manfaat bagi dirinya, kemudian tanah tersebut dapat menumbuhkan tumbuh- tumbuhan
sehingga dapat memberi manfaat bagi yang lain. Di antara mereka ada yang menuntut
ilmu, namun tidak mengamalkannya, tetapi ia mengajarkannya kepada orang lain, maka
diumpamakan tanah yang tergenangi air, sehingga manusia dapat memanfaatkannya.
Diantara mereka ada juga yang mendengar ilmu, namun tidak menghaafal atau
menjaganya serta mengamalkannya dan tidak pula mengajarkannya kepada orang lain,
maka dia seperti tanah yang tidak dapat menerima air sehingga merusak tanah yang ada di
sekitarnya,
Dikumpulkannya perumpamaan bagian pertama dan kedua, adalah karena keduanya
sama-sama bermanfaat. Sedangkan dipisahkannya bagian ketiga, karena tercela dan tidak
bermanfaat.
Dari Abu Musa al-Asy'ari, ia berkata: Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya
perumpamaan petunjuk dan ilmu yang dengannya Allah mengutusku adalah seperti air
hujan yang turun ke tanah. Di antaranya ada tanah yang subur yang menyerap air
sehingga menumbuhkan tanaman dan rerumputan yang banyak. Ada juga tanah tandus
yang menahan air sehingga orang-orang bisa memanfaatkannya; mereka minum darinya,
memberi minum ternaknya, dan mengairi tanaman. Ada juga tanah yang keras; tidak
dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan tanam-tanaman. Demikianlah
perumpamaan orang yang memahami agama Allah, lalu ia mengambil manfaat apa yang
dengannya Allah mengutusku, sehingga ia belajar dan mengajarkannya. Dari sisi lain ada
orang yang tidak mau mengambil manfaat darinya, serta orang yang sama sekali tidak
menerima petunjuk Allah yang dengannya aku diutus. "(Muttafaq 'Alaih).
Dalam kitab Miftah Daar al-Saadah (1/60-61), Ibnul Qayyim menjelaskan, manusia
dilihat dari sisi kesiapan dan kesediaannya menerima risalah (ajaran) yang dibawa
Rasulullah saw. terbagi dalam tiga bagian;
Pertama: ada orang yang menghafal, memahami maksudnya, dan mampu menyimpulkan
hukum, hikmah dan faedah-faedahnya. Mereka inilah yang diumpamakan sebagai tanah
yang bisa menerima air. Hafalan itu seperti tanah yang menumbuhkan tanaman yang
sangat banyak. Sedangkan pemahaman, ma'rifah, istimbath adalah seperti penumbuhan
tanaman dengan air. Inilah perumpamaan para huffaz, fuqaha', dan ahlul hadis.
6