Teori-Zoosentrisme-dan-Neo-Utilitarianisme.pptx

rera44054 8 views 8 slides Aug 28, 2025
Slide 1
Slide 1 of 8
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8

About This Presentation

-


Slide Content

Teori Zoosentrisme dan Neo-Utilitarianisme Zoosentrisme adalah etika yang menekankan perjuangan hak-hak binatang, karenanya etika ini juga disebut etika pembebasan binatang. Tokoh bidang etika ini adalah Charles Brich (Rija, 2011). Manusia telah menggunakan hewan dalam waktu yang lama, awalnya untuk makanan, transportasi, dan sebagai pendamping. Hewan juga digunakan sebagai objek dalam penelitian eksperimental pengembangan obat, yang berawal di Yunani kuno pada masa Aristoteles dan Hippocrate (Baumans, 2004). by Rexy Maulana Dwi Karmadi

Konsep Dasar Zoosentrisme Hak Hewan untuk Merasakan Senang Zoosentrime memandang bahwa hewan dapat merasakan senang sehingga mereka memiliki hak merasakan senang dan tercegah dari derita. Standar Moral Pendukung zoosentrisme menjadikan senang dan derita hewan sebagai standar moral. Kewajiban Moral Manusia Perasaan senang dan menderita mewajibkan manusia secara moral memperlakukan binatang dengan penuh belas kasih.

Dilema Etika dalam Eksperimen Hewan 1 Masa Lampau Pemakaian hewan dalam percobaan eksperimen masih menjadi dilema etika lingkungan. Sekalipun teori zoosentrisme telah berkembang, pada akhirnya kebanyakan manusia lebih dominan terhadap tata ekosistem dan kebijakan yang dilahirkan semata memuluskan pemenuhan kepentingannya (antroposentrisme). 2 Perkembangan Sampai saat ini penggunaan hewan dalam percobaaan memang sudah berkurang dibanding dengan masa lampau, dengan memperhatikan bahwa bahan yang akan dicobakan memiliki risiko yang sangat rendah jika dicobakan pada manusia. 3 Prosedur Modern Percobaan inipun mengikuti serangkaian prosedural yang melindungi subjek percobaan (manusia).

Sejarah Penggunaan Hewan dalam Penelitian Awal Mula Baumans (2004) dalam jurnalnya yang berjudul "Use of Animal in Experimental Research: An Ethical Dilemma?" mengatakan bahwa pemanfaatan binatang untuk eksperimen yang akan membuahkan keuntungan bagi manusia (transportasi, makanan, dan penelitian eksperimental) sudah terjadi sejah dahulu kala. Dasar Biologis Persamaan biologis yang tinggi antara binatang dan manusia menyebabkan tingginya eksperimen menggunakan binatang percobaan. Kritik dan Permintaan Permintaan yang tinggi untuk model standar binatang bersamaan dengan kritik penggunaan binatang.

Prinsip Tiga 'R' dalam Eksperimen Hewan Replacement (Penggantian) Mengganti penggunaan hewan dengan alternatif lain Reduction (Pengurangan) Mengurangi jumlah hewan yang digunakan Refinement (Pemulihan) Meningkatkan kesejahteraan hewan Dalam perkembangannya Russell dan Burch's pada tahun 1950 menerapkan tiga 'R', yaitu Replacement (penggantian), Reduction (pengurangan), dan Refinement (pemulihan) sebagai peningkatan kesejahteraan binatang.

Teori Neo-Utilitarianisme Asal Usul Utilitarianisme berasal dari bahasa Latin utilis yang berarti "bermanfaat". Menurut teori ini, suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat keseluruhan. Prinsip Dasar Tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan atau kebahagiaan dan mengurangi penderitaan. Menurut suatu perumusan terkenal, dalam rangka pemikiran utilitarianisme (utilitarianism), kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah the greatest happiness of the greatest number, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang terbesar. Klasifikasi Utilitarisme disebut lagi suatu teori teleologis (dari kata Yunani telos = tujuan), sebab menurut teori ini kualitas etis suatu perbuatan diperoleh dengan dicapainya tujuan perbuatan.

Kritik dan Perkembangan Utilitarianisme Kritik Utama Dalam perdebatan antara para etikawan, teori utilitarianisme menemui banyak kritik. Keberatan utama yang dikemukakan adalah utilitarisme tidak berhasil menampung dalam teorinya dua paham etis yang amat penting, yaitu keadilan dan hak. Jika suatu perbuatan membawa manfaat sebesar-besarnya untuk orang banyak, maka menurut utilitarianisme perbuatan itu harus dianggap baik. Perkembangan Neo-Utilitarianisme Neo-utilitarianisme berkembang dari etika utilitarianisme yang menitikberatkan pada semangat kebaikan bagi semua makhluk. Teori ini dicetuskan oleh Peter Singer yang terinspirasi dari Jeremy Bentham (tokoh utilitarisme). Singer dengan tegas mengatakan bahwa "menyakiti binatang dapat dianggap sebagai perbuatan tidak bermoral".

Prinsip Neo-Utilitarianisme dalam Etika Lingkungan Nilai Intrinsik Neo-utilitarianisme mengklaim bahwa selain bagi manusia, binatang pada dirinya memiliki nilai intrinsik yang layak dihargai dan dilindungi. Anti-Spesisme Jika rasa sakit hewan dianggap "no problem", maka berarti ada rasa "spesis" yang dilakukan manusia dalam anggapan tersebut. Spesis sama artinya dengan istilah rasis. Aturan Moral Prinsip dasar neo-utilitarianisme tidak harus diterapkan atas perbuatan-perbuatan yang dilakukan, melainkan atas aturan-aturan moral yang diterima bersama dalam masyarakat sebagai pegangan bagi perilaku manusia. Pemanfaatan Berkelanjutan Prinsip dalam etika lingkungan adalah mengenai cara manusia memanfaatkan lingkungan sekitar dengan tetap mengacu pada aturan-aturan yang terdapat dalam etika lingkungan tersebut. Dengan demikian, manusia tetap bisa memanfaatkan lingkungan tanpa merusaknya.
Tags