Teori Api dan Anatomi Kebakaran di tempatkerja.pptx

sacralmistic 0 views 64 slides Oct 14, 2025
Slide 1
Slide 1 of 64
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64

About This Presentation

Teori tentang api dan anatomi kebakaran ini menjelaskan bagaimana sifat api dan bagaimana proses kebakaran itu


Slide Content

Teori Api dan Anatomi Kebakaran

TUJUAN DAN MANFAAT PELATIHAN Tujuan Mempelajari teori terjadinya api dan kebakaran hubungannya penanggulangan kebakaran di tempat kerja .   Manfaat Materi pelatihan ini memberikan dampak kepada peserta mampu : Memahami pengertian konsep terjadinya api dan kebakaran Memahami konsep pencegahan kebakaran di tempat kerja Memahami teknik pemadaman kebakaran

1 . Pendahuluan 1.1 Pengertian a pi dan k ebakaran 1.2 Elemen d asar p embentuk api 1.3 Prinsip terjadinya api 1.4 Prinsip penyebaran api 2 . Fenomena Kebakaran 2.1 Tahapan proses kebakaran 2.2 Fenomena Flashover 2.3 Fenomena backdraftt 2.4 Terjadinya Ledakan 2.5 Potensi bahaya dan risiko kebakaran Teori Api dan Anatomi Kebakaran

Apa itu Api ? Apa itu Kebakaran ? Bagaimana mengendalikan kebakaran ?

1 PENDAHULUAN Apa itu Api 1.1 Pengertian Suatu proses kimia yaitu proses oksidasi cepat yang menghasilkan panas dan cahaya . Api adalah suatu reaksi kimia ( oksidasi ) cepat yang terbentuk dari 3 ( tiga ) unsur yaitu : panas , udara dan bahan bakar yang menimbulkan atau menghasilkan panas dan cahaya . Segitiga api adalah elemen-elemen pendukung terjadinya kebakaran dimana elemen tersebut adalah panas , bahan bakar dan oksigen . Namun dengan adanya ketiga elemen tersebut , kebakaran belum terjadi dan hanya menghasilkan pijar (ILO, 2018).

Apa itu Kebakaran Kebakaran adalah suatu peristiwa/kejadian/bencana yang berasal dari api yang tidak dikehendaki yang dapat menimbulkan kerugian. KEBAKARAN adalah API YANG TAK TERKENDALIKAN

1.2 Elemen Dasar Pembentuk Api 1. Bahan bakar Kebakaran terjadi karena bertemunya tiga unsur. Tiga unsur atau elemen dasar api ( segitiga api ), yaitu : Ada tiga wujud bahan bakar , yaitu padat , cair dan gas . Untuk benda padat dan cair dibutuhkan panas pendahuluan untuk mengubah seluruh atau sebagian darinya , ke bentuk gas agar dapat mendukung terjadinya pembakaran. Benda Padat . Bahan bakar padat yang terbakar akan meninggalkan sisa berupa abu atau arang setelah selesai terbakar . Contohnya : kayu , batu bara, plastik , gula , lemak , kertas , kulit dan lain- lainnya . Benda Cair . Bahan bakar cair contohnya : bensin , cat, minyak tanah , pernis , turpentine , lacquer , alkohol , olive oil, dan lainnya . Benda Gas. Bahan bakar gas contohnya : gas alam , asetilen , propan , karbon monoksida , butan , dan lainlainnya .

2. Oksigen Salah satu elemen yang terkandung dalam udara . Karakteristiknya mudah terbakar , terutama bila dalam bentuk cair . Elemen Dasar Pembentuk Api ( Lanjutan …) Zat pembakar (O2) adalah dari udara , dimana dibutuhkan paling sedikit sekitar 15% volume oksigen dalam udara agar terjadi pembakaran . Udara normal di dalam atmosfir kita mengandung 21% volume oksigen . Ada beberapa bahan bakar yang mempunyai cukup banyak kandungan oksigen yang dapat mendukung terjadinya pembakaran Udara mengandung sekitar 21 persen oksigen , dan sebagian besar kebakaran memerlukan setidaknya  16 persen   kandungan oksigen agar dapat terbakar . Oksigen mendukung proses kimia yang terjadi selama kebakaran .

3. Pengapian / panas Panas , Sumber panas diperlukan untuk mencapai suhu penyalaan sehingga dapat mendukung terjadinya kebakaran . Sumber panas antara lain: panas yang tinggi sinar matahari , permukaan yang panas , nyala terbuka , gesekan , Korek api atau batu api , reaksi kimia eksotermis , energi listrik , hubungan listrik arus pendek / percikan api listrik , api las/ potong , gas yang dikompresi Dapat sengaja atau tidak sengaja Elemen Dasar Pembentuk Api ( Lanjutan …)

SUMBER PANAS API TERBUKA LISTRIK MEROKOK ALAM PENGELASAN REAKSI KIMIA ARSON Api kebakakaran biasanya muncul dari konsleting arus listrik , peralatan masak , peralatan elektronik , lilin , sisa puntung rokok yang belum mati , cairan dan peralatan mudah terbakar, dan lain lain.

TEORI API BAHAN BAKAR PANAS OKSIGEN 1.3 Prinsip Terjadinya Api Segi Tiga Api ( Tri Angle of Fire ) 3 ( tiga ) unsur pembentuk api, yaitu bahan bakar , energy panas dan oksigen. Api adalah suatu reaksi berantai yang berjalan sangat cepat, s eimbang dan kontinyu antara unsur-unsur tersebut. tiga elemen pembentuknya itu sering digambarkan berupa segitiga api ( fire triangle ). Reaksi antara ketiga elemen tersebut hanya akan menghasilkan suatu nyala api apabila kadar elemen–elemennya seimbang. Bila salah satu elemen kadarnya berkurang. Maka nyala api akan padam dengan sendirinya.

BAHAN GAS + OKSIGEN + PANAS BAHAN PADAT & CAIR PANAS HASIL REAKSI + PANAS + NYALA BAHAN GAS PANAS NON THERMAL (ASAP & GAS) Berlangsungnya suatu pembakaran diperlukan komponen keempat , yaitu rantai reaksi kimia (chemical chain reaction). Teori ini dikenal sebagai Piramida Api atau T etrahedron . Rantai reaksi kimia adalah peristiwa dimana ketiga elemen yang ada saling bereaksi secara kimiawi , sehingga yang dihasilkan bukan hanya pijar tetapi berupa nyala api atau peristiwa pembakaran .

Vaporization Reaksi nyala api akan terjadi dalam bentuk partikel / uap . Besaran temperatur yang dibutuhkan disebut flash point 2. Uap bahan bakar akan dapat terbakar di atmosfir apabila konsentrasinya tepat , dalam batas tertentu . Batasan konsentrasi partikel / uap di udara disebut flammable range . Sampai kondisi ini belum terjadi reaksi oksidasi . Reaksi oksidasi akan terjadi , apabila ada sumber pemicu nyala dan akan terjadi nyala api sekejab . 3. Rantai reaksi api akan berlangsung terus menerus apabila terjadi siklus panas sehingga laju penguapan tidak terputus . SOURCE ENERGY FUEL Cx Hx VAPORIZATION Free radicals reaction CO 2 H 2 O O 2 O 2 Tahapan Terjadinya Nyala Api

Tetra hedron of Fire Vaporization Free radicals reaction Heat output Solid Liquid gas HEAT FUEL OXYGEN Free radicals reaction Nyala api yang tampak adalah massa zat yang sedang berpijar dalam proses reaksi kimia oksidasi eksothermal

BESARAN ANGKA YANG MENGHUBUNGKAN SEGITIGA API (FUEL-OXYGEN-HEAT) FIRE HEAT OUT PUT SOURCE ENERGY FEEDBACK FUEL OXYGEN HEAT ? ? ? ? FLAMMABLE RANGE FLASH POINT FIRE POINT AUTO IGNITION TEMPERATURE BESARAN ANGKA-ANGKA TSB. HARUS DIKENALI DAN DIKENDALIKAN

TITIK NYALA ( FLASH POINT ) Suhu terendah dimana suatu zat ( bahan bakar ), cukup mengeluarkan uap & menyala ( terbakar sekejab ) bila diberi sumber panas yang cukup Bensin = 73  F (22  C) Minyak tanah = 130  F (54  C) Kerosine Dipanasi sampai menguap

Kerosine Bensin DALAM SUHU NORMAL Kenapa ? Gasoline/ bensin pada suhu Ruangan sudah mengeluarkan Uap yang cukup untuk terbakar TITIK BAKAR (FIRE POINT) Suhu terendah dimana suatu zat ( bahan bakar ) cukup untuk mengeluarkan uap dan terbakar ( menyala terus menerus ) bila diberi sumber panas . SETELAH DIPANASI kerosine Tidak Menyala

Selain dipanaskan bagaimana cara agar minyak tanah bisa terbakar ? Dinaikkan tekanannya supaya berubah fasa menjadi uap Dikabutkan , dibuat menjadi butiran kecil sehingga berbentuk uap

SUHU PENYALAAN SENDIRI (AUTO IGNITION TEMPERATURE) Suhu dimana suatu zat dapat menyala dengan sendirinya tanpa adanya sumber panas dari luar . Pengertian ini adalah dimana zat tersebut mendapat suhu yang tertinggi sehingga dia akan menyala dengan sendirinya . Contoh Gasoline = 235  C Kerosine =228,9  C Parafin = 316  C

Daerah B isa T erbakar ( Flammable R ange ) Gambar Flammable range untuk bahan kimia LEL/LFL (Low Explosive Limit/Low Flammable Limit) yaitu batas konsentrasi ambang terendah dari suatu gas udara untuk dapat meledak / terbakar ) UEL/UFL (Upper Explosive Limit/Upper Flammable Limit) yaitu batas konsentrasi ambang tertinggi suatu gas di udara untuk dapat meledak / terbakar Daerah jenuh adalah kondisi kelebihan kadar uap /gas di udara , sehingga tidak bisa terbakar Daerah miskin adalah kondisi kekurangan kadar uap /gas di udara , sehingga tidak bisa terbakar

gasoline DAERAH BISA TERBAKAR (FLAMMBLE RANGE ) Daerah kaya Daerah bisa terbakar Daerah miskin

UDARA UDARA Daerah bisa terbakar adalah batas konsentrasi campuran antara uap bahan bakar dengan udara yang dapat terbakar / menyala bila dikenai atau diberi sumber api Hydrogen 4% - 75 % Bensin 1% - 7 % Propane (LPG) 2% - 8% Minyak Tanah 1% - 5% UDARA < 1% 1%- 7% > 7% UAP BENSIN DAERAH BISA TERBAKAR ( FLAMMBLE RANGE )

Dalam bidang pencegahan kebakaran , usaha lain untuk mengontrol kebakaran ialah untuk mencegah penyebaran api dengan tujuan untuk memudahkan pemadaman kebakaran Yang sangat penting dalam hal ini adalah mengontrol api berstransmisi ke sekelilingnya Oleh karena itu kita perlu mengetahui bagaimana caranya api bertransmisi ke tempat lain, agar kita dapat mencegah 1.4 Prinsip Penyebaran Api

Api bertransmisi ke tempat lain dengan cara, yaitu: Kontak atau hubungan langsung Api dapat menyebar dengan cara kontak langsung dan nyala api tersebut dengan bahan yang dapat terbakar atau uap /gas dan bahan yang mudah terbakar di sekelilingnya Konduksi atau perambatan Panas dan api atau sumber panas dapat ditransmisikan pada bahan yang mudah merambat panas , seperti : logam . Sifat ini tidak lain seperti perambatan panas kopi pada sendok Konveksi Panas dapat pindah ke tempat lain dibawa oleh medium yang bersirkulasi , seperti gas atau cairan . Udara dapat mensirkulasi panas dan memindahkanya kepada objek yang jauh letaknya melalui cara konveksi . Udara yang dipanaskan dengan cara konveksi pada umumnya mengarah ke atas Radiasi atau pemancaran Pemindahan panas dengan cara memancar dan objek yang satu ke objek yang lainnya melalui rongga antara kedua objek , melalui rongga antara kedua objek tersebut disebut radiasi Contohnya seperti panas matahari memancar ke bumi atau api kebakaran memancar sekelilingnya

Penyebaran api Kontak Api dapat menyebar dengan cara kontak langsung dan nyala api tersebut dengan bahan yang dapat terbakar atau uap /gas dan bahan yang mudah terbakar disekelilingnya . Konduksi Panas dan api atau sumber panas dapat ditransmisikan pada bahan yang mudah merambat panas , seperti : logam Konveksi Panas dapat pindah ke tempat lain dibawa oleh medium yang bersirkulasi , seperti gas atau cairan . Udara dapat mensirkulasi panas dan memindahkanya kepada objek yang jauh letaknya melalui cara konveksi . Udara yang dipanaskan dengan cara konveksi pada umumnya mengarah ke atas. Radiasi Pemindahan panas dengan cara memancar dari objek yang satu ke objek yang lainnya melalui rongga antara kedua objek . Contohnya seperti panas matahari memacar ke bumi atau api kebakaran memancar ke sekelilingnva .

RADIASI KONDUKSI KONDUKSI KONDUKSI KONVEKSI

PHASES of FIRE TIME 3 - 10 menit DECAY (6) Initiation (2) Source Energi (1) Flashover (4) Growth (3) STEADY Fully development fires (5) (600-1000 o C) 2 F enomena Kebakaran 2 .1 Tahapan Proses Kebakaran ( Phase of Fire ) KENAIKAN TEMPERATUR PENYALAAN PERTUMBUHAN PEMBAKARAN PENUH PASCA FLASHOVER SURUT

1. Source Energi Tidak diketahui kapan dan dimana awal terjadinya kebakaran api/kebakaran. Tetapi yang pasti ada sumber awal pencetusnya ( source of energy ), yaitu adanya potensi energy yang tidak stabil. Apabila energy yang tidak terkendali kontak dengan zat yang dapat terbakar, maka akan terjadinya penyalaan tahap awal ( initiation ) bermula dari sumber api/nyala yang relative kecil. 2 . Initiation ( Penyalaan )

3. Growth ( Pertumbuhan ) Apabila p ada periode awal kebakaran tidak terdeteksi, maka nyala api akan berkembang lebih besar ( growth ) sehingga api akan menjalar bila ada media sekelilingnya. Intesitas nyala api meningkat dan akan menyebabkan panas ke semua arah secara konduksi, konveksi, dan radiasi, hingga pada suatu saat kurang lebih 3 – 10 menit atau setelah temperature mencapai 300 C akan terjadi penyalaan api serentak yang disebut ( flashover ), yang biasanya di tandai pecahnya kaca. 4. Flashover

5. Pasca Flashover ( Pembakaran Penuh ) Setelah flashover , nyala api akan membara yang disebut periode kebakaran mantap ( steady/full development fire ). Temperature pada saat kebakaran penuh ( full fire ) dapat mencapai 600– 1000 C . Bangunan dengan struktur konstruksi baja akan runtuh pada temperature 700 C. Bangunan dengan konstruksi beton bertulang setelah terbakar lebih dari 7 jam dianggap tidak layak lagi untuk digunakan . Setelah mela m paui puncak pembakaran, inte n sitas nyala akan berkurang/surut dan berangsur–angsur akan padam, yang disebut periode surut ( deca y ). 6. Surut ( Decay )

2.2 Fenomena Flashover Terjadinya Flashover

FLASH OVER - SAAT TERJADI PENYALAAN SERENTAK YANG MELIBATKAN SELURUH BENDA YANG ADA DI DALAM RUANGAN, DITANDAI DENGAN PECAHNYA KACA-KACA Flashover

Bagaimana menghadapi bahaya Flashover

How to Face The Dangers Flashover

2.3 Fenomena Backdraft Masuknya oksigen secara tiba-tiba pada suatu ruangan tertutup pada tahap kebakaran mulai surut dengan kondisi material bahan bakar masih cukup banyak dan oksigen kurang , sehingga mengakibatkan ledakan dari arah sumber masuknya oksigen tersebut Tanda-tanda backdraft Panas Pintu dan pegangannya Asap dari bukaan Asap masuk kembali melalui bukaan Suara mendesis atau raungan

KEBAKARAN DALAM RUANG TERTUTUP KEHABISAN OKSIGEN BILA ADA KESEMPATAN UDARA MASUK AKAN TERJADI LEDAKAN BACKDRAFT Udara

( Panas Membara )

PELEDAKAN FISIKA (Physical Explosion  Expanse) Pelepasan tekanan uap /gas seperti : Ketel uap , bejana tekanan , kompresor dll . PELEDAKAN KIMIA (Chemical Explosion  Explosive) Pelepasan energi potensial dari reaksi bahan kimia yang disertai pelepasan energi panas yang tinggi dalam waktu yang cepat DIFINISI LEDAKAN Explosion 2.4 Proses Terjadinya Ledakan (Explosion)

CHEMICAL EXPLOSION UNIFORM PROPAGATING Ledakan bahan kimia yang karena sifatnya dalam keadaan berdiri sendiripun dapat meledak Ledakan bahan kimia melalui proses oksidasi

B L E V E (Boiling Liquid Expanding Vapor Explosion) TANKI BAHAN BAKAR GAS CAIR FIREBALL PAPARAN PANAS Peledakan tangki gas cair yang mendidih akibat paparan panas

LPG APA PENDAPAT ANDA KEBAKARAN DISEBABKAN KARENA PELEDAKAN TABUNG GAS LPG

GAS LPG AKAN TURUN KEBAWAH BILA TERCIUM BAU GAS LPG. JANGAN NYALAKAN KOMPOR JANGAN MENGHIDUPKAN LISTRIK JANGAN MEMATIKAN LISTRIK

Daerah B isa T erbakar ( Flammable R ange ) Gambar Flammable range untuk bahan kimia LEL/LFL (Low Explosive Limit/Low Flammable Limit) yaitu batas konsentrasi ambang terendah dari suatu gas udara untuk dapat meledak / terbakar ) UEL/UFL (Upper Explosive Limit/Upper Flammable Limit) yaitu batas konsentrasi ambang tertinggi suatu gas di udara untuk dapat meledak / terbakar Daerah jenuh adalah kondisi kelebihan kadar uap /gas di udara , sehingga tidak bisa terbakar Daerah miskin adalah kondisi kekurangan kadar uap /gas di udara , sehingga tidak bisa terbakar

AWAN API UAP FLAMMABLE FLARE AKIBAT KEBOCORAN TANGKI, PIPA ATAU DALAM PROSES BAHAN MUDAH TERBAKAR

2.5 Penyebab Terjadinya Kebakaran Terbatasnya keterangan dan pengetahuan tentang kebakaran Kelalaian manusia Kesengajaan Alam

Listrik Sambaran petir Listrik Statis Rokok Api terbuka Pemotongan / pengelasan Permukaan panas Bunga api pembakaran Bunga api Mekanik Reaksi kimia gas Non teknis Unsur pemicu api-kebakaran

Konsleting listrik Percikan api yang diakibatkan korsleting listrik Konsleting listrik merupakan salah satu potensi bahaya bagi pemadam kebakaran karena memungkinkan adanya sengatan listrik di tempat-tempat yang tidak dapat diperkirakan saat kebakaran terjadi .

Bahan kimia mudah terbakar Jenis bahan kimia yang mudah terbakar dapat digolongkan menjadi tiga golongan , yaitu sebagai berikut : Padat , misalnya , belerang , hidrida logam , logam alkali, fosfor merah dan kuning . Cair , misalnya , alkohol , aseton , benzena , eter , methanol, n- heksana , pentana . Gas , misalnya , hidrogen dan asetilen .

Korsleting Listrik / Arus pendek listrik Membuang puntung rokok menyala sembarangan Pembakaran sampah yang membesar tidak terkendali Sambaran petir tanpa penangkal petir yang baik Instalasi listrik yang tidak Standar Nasional Indonesia (SNI) a. Contoh Pada Bengkel Korsleting Listrik / Arus pendek listrik Ledakan mesin atau alat praktek maupun bahan praktek Sambaran petir tanpa penangkal petir yang baik Instalasi listrik yang tidak Standar Nasional Indonesia (SNI) b. Pada Gedung

2.6 Potensi Bahaya dan Risiko Kebakaran Fire Hazard THERMAL Kerusakan / kerugian Asset & Lingkungan NON THERMAL (ASAP & GAS) Mengancam keselamatan manusia

Fire Hazard FIRE FUEL OXYGEN HEAT The Potential Effect of Fire on People and Property Temperature Smoke Carbon Monoxide Oxygen Carbon Dioxide

Gas- Gas Berbahaya Hasil Pembakaran Kekurangan oksigen mrupakan salah satu potensi bahaya saat terjadi kebakaran . Karena saat kebakaran terjadi maka di area kebakaran akan kekurangan oksigen , karena udara juga bercampur dengan gas-gas lain sebagai hasil dari kebakaran , seperti karbon dioksida , karbon monoksida , nitrogen oksida, dan lain-lain.

Pengaruh Prosentase Kandungan Gas-Gas Terhadap Kondisi Tubuh Manusia (ASHRAE) Bisa bunuh diri kalo begini caranya… CO CO CO2 CO

Kerusakan fatal berupa kekeringan kulit dalam waktu 30 detik Tidak dapat ditolerir dalam 5 menit Tidak dapat ditolerir dalam 15 menit Tidak dapat ditolerir dalam 25 menit Masih dapat ditolerir selama kurang dari 1 jam ( tergantung kelembaban , pakaian , dan aktivitas ) Daerah nyaman termal ( tergantung kelembaban , gerakan udara , dan faktor-faktor lain) 10 35 65 95 120 150 180 200 o C Respon manusia terhadap temperatur

Karbon monoksida ( CO) adalah pembunuh terbesar dalam kebakaran Karbon monoksida bukanlah gas yang beracun namun pada seringkali menyebabkan kematian di dalam kebakaran bangunan . CIri-ciri CO adalah tidak terlihat ( berwarna ) dan tidak berbau . Gas ini terbentuk dari oksidasi bahan-bahan yang terbakar bersama dengan gas Karbondioksida (CO2), terutama bila tidak terbakar dengan sempurna . Pada kebakaran ruang tertutup , rasio gas CO yang timbul lebih besar dari CO2 dibandingkan bila terjadi diruang terbuka atau yang terdapat ventilasi yang baik . Sangat jelas diarea kebakaran tertutup gas CO sangat mematikan karena berat jenis gas CO lebih besar dari udara , maka gas ini cenderung akan berada diatas lantai atau tanah . Jika menghirup gas ini , dapat menyebabkan lemas , colaps dan bahkan kematian . Bahaya dari gas ini adalah karena kemampuannya mengikat oksigen lebih kuat dari Hemoglobin dalam darah . Inilah yang meyebabkan orang tidak sadarkan diri setelah menghirup gas CO . Gas ini mematikan pada konsentrasi 1,28% by volume (1-3 menit ); 0,64% (10-15 menit ); 0,32% (30-60 menit ); dan 0,16% dalam waktu 2 jam. a. Karbon Monoksida (CO) Gas- Gas Berbahaya Hasil Pembakaran

Karbon dioksida ( CO2) adalah hasil dari pembakaran sempurna , Gas CO2 biasanya timbul pada kebakaran dalam jumlah besar . Walaupun gas ini tidak beracun tetapi keberadaan gas ini dalam jumlah besar akan menyebabkan gangguan dalam pernafasan . bisa menyebabkan sesak nafas karena kekurangan oksigen dalam darah . Dalam keadaan normal, di udara biasa kadar CO2 hanya 0.03% dan oksigen sebesar 20.8 %. Dengan naiknya kadar CO2 maka akan menyebabkan perbandingan kadar oksigen menjadi berkurang . b. Karbon dioksida (CO2) . C. Nitrogen Monoksida (NO) Nitrogen monoksida (NO) adalah gas tidak berwarna dan tidak berbau yang berasal dari hasil pembakaran . Nitrogen monoksida akan berubah menjadi gas berbahaya , jika terhirup dalam jumlah banyak . Menghirup nitrogen monoksida dalam jumlah banyak bisa menyebabkan gangguan saraf yang berakhir dengan kejang-kejang dan kelumpuhan .

d. Hidrogen Sianida (HCN) Gas HCN dihasilkan dari terbakarnya bahan yang mengandung Nitrogen(N2). Diantaranya bahan alam dan sintetis seperti wool, sutera , polimer akrilonitril , nilon , poli uretan dan urea. Gas ini 20 kali bercaun dari pada gas CO . Berbeda dengan gas C , gas ini akan menghalangi penggunaan oksigen oleh sel-sel tubuh . Data yang berkaitan dengan gas ini menunjukkan bahwa pada setiap 50 ppm selama 30 sampai 60 menit masih aman terhadap manusia , tetapi pada 100 ppm dalam waktu yang sama akan berakibat fatal. 135 ppm pada 30 menit akan fatal, demikian pula pada 181 ppm dalam 10 menit dipastikan kematian .

KERUGIAN HARTA BENDA KORBAN JIWA ATAU CACAT KERUGIAN /KEHILANGAN USAHA EKONOMI SOSIAL AKIBAT KEBAKARAN

TERBAKAR DAN TEWAS – Menara Bank Indonesia (BI) di Jalan MH Thamrin , Jakarta Pusat , yang terletak di belakang Gedung BI lama, terbakar Senin (8/12). Dalam kebakaran tersebut 15 orang tewas .

Akibat Kebakaran
Tags