TUGAS PBL kegiatan belajar AKIDAH AKHLAK.docx

BadrulMunir37 15 views 5 slides Nov 26, 2024
Slide 1
Slide 1 of 5
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5

About This Presentation

TUGAS PBL kegiatan belajar AKIDAH AKHLAK.docx


Slide Content

ANALISIS MATERI UNTUK PROJECT BASED LEARNING (PjBL)
NAMA : BADRUL MUNIR AL HILMANI
KELOMPOK MAPEL : PAI 27 K2
TEMPAT TUGAS : SMP ISLAM AT-THOHARIYAH
Langkah -langkah Metode Project-Based Learning (PjBL)
No Langkah Uraian
1 Identifikasi Masalah (Berbasis
Masalah yang ditemukan di
Lapangan)
Al Quran adalah kitab suci bagi umat Islam, kitab suci
terakhir yang merangkum kitab suci sebelumnya, berisi
nilai sejarah pedoman hidup, diturunkan kepada nabi
Muhammad Saw melalui malaikat Jibril AS untuk
kepentingan seluruh alam. Yang paling prinsip dan
mutlak tentang pengertian Al Quran adalah bahwa Al
Quran itu wahyu yang menjadi petunjuk dan pedoman
bagi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah
Swt. Pendidikan kitab suci  Al Quran dan
mempelajarinya  mempunyai tujuan yang sangat penting
diantaranya agar segala sesuatu yang dilakukan harus
selalu berdasarkan bimbingan Al Quran sebagai sumber
rujukan utama dalam kehidupan orang yang beriman.
Karena hal  itu, maka Al Quran perlu dipelajari, dibaca,
dipahami dan dihayati serta diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari. 
A.Masalah yang ada di SMP Islam At-Thohariyah
1.Kurangnya Kemampuan Membaca Dasar :
Banyak siswa mungkin masih memiliki
kemampuan membaca dan menulis dasar
yang lemah, termasuk pengenalan huruf
Hijaiyah dan tajwid dasar. Hal ini bisa
disebabkan oleh kurangnya fondasi awal atau
metode pengajaran yang tidak sesuai.
2.Kurangnya Bimbingan Individual :
Dalam kelas yang besar, guru mungkin
kesulitan memberikan bimbingan satu per
satu kepada siswa yang membutuhkan. Siswa
dengan kemampuan yang lebih lemah
mungkin tertinggal tanpa perhatian yang
memadai.
3.Metode Pembelajaran yang Kurang Variatif:
Jika metode pengajaran baca tulis Al-Quran
terlalu monoton (misalnya hanya
menggunakan metode hafalan atau
pengulangan), siswa bisa kehilangan minat.
Metode yang interaktif dan bervariasi dapat

lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman
dan minat siswa.
4.Motivasi Belajar Siswa:
Beberapa siswa mungkin kurang termotivasi
untuk belajar membaca Al-Quran secara rutin.
Hal ini bisa karena pengaruh lingkungan,
kurangnya dukungan dari keluarga, atau
belum adanya pemahaman akan manfaat
membaca Al-Quran.
5.Keterbatasan Waktu Pembelajaran: Jadwal
yang padat dan keterbatasan waktu dalam
kurikulum sering kali menjadi kendala untuk
mencapai target pembelajaran Al-Quran
secara optimal.
B.Mengapa hal diatas dianggap sebagai suatu
masalah?
1.Kewajiban Ibadah: Membaca Al-Quran adalah
bagian dari ibadah dalam Islam. Membaca
dengan benar, sesuai tajwid dan makhraj,
adalah bagian dari menghormati Al-Quran
sebagai firman Allah SWT. Membaca Al-Quran
dengan benar juga merupakan kewajiban
yang dianjurkan dalam berbagai hadits.
2.Pendidikan bagi Generasi Selanjutnya:
Membaca Al-Quran dengan baik dan benar
juga berfungsi sebagai pendidikan bagi
generasi berikutnya. Ketika kita memahami
pentingnya membaca dengan benar, kita
dapat mengajarkan generasi muda cara yang
sama, menjaga kemurnian ajaran dan
keberkahan Al-Quran di masyarakat
C.Pentingnya kemampuan menyelesaikan masalah
mengenai baca tulis Al Qur’an bagi peserta didik
1.Meningkatkan Pemahaman dan Kecintaan
pada Al-Quran: Dengan membiasakan diri
membaca Al-Quran secara benar, seseorang
akan lebih peka terhadap maknanya. Hal ini
bisa meningkatkan rasa cinta terhadap Al-
Quran, mendorong untuk mempelajari isinya
lebih dalam, dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
2.Mengatasi Kesulitan Membaca dan menulis
dengan Mandiri: Kemampuan penyelesaian
masalah membantu siswa mengenali dan
mencari solusi ketika menghadapi kesulitan,
seperti dalam pengucapan huruf hijaiyah yang
sulit atau dalam memahami aturan tajwid

yang rumit. Dengan kemampuan ini, siswa
dapat berusaha memperbaiki kesalahan
sendiri sebelum meminta bantuan guru.
3.Meningkatkan Kemampuan Analisis dalam
Tajwid dan Makhraj: Membaca Al-Quran yang
benar memerlukan analisis terhadap cara
pelafalan setiap huruf. Ketika siswa memiliki
keterampilan penyelesaian masalah, mereka
akan lebih mampu menganalisis perbedaan
antara tajwid dan makhraj dari satu huruf ke
huruf lainnya, serta memahami kapan dan
bagaimana menggunakan aturan tersebut.
4.Mendorong Motivasi Belajar yang Lebih
Tinggi: Siswa yang mampu menyelesaikan
masalah dalam membaca Al-Quran akan
merasa lebih termotivasi dan percaya diri.
Setiap kesulitan yang berhasil diatasi
menumbuhkan rasa pencapaian yang
memotivasi mereka untuk terus belajar dan
memperdalam keterampilan membaca
mereka.
2 Ekplorasi Penyebab Masalah
(Literatur Review)
Berdasarkan literatur yang ada, masalah-masalah
dalam pembelajaran membaca Al-Quran sering kali
berakar pada keterbatasan metode pembelajaran,
keterampilan guru, dan dukungan lingkungan.
Memperbaiki aspek-aspek ini, seperti menambah
variasi dalam metode pengajaran, memanfaatkan
teknologi, meningkatkan kompetensi guru, serta
mengembangkan sistem evaluasi yang komprehensif,
dapat membantu mengatasi kendala dalam
pembelajaran Al-Quran.
1.Keterbatasan Kemampuan Dasar Membaca
Banyak siswa belum memiliki kemampuan dasar
yang memadai dalam membaca huruf hijaiyah dan
tajwid. Menurut beberapa penelitian, kurangnya
pembelajaran dini atau keterbatasan dalam
penguasaan huruf hijaiyah di usia prasekolah
dapat menjadi penyebab siswa sulit mencapai
kemampuan membaca Al-Quran yang baik di
jenjang sekolah menengah (Abdul Rahman, 2020).
2.Kurangnya Variasi Metode Pembelajaran
Kajian literatur menunjukkan bahwa metode
pembelajaran yang kurang variatif, seperti hanya
mengandalkan metode hafalan atau pengulangan,
dapat membuat siswa merasa bosan (Nurhayati,
2021). Metode yang kurang interaktif membuat
siswa kesulitan untuk mempertahankan minat

belajar dan cenderung pasif, yang berdampak
negatif pada pencapaian kemampuan membaca
yang optimal.
3.Pengaruh Lingkungan dan Dukungan dari
Keluarga
Literasi Al-Quran tidak hanya bergantung pada
sekolah tetapi juga pada dukungan keluarga.
Menurut Syaiful (2021), lingkungan rumah yang
kurang mendukung pembelajaran Al-Quran dapat
melemahkan motivasi siswa. Keluarga yang
kurang memberikan dorongan kepada anak untuk
membaca Al-Quran di rumah membuat kebiasaan
membaca menjadi sulit terbentuk sejak dini.
4.Keterbatasan Waktu dalam Kurikulum Sekolah
Keterbatasan waktu untuk pelajaran Al-Quran
dalam jadwal sekolah yang padat membuat siswa
tidak memiliki kesempatan yang cukup untuk
mengasah kemampuan mereka. Studi dari Fitri
(2019) menyebutkan bahwa waktu belajar yang
singkat, terutama di sekolah umum, menjadi
hambatan dalam mencapai target pembelajaran
Al-Quran yang optimal.
3 Ekplorasi Penyebab Masalah 2
(Mengamati hasil wawancara)
Kurangnya pemahaman siswa terhadap baca tulis Al
Quran di SMP Islam At-Thohariyah
Kurangnya pemahaman siswa terhadap baca tulis Al-
Quran menjadi salah satu tantangan besar dalam
pendidikan agama Islam. Keterbatasan penguasaan
huruf hijaiyah, tajwid, dan makhraj sering kali
mengakibatkan siswa kesulitan dalam membaca dan
menulis Al-Quran secara benar. Wawancara ini
bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab utama
kurangnya pemahaman siswa terhadap baca tulis Al-
Quran dan dampaknya terhadap pengembangan
keterampilan religius mereka.
Yang menjadi Kurangnya pemahaman siswa terhadap
baca tulis Al Quran di SMP Islam At-Thohariyah antara
lain :
1.Terbatasnya Jumlah Jam PAI yang ada di Sekolah
Berdasarkan wawancara dengan Guru PAI
(Sumber : Bapak Khairul Tamimi, S.Pd.I, di SMP
Islam At-Thohariyah, 28 Oktober 2024
mengungkapkan bahwa kurangnya pemahaman
siswa terhadap baca tulis Al Quran adalah karena
Jumlah jam yang ada di Sekolah hanya seminggu
sekali, jadi siswa dituntut untuk bisa menambah
waktu belajar baca tulis Al Quran nya di tempat

selain sekolah, misalnya pengajian di Majlis atau
Masjid yang ada di dekat Rumah.
2.Kurangnya bimbingan khusus dari Pihak Sekolah
Pengamatan langsung di SMP Islam At-Thohariyah
menunjukan bahwa selain kurangnya jumlah Jam
PAI di sekolah, kurangnya bimbingan khusus dari
pihak sekolah menyebabkan siswa kurang
memahami baca tulis Al Quran di Sekolah.
3.Pengaruh Lingkungan dan Dukungan dari
Keluarga (Khususnya Orang Tua)
Berdasarkan Wawancara dengan Orang Tua Siswa
dari Pian Kelas 7 Bapak Burhanudin
mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi kurangnya pemahaman siswa
terhadap baca tulis Al Quran karena kurangnya
dorongan dan bimbingan dari Orang Tua, karena
Orang Tua siswa pun mengakui kurangnya ilmu
untuk membimbing anak nya belajar tentang baca
tulis Al Quran di Rumah.
Dari Wawancara diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa Melalui studi literatur dan observasi di SMP
Islam At-Thohariyah, ditemukan bahwa faktor-faktor
seperti metode pembelajaran yang kurang variatif,
keterbatasan bimbingan individual, serta rendahnya
motivasi siswa berkontribusi terhadap masalah ini.
Selain itu, minimnya waktu pembelajaran dan
keterbatasan guru yang kompeten dalam
mengajarkan tajwid juga memperparah situasi. Solusi
yang ditawarkan mencakup pengembangan metode
pembelajaran yang lebih interaktif dan teknologi
berbasis Al-Quran, serta peningkatan pelatihan bagi
guru. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman dan kemampuan baca tulis Al-Quran di
kalangan siswa, sekaligus memperkuat aspek spiritual
dan akhlak mereka.
Tags