TGS_Hubungan Kecemasan Dengan Kesehatan Gigi Pada kasus Karies Gigi_Ulfa Zuliantari_123_STRRPL.1.pptx

Ulfatari 7 views 13 slides Sep 20, 2025
Slide 1
Slide 1 of 13
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13

About This Presentation

Materi tentang bagaimana hubungan kecemasan dengan kesehatan gigi pada kasus karies gigi


Slide Content

Let’s begin the conversation that truly matters. HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KESEHATAN GIGI PADA KASUS KARIES GIGI Presented by NIM Ulfa Zuliantari P27825125123

Latar Belakang Kecemasan terkait perawatan gigi (dental anxiety) dapat menjadi penghalang bagi individu untuk melakukan kunjungan rutin ke dokter gigi. Hal ini menyebabkan keterlambatan dalam pemeriksaan dan pengobatan, sehingga karies berkembang tanpa intervensi dini. Sebuah studi pada pengunjung klinik gigi pertama kali menemukan bahwa individu dengan tingkat kecemasan tinggi memiliki prevalensi karies lebih besar anak yang mengalami lebih dari tiga gigi berlubang juga lebih berisiko mengalami kecemasan yang tinggi. Potensi siklus buruk ini dimulai dari kecemasan, penundaan perawatan, hingga memburuknya kondisi gigi menegaskan pentingnya memahami peran psikologis dalam kesehatan oral

Rumusan Masalah Tujuan Umum Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diambil suatu rumusan masalah yaitu “Bagaimana Hubungan Kecemasan Dengan Kesehatan Gigi Pada Kasus Karies Gigi?” Diketahuinya Hubungan Kecemasan Dengan Kesehatan Gigi Pada Kasus Karies Gigi

Tujuan Khusus 1. Mengetahui pengertian kecemasan 3. Mengetahui pengertian karies gigi 4. Mengetahui hubungan kecemasan dengan Kesehatan gigi pada kasus karies gigi 2. Mengetahui pengertian kesehatan gigi dan mulut 5. Mengetahui peran psikologi untuk mengatasi kecemasan dalam kesehatan gigi pada kasus karies gigi

Let’s begin the conversation that truly matters. Manfaat Menambah wawasan pembaca mengenai, menambah wawasan penulis untuk menyusun dan mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan hubungan kecemasan dengan kesehatan gigi dan menambah pengetahuan penulis mengenai hal-hal menyangkut hubungan kecemasan dengan kesehatan gigi.

A. Pengertian Kecemasan Berdasarkan buku kecemasan oleh Savitri Ramaiah. Kecemasan adalah hasil dari proses psikologi dan proses fisiologi dalam tubuh manusia, kecemasan tidak sama dengan rasa takut sekalipun memang ada kaitannya. Kecemasan menunjukkan reaksi terhadap bahaya yang memperingatkan orang dari dalam secara naluri bahwa ada bahaya dan orang yang bersangkutan mungkin kehilangan kendali dalam situasi tersebut.

B. Pengertian Kesehatan Gigi? Menurut WHO, kesehatan mulut didefinisikan sebagai kondisi mulut, gigi, dan struktur orofasial yang memungkinkan individu menjalankan fungsi penting seperti mengunyah, bernapas, dan berbicara, serta mencakup dimensi psikososial seperti rasa percaya diri, kesejahteraan, dan kemampuan untuk bersosialisasi dan bekerja tanpa rasa sakit, ketidaknyamanan, atau rasa malu

C. Pengertian K aries Gigi Menurut WHO Karies gigi adalah suatu penyakit pada jaringan keras gigi (email, dentin, dan sementum) yang ditandai dengan adanya kerusakan atau demineralisasi akibat aktivitas bakteri

D. Hubungan Kecemasan dengan kesehatan gigi pada kasus karies gigi Kecemasan termasuk dental anxiety berkaitan dengan karies melalui dua jalur utama yaitu: perilaku dan akses layanan, serta mekanisme biologis. Pada aspek perilaku, kecemasan membuat pasien menunda atau menghindari kunjungan ke dokter gigi, sehingga deteksi dan perawatan dini karies terlewat dan lesi berkembang menjadi lubang yang lebih besar, temuan lintas studi menunjukkan kecemasan berasosiasi dengan lebih buruknya status kebersihan mulut, lebih tingginya skor karies, dan kualitas hidup terkait kesehatan mulut yang menurun, termasuk pada pengunjung klinik gigi pertama kali dan populasi umum.

E. Hubungan Kecemasan Dengan Kesehatan Gigi pada Kasus Karies Gigi Psikologi berperan penting dalam mengatasi kecemasan yang dapat memengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Kecemasan sering memicu perilaku merugikan seperti bruxism, mengabaikan kebersihan mulut, dan meningkatkan risiko penyakit periodontal. Intervensi psikologis, seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT), telah terbukti efektif menurunkan tingkat kecemasan, sehingga membantu pasien menjaga kebiasaan kesehatan gigi yang baik (Thompson et al., 2020). Selain itu, teknik relaksasi seperti mindfulness, meditasi, dan latihan pernapasan dapat mengurangi respons stres yang memicu gangguan mulut, seperti xerostomia atau stomatitis aftosa (Kisely et al., 2016). Psikolog juga dapat memberikan dukungan konseling untuk mengubah pola pikir negatif pasien terkait prosedur perawatan gigi, sehingga mengurangi dental anxiety yang sering menghambat perawatan (Armfield, 2020). Pendekatan interdisipliner antara tenaga kesehatan gigi dan psikolog sangat diperlukan agar penanganan pasien tidak hanya fokus pada aspek fisik, tetapi juga mental, sehingga hasil perawatan lebih optimal.

KESIMPULAN Kecemasan merupakan salah satu faktor psikologis yang memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan gigi dan mulut. Tingkat kecemasan yang tinggi dapat memicu berbagai gangguan, seperti bruxism, gangguan sendi temporomandibular (TMD), xerostomia (mulut kering), stomatitis aftosa, serta meningkatkan risiko penyakit periodontal. Hal ini disebabkan oleh kombinasi respons fisiologis, seperti peningkatan hormon kortisol yang memengaruhi daya tahan tubuh, dan perubahan perilaku, seperti mengabaikan kebersihan mulut atau melakukan kebiasaan buruk. Oleh karena itu, pengelolaan kecemasan melalui intervensi psikologis, seperti terapi kognitif-perilaku, teknik relaksasi, serta dukungan sosial, sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pendekatan yang melibatkan kolaborasi antara tenaga kesehatan gigi dan profesional psikologi dapat memberikan hasil yang lebih optimal dalam mencegah dan mengatasi dampak negatif kecemasan terhadap kesehatan oral.

SARAN Setelah menyusun makalah terkait Peran Psikologi Dalam Mengatasi Masalah Gingivitis Pada Ibu Hamil, penulis berharap agar kedepannya para tenaga kesehatan terutama terapis gigi dan mulut atau dokter gigi dapat lebih memperhatikan dan memberikan pelayanan dan lakukan pendekatan konseling dukungan psikologis dan manajemen stress pada permasalahan gigi dan mulut.

TERIMA kASIH
Tags