 4 tahun . Stuttering lebih mungkin bertahan sampai dewasa jika : Komplikasi : Masalah SOSIAL Berlanjut selama lebih dari 1 tahun Anak gagap setelah usia 6 tahun Anak memiliki masalah bicara atau bahasa National Institute on Deafness and Other Communication Disorders. NIDCD fact sheet: stuttering. www.nidcd.nih.gov/health/stuttering. Updated March 6, 2017. Accessed July, 14, 2022.
Monitoring Profesional kesehatan umumnya merekomendasikan bahwa seorang anak dievaluasi jika dia telah mengalami stuttering selama 3 sampai 6 bulan, menunjukkan perilaku berusaha keras untuk berbicara yang terkait dengan kegagapan/ Stuttering, atau memiliki riwayat keluarga gagap atau gangguan komunikasi terkait. Disarankan agar seorang anak dievaluasi setiap 3 bulan untuk menentukan apakah kegagapannya meningkat atau menurun. Sementara itu, pesan yang dapat diberikan kepada orang tua untuk membantu anak dengan stuttering adalah: Bicaralah dengan sedikit pelan dan santai. Ini dapat membantu mengurangi tekanan yang mungkin dialami anak. Sediakan lingkungan rumah yang santai yang memungkinkan banyak kesempatan bagi anak untuk berbicara. Bicaralah secara terbuka dan jujur kepada anak tentang kegagapan jika dia mengangkat topik tersebut. Biarkan anak tahu bahwa tidak apa-apa jika beberapa gangguan terjadi. menyisihkan waktu untuk berbicara satu sama lain, terutama ketika anak sedang bersemangat dan ingin banyak bicara. Dengarkan dengan penuh perhatian ketika anak berbicara dan fokus pada isi pesan, daripada menanggapi bagaimana hal itu dikatakan atau menyela anak. National Institute on Deafness and Other Communication Disorders. NIDCD fact sheet: stuttering. www.nidcd.nih.gov/health/stuttering. Updated March 6, 2017. Accessed July, 14, 2022.