Teknik Pemadaman Kebakaran untuk perusahaan.pptx

sacralmistic 0 views 25 slides Oct 14, 2025
Slide 1
Slide 1 of 25
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25

About This Presentation

Untuk mencegah meluasnya kebakaran ke tempat lain


Slide Content

Te knik Pemadaman Kebakaran

TUJUAN DAN MANFAAT PELATIHAN Tujuan Mempelajari teori terjadinya api dan kebakaran hubungannya penanggulangan kebakaran di tempat kerja .   Manfaat Materi pelatihan ini memberikan dampak kepada peserta mampu m emahami teknik pemadaman kebakaran , meliputi : Klasifikasi kebakan Media pemadam api Metode pemadaman kebakaran Strategi pemadaman kebakaran

3 Teknik Pemadaman Kebakaran 3.1 Metode Pemadaman Kebakaran Cooling/ Pendinginan Smothering/ Isolasi Udara Starvation/ Penguraian Bahan Bakar Breaking Chain Reaction/ Memutus rantai reaksi pembakaran Terjadi secara tidak diduga . Tidak akan padam apabila tidak dipadamkan . Kebakaran akan padam dengan sendirinya apabila konsentrasi keseimbangan hubungan 3 unsur dalam segitiga api tidak terpenuhi lagi. Sifat kebakaran

Cooling ,  yaitu mendinginkan bahan bakar dengan mengusir panas. Misalnya, menyiram air pada bahan bakar seperti kayu yang terbakar. Smothering ,   yaitu memotong pasokan oksigen. Misalnya, dengan memberikan  foam  atau karbon dioksida.        3.  Starving , yaitu dengan memotong pasokan bahan bakar ( fuel ). Misalnya dengan memberhentikan pasokan gas yang terbakar di dalam pipa. 4 .   Inhibition ,  yaitu dengan menghentikan reaksi kimia. Misalnya, dengan memberikan  dry chemical powder . Teknik Pemadam

P A N A S BAHAN BAKAR PENGISOLASIAN PENDINGINAN PENGURAIAN/ FIRE TRIANGLE SEGITIGA API U D A R A Breaking Chain Reaction Cooling Smothering Starvation

API Udara Heat Bahan bakar Cooling Smothering Starving Prinsip PEMADAMAN Dilution

I II III ISOLASI O 2 URAI BBM PENDINGINAN H 2 O ISOLASI, PENGURAIAN, PENDINGINAN

RANTAI REAKSI KIMIA OKSIGEN BAHAN BAKAR COOLING/PENDINGINAN Memadamkan api dengan air

RANTAI REAKSI KIMIA OKSIGEN BAHAN BAKAR SMOTHERING/ MENGISOLASI OKSIGEN Menutup drum yang terbakar

BAHAN BAKAR RANTAI REAKSI KIMIA OKSIGEN STARVATION/ MENSTOP SUPLAY BAHAN BAKAR Menutup kerangan pada Tangki yang terbakar

RANTAI REAKSI KIMIA OKSIGEN BAHAN BAKAR BREAKING CHAIN REACTION MEMECAHKAN RANTAI REAKSI KIMIA Memadamkan API dengan APAR type HALON

Tujuan Klasifikasi Kebakaran Memudahkan pemililhan media pemadam yang tepat dari berbagal tipe bahan bakar . Klasifikasi kebakaran : Klas A : Bahan padat ( kertas , kayu , plastik , dll .) Klas B : Bahan cair atau gas mudah terbakar Klas C : Instalasi listrik Klas D : Bahan logam 3.2 Klasifikasi Kebakaran

A Kebakaran pada benda pada mudah terbakar yang menimbulkan arang / karbon ( contoh : Kayu , kertas , karton / kardus , kain , kulit , plastik ) B Kebakaran pada benda cair dan gas yang mudah terbakar ( contoh : bahan bakar , bensin , lilin , gemuk , minyak tanah , thinner) C Kebakaran pada benda yang menghasilkan listrik atau yang mengandung unsur listrik D Kebakaran pada logam mudah terbakar ( contoh : Sodium, lithium, radium) API DIBAGI MENURUT KELASNYA NFPA (National Fire Protection Association)

Klasifikasi Kebakaran Menurut NFPA NFPA ( National Fire Protection Associaton ) adalah suatu lembaga swasta yang khusus menangani di bidang peanggulangan bahaya kebakaran di Amerika Serikat . Kelas A, yaitu kebakaran bahan padat kecuali logam. Kelas ini mempunyai ciri jenis kebakaran yang meninggalkan arang dan abu. Unsur bahan yang terbakar biasanya mengandung karbon, misalnya kertas , kayu, tekstil, plastic, karet, busa, dan lain – lain yang sejenis dengan itu. Kelas B, yaitu kebakaran bahan cair dan gas yang mudah terbakar. Kelas ini terdiri dari unsur bahan yang mengandung hidrokarbon dari produk minyak bumi dan turunan kimianya, misalnya: besin, aspal, minyak, alcohol , gas LPG, dan lain – lain yang sejenis dengan itu . Kelas C, yaitu kebakaran listrik yang bertegangan. Misalnya peralatan rumah tangga, trafo, computer, televisi, radio, panel listrik, transmisi listrik , dan lain – lain. Kelas D, yaitu kebakaran bahan logam, pada prinsipnya semua bahan dapat terbakar tak terkecuali benda dari jenis logam, hanya saja tergantung pada nilai titik nyalanya misalnya: potassium, sodium, alumunium , magnesium, dan lain – lain.

Media Cair Air Busa Asam Soda Media Padat Pasir dan tanah Tepung Kimia Media Gas Karbon Dioksida (CO2) Halon AF-11 Halotron 3.3 Media Pemadam Api

Jenis kebakaran terdiri dari 4 jenis , yang mana setiap jenis perlakuannya beda-beda : Kelas A : Kebakaran yang terjadi pada benda padat kecuali logam ( Kayu , arang , kertas , plastik , karet , kain dan lain-lain). Kebakaran kelas A dapat dipadamkan dengan air, pasir / tanah , APAR dry chemical , APAR foam , dan APAR HCFC. b. Kelas B : Kebakaran yang terjadi pada benda cair dan / atau gas ( bensin , solar, minyak tanah , aspal , alkohol , elpiji , dan sebagainya ). Kebakaran kelas B dapat dipadamkan dengan pasir / tanah ( untuk area kebakaran yang kecil ), APAR dry chemical, APAR CO2, APAR foam , dan APAR HFCF. Air tidak boleh dipergunakan ! Cairan yang terbakar akan terbawa aliran air dan menyebar .

c. Kelas C : Kebakaran yang terjadi pada peralatan listrik bertegangan . Kebakaran kelas ini biasanya terjadi akibat korsleting listrik sehingga menimbulkan percikan api yang membakar benda-benda di sekitarnya . Kebakaran kelas C dapat dipadamkan dengan APAR dry chemical, APAR CO2, dan APAR HCFC. AIR TIDAK BOLEH DIPERGUNAKAN. Air adalah konduktor ( penghantar listrik ) dan akan menyebabkan orang-orang yang berada di area tersebut tersengat listrik . d . Kelas D : Kebakaran yang terjadi pada bahan logam (magnesium, almunium , kalium , dan sebagainya ). Kebakaran kelas D ini sangat berbahaya dan hanya dapat dipadamkan dengan APAR sodium chloride dry powder. Air dan APAR berbahan baku air sebaiknya tidak digunakan , karena pada kebakaran jenis logam tertentu air akan menyebabkan terjadinya reaksi ledakan .

4 Prinsip Penanggulangan Kebakaran di TK Rumusan penanggulangan kebakaran sesuai Undang-undang No. 1 Tahun 1970 dilakukan dengan pendekatan teknis sebagai berikut : Tindakan pencegahan agar tidak terjadi kebakaran dengan cara mengeliminir atau mengendalikan berbagai bentuk perwujudan energi yang digunakan, hendaknya diprioritaskan pada masalah yang paling menonjol dalam statistik penyebab kebakaran. 1. M encegah , mengurangi , dan memadamkan kebakaran : P engendalian segala bentuk energi : Data Penyebab Kebakaran ( source of energy ) : Listrik , Sambaran petir , Listrik Statis , Rokok , Api terbuka . Pemotongan / pengelasan , Permukaan panas , Bunga api pembakaran , Bunga api Mekanik , Reaksi kimia , Penangasan , dll.

Approved safety cans for the storage of highly flammable liquids ( Justrite Manufacturing Company )

Fig. 6-33 Fireproof cabinets provide safe and convenient means of storing large quantities of combustible liquids prior to use (Eagle Manufacturing Company) 21

Fig. 6-32 Combustible waste must be stored if fireproof containers prior to proper disposal ( Eagle Manufacturing Company) 22

2.5 Cara Menghadapi Jika Terjadi Kebakaran Beberapa langkah yang dapat diambil jika terjadi kebakaran di tempat kerja . a. Jangan Panik Saat terjadi peristiwa di luar dugaan , kepanikan hanya akan membuyarkan konsentrasi dan mendorong munculnya kecerobohan . Rute penyelamatan atau denah tempat kerja yang sudah lekat dalam ingatan juga bisa dihilangkan seketika oleh rasa panik . Usahakan untuk tetap tenang dan ingat kembali denah tempat kerja atau rute keselamatan . Biasanya denah atau rute keselamatan itu terpasang dekat tangga atau lift. b. Matikan Peralatan Listrik Saat mendengar alarm kebakaran , jangan buru-buru meninggalkan meja kerja . Biasanya kebakaran terjadi akibat hubungan arus pendek listrik , sehingga sebaiknya matikan atau lepaskan peralatan listrik . kemudian amankan dokumen yang dirasa penting .

c. Lindungi Saluran Pernapasan Saat titik kebakaran berada cukup dekat , maka asap bisa jadi tak terhindarkan . Segera lindungi hidung dan mulut dengan tisu , tisu basah , sapu tangan atau bisa juga atasan yang dipakai . Asap kebakaran yang terhirup bisa berakibat fatal.. Asap akan bergerak ke atas , sehingga bungkukkan badan serendah mungkin , atau merangkaklah . Saat terjebak asap dalam kondisi ramai , tetap berada di posisi semula , tapi tetap bungkukkan badan . Tetap tutup hidung dan mulut dan bernapas perlahan . d. Ikuti Petunjuk Evakuasi Saat terjadi kebakaran di sebuah gedung , akan ada pengeras suara yang memberikan petunjuk arah untuk penghuni gedung . Namun jika tidak ada , ikuti petunjuk arah evakuasi yang biasa terpasang di dinding . Satu hal yang harus diperhatikan adalah jangan keluar dari gedung menggunaan lift karena dikhawatirkan dapat berhenti mendadak saat kondisi darurat . Selain terjebak di dalam lift, orang juga dapat mengalami gangguan saraf akibat lift yang berhenti mendadak . Dalam situasi seperti ini , disarankan untuk menggunakan tangga darurat .

e. Jangan Sampai Terjebak di Keramaia n Penyebab banyaknya korban kebakaran biasanya karena penghuni gedung yang fokus pada satu akses keluar gedung . Penghuni gedung berdesakan dan terlanjur menghirup asap kemudian pingsan . Sebaiknya jika terjebak keramaian , usahakan mencari jalan lain, bisa dengan ke ujung ruangan , lorong atau tangga . Kalau memungkinkan , orang dapat keluar lewat jendela , dengan catatan jika posisi jendela tak terlalu tinggi dari tanah . Untuk mengatasi rasa cemas akibat ketinggian , coba duduk di kerangka jendela . Dorong tubuh perlahan dengan kedua tangan , jaga agar tubuh tidak tegang . Usahakan untuk mendarat dengan kedua kaki dan lutut jangan terkunci .
Tags