Salah guna Sosial media
Oleh: Nur-Rofi’ah
referensi: ust kholqi, guz Azzam,
ada donat tengah nya lobang, topingnya eh selai kacang, salam hormat kasih dan
sayang, dari saya si dai kondang
(Assalamu’alaikum wr. Wb)
ُ
مَلاَّسلاَو ُةَلاَّصلاَو ،ْلَمْع
لأَ
اَو
ِ
مْلِعْلاِب َمَدآ ىِنَب َلَّضَف ىِذَّلا ِهلل ُِدْمَحْلَا
ى
َل
إِ
ِناَسْح
إِِبْمُهَل َنْيِعِباَّتلاَو ِهِبْحَّصلاَو ِهِل
أَ
ىَلَعَو .ٍدَّمَحُم اَنِّيِبَن ىَلَع
)
ُدْعَب اَّم
أََ
( .
ِ
ماَّي
لأَ
ا ِرِخ
أَ
Pertama-tama dan yang paling utama, marilah kita mantabkan hati untuk
senantiasa berdzikir kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya malam
hari ini kita dapat bermuajjahah dalam acara perayaan hari kemerdekaan bangsa
indonesia, dalam keadaan sehat wal afiyat, Alhamdu…Lillah
Kedua kalinya, mahkota sholawat dan bahtera salam kita haturkan kepada
sayyidul Anbiyak, sang rovolusioner dunia, yakni nabiyuna Muhammad SAW, yang
telah mengenalkan kita agama yang penuh nur ilahi.
Qoola google fi internitiyah, babussosmidatu (utawi iki iku bab sosial media)
hiya (yo sosial media) alfisbuku (swiji iku fesbuk), wal baba imu (lan bbm), wal
instinjiramu (lan instagram), wat tiwitaru (lan twiter), wal was’afu (lan watshap), wal
layinu (lan line), wal tiqthoqu (lan tiktok).
Maqoola diatas merupakan maqolah almukarrom google tentang beberapa
santri2 nya, yang pada saat ini tidak satupun anak-anak di dunia yang tidak
menggunakannya, betul hadirin??
Dewan juri yang arif dan bijaksana, hadirin yang berbahagia
berdirinya saya disini bukan hanya sekedar menopang badan, bukan pula berkicau
sembarangan, dilihat dari dunia yang semakin canggih, banyak sekali orang tua yang
sudah tak lagi gigih mebujuk sang anak ketika ia menangis, jangankan seusia kita
hadirin, masih umur dua tahun sudah disuguhi yang namanya cocomelon, saya jadi
bertanya tanya, ini anak sebanenya anak manusia atau anak mbak google ya, nangis
dikit yaoutub, merengek dikik youtube, benar apa benar ibuk??? Itulah pengaruh
buruk sosial media di zaman ini.
Ma’asyirol muslimim rohimakumulah…..pada dasarnya anak yang lahir
didunia itu dalam keadaan tidak tahu apa2, bahkan tidak tahu mana benar mana salah,
semua itu tergantung apa yang ditanam oleh orang tuanya, ketika kita menanam
Alqur’an di dalamnya, maka kelak ia akan menjadi anak yang qur’ani, ketika sang
orang tua memberinya handphon, maka kelak orang tua akan memanen buah dari