Tugas etika penelitian Nama : nelfi gusharyani KELAS : msdm 3d
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, Anggito Abimanyu , dituding menjiplak tulisan karya orang lain. Hal ini terkait tulisan Opini yang ditulis Anggito dalam harian Kompas pada Senin 10 Februari 2014. Anggito dinilai telah menjiplak karya Hatbonar Sinaga yang sebenarnya juga pernah dimuat di Kompas pada tahun 2006 lalu . Dalam kolom Opini Kompas Senin 10 Februari lalu , Anggito menulis Opini yang diberi judul “ Gagasan Asuransi Bencana ”. Anggito menulis sebagai Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM. Dugaan penjiplakan terlihat di paragraf kelima yang diberi judul “ Bencana dan regulasi bencana ”. Di Bab inilah yang kemudian kontroversi .
Di bab tersebut , Anggito menuliskan , " Dalam The 100 Greatest Disasters of All Time karya Stephen J Spignesi , dua bencana di Indonesia berada di peringkat ke-22 dan ke-30. Pertama , letusan Gunung Tambora di Sumbawa (1815) yang merenggut 150.000 jiwa dan menurunkan suhu bumi . Kedua , letusan Gunung Krakatau (1883) yang menelan 36.000 nyawa . Jika buku itu disusun setelah tsunami Aceh, bencana yang merenggut nyawa sekitar 300.000 jiwa itu akan bertengger di posisi ke-18“. Hal ini hampir persis dengan apa yang pernah di tulis oleh Hatbonar Sinaga di Kompas , 21 Juli 2006 lalu . Di paragraf awalnya , Hatbonar menuliskan : " Dalam buku The 100 Greatest Disasters of All Time karya Stephen J Spignesi , dua bencana di Indonesia masuk peringkat ke-22 dan 30. Letusan Gunung Tambora di Sumbawa tahun 1815 merenggut 150.000 jiwa dan menurunkan suhu Bumi . Adapun letusan Gunung Krakatau tahun 1883 menelan 36.000 nyawa . Jika buku tersebut disusun setelah tsunami Aceh, bencana yang merenggut nyawa sekitar 300.000 jiwa itu akan bertengger di posisi 18“.
Perbandingan Artikel Anggito Abimanyu dan Hotbonar Sinaga https://luk.staff.ugm.ac.id/plagiarism/aa/perbandingan.html