TUGAS SUMBER DAYA LAHAN_PASCASARJANA MAGISTER PERTANIAN.pptx

SatrioSalingkat 0 views 40 slides Sep 27, 2025
Slide 1
Slide 1 of 40
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40

About This Presentation

SUMBER DAYA LAHAN DAN MANUFACTURENYA


Slide Content

PEMANFAATAN SUMBER DAYA LAHAN E2022530014 SATRIO WIBOWO SALINGKAT TUGAS MATA KULIAH S2 [email protected]

DEFINISI TANAH Karnilawati K, 2018 Tanah didefinisikan oleh sebagai material yang terdiri dari agregat mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahanbahan organik telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang- ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut. [email protected] Dokuchaev , 1870 Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari material induk yang telah mengalami proses lanjut karena perubahan alami di bawah pengaruh air, udara , dan berbagai organisme Hardjowigeno , 2010 Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik , air, dan udara , serta merupakan media untuk tumbuhnya tanaman Hans Jerry T anah terbentuk dari bahan induk yang mengalami modifikasi / pelapukan akibat dinamika faktor iklim , organisme ( termasuk manusia ), dan relief permukaan bumi ( topografi ) seiring berjalannya waktu

SUSUNAN LAPISAN TANAH O Horizon O (humus atau organik): Sebagian besar berupa bahan organik seperti daun yang membusuk. Horizon O tipis di beberapa tanah, tebal di tanah lain, dan tidak ada sama sekali di tanah lain [email protected] A Horizon A (tanah lapisan atas): Sebagian besar terdiri dari mineral dari bahan induk dengan kandungan bahan organik. Bahan yang baik untuk kehidupan tanaman dan organisme lainnya. E Horizon E (eluviated): Tanah yang telah tercuci lempung , mineral, dan bahan organik , menyisakan konsentrasi partikel pasir dan lanau dari kuarsa atau bahan resisten lainnya – tidak terdapat pada beberapa tanah tetapi sering ditemukan pada tanah tua dan tanah hutan B Horizon B ( tanah bawah ): Kaya akan mineral yang tercuci ( berpindah ke bawah ) dari horizon A atau E dan terakumulasi di sini . C Horizon C ( bahan induk ): Endapan di permukaan Bumi tempat tanah terbentuk R Horizon R (batuan dasar): Massa batuan seperti granit, basal, kuarsit, batu kapur, atau batu pasir yang membentuk bahan induk untuk beberapa jenis tanah – jika batuan dasar tersebut cukup dekat dengan permukaan untuk mengalami pelapukan

Habitat makhluk hidup Media pertumbuhan tanaman Pengatur siklus air Pendaur ulang materi organik dan gas Media untuk infrastruktur dan aktivitas manusia FUNGSI TANAH [email protected]

1.Tanah Organosol Tanah yang proses pembentukannya dari hasil pembusukan bahan organik, yaitu spti -Tanah Humus -Tanah Gambut KLASIFIKASI & KARAKTERISTIK TANAH 6.Tanah Litosol Hasil pelapukan batuan beku dan batuan sedimennya baru terbentuk sehingga mempunyai butiran yang besar JENIS-JENIS TANAH Alfisols Andisols Ardisol Entisols Gelisols Histosols Inceptisols Mollisols Oxisols Spodosols Ultisols Vertisols USDA (UNITED STATE DEPARTEMENT OF AGRICULTURE 2.Tanah Vulkanik Tanah ini terjadi akibat pelapukan abu vulkanik dari gunung berapi, yaitu spti -Tanah Regosol -Tanah Latosol 3.Tanah Aluvium Tanah yang di endapkan dari hasil erosi di dataran rendah 4.Tanah Podsol Tanah ini terbentuk akibat curah hujan yang tinggi dan suhunya yang rendah JENIS-JENIS TANAH 5.Tanah Laterit Tanah hasil cucian, kurang subur karena kehilangan unsur hara dan tandus 7.Tanah Kapur Tanah kapur merupakan jenis tanah akibat dari pelapukan batuan kapur -Renzina -Mediteran 8.Tanah Pasir Tanah yg terbentuk dari batuan beku dan batuan sedimen dengan butiran sangat kasar dan berkerikil -Tanah Zonal -Tanah Intrazonal -Tanah Azonal Di Indonesia jenis tanah yang umumnya dijumpai adalah jenis tanah mollisols,vertisols, andisols, alfisols, inceptisols, ultisols, oksisols dan spodosols. Jenis tanah yang paling banyak ditemui adalah jenis tanah ultisols yang mencapai16.74% dari luas lahan yang ada di Indonesia (Sutanto, 2005)

1.EROSI TANAH Erosi tanah merupakan peristiwa terangkatnya bagian- bagian tanah, terutama lapisan teratas pada tanah dan diendapkan ke tempat lain. -Ablasi (air) -Deflasi (angin) -Eksarasi (gletser) -Abrasi (pantai) PERMASALAHAN TANAH 2.LAHAN KRITIS Kondisi tanah yang telah kehilangan kesuburannya sehingga mengakibatkan penurunan fungsi sebagai sarana pendukung kehidupan. -Deforestasi -Mining Activities 3.PENCEMARAN TANAH Merupakan gangguan keseimbangan pada tanah yang diakibatkan oleh masuknya polutan hasil kegiatan manusia. Polutan sendiri merupakan bahan atau benda yang menyebabkan pencemaran. - Limbah Domestik -Limbah Industri -Limbah Pertanian

1.RECYCLING Diperuntukkan bagi sampah non organik agar dapat mengurangi polutan di tanah. Daur ulang sampah plastik misalnya, dapat diubah mendai berbagai barang yang bermanfaat badi kehidupan sehari- hari UPAYA PENANGGULANGAN -Remediasi in- situ, merupakan upaya pembersihan lahan yang tercemar tanpa harus berpindah tempat atau tetap di lokasi pencemaran saja -Remediasi ex- situ, merupakan pembersihan lahan yang tercemar dengan cara menggali tanah yang tercemar dan dipindahkan ke lokasi lain. Kemudian, setelah dipindahkan ditempat yang lebih aman maka baru bisa dilakukan proses pembersihan pada tanah yang tercemar -Bioremediasi, merupakan proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan bantuan mikroorganisme seperti jamur dan juga bakteri. Kegiatan bioremediasi ini mempunyai tujuan untuk memecah atau mengurangi pengaruh zat pencemar 5.REMEDIASI PENCEMARAN TANAH 2.MENAMPUNG LIMBAH CAIR Limbah cair haruslah ditampung dan dilakukan proses pengolahan lebih lanjut supaya lebih ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi tanah maupun bagi makhluk hidup yang ada di Bumi 3. STOP CHEMICAL PRODUCT Penggunaan biofertilizer, dolomit dan bio pestisida untuk mengurangi secara perlahan residu yang terkandung dalam produk kimia tsb, sehingga kandungan hara, bakteri dekomposer (ekosistem tanah) dapat ter revitalasi sempurna 4. REHABILITASI FISIK TANAH -Pengolahan tanah secara berkala untuk menghindari pergerakan tanah -Peningkatan kandungan bahan organik tanah melalui dedaunan kering dan vegetasi penutup lahan -Peningkatan keanekaragaman tanaman untuk dapat memperbaiki sistem persebaran peakaran

PREVENTIVE ACTIONS Konservasi Tanah Metode Vegetatif Metode Bioinovasion [email protected]

SUMBER DAYA LAHAN Sumber daya lahan adalah seluruh komponen biofisik dan lingkungan yang terdapat di permukaan bumi yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan manusia Sitorus dalam Siswanto (2006) mendefinisikan land resource sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada diatasnya sepanjang ada pengaruh terhadap penggunaan lahan oleh karena itu sumberdaya lahan dapat dikatakan sebagai ekosistem karena adanya hubungan yang dinamis antara organisme yang ada diatas lahan tersebut dengan lingkungannya Sumber daya lahan merupakan kesesuaian dan kemampuan tanah, air, iklim, dan topografi yang digunakan untuk mendukung sistem budidaya pertanian

Komponen Utama 1. Tanah Media utama pertumbuhan tanaman Faktor penting: tekstur, struktur, kedalaman efektif, kesuburan, kapasitas tukar kation (KTK), pH, kandungan bahan organik 2.Air Ketersediaan air irigasi, hujan, dan kelembaban tanah Berpengaruh langsung terhadap produktivitas lahan 3.Iklim Curah hujan, suhu, kelembapan udara, intensitas cahaya matahari Menentukan jenis tanaman yang sesuai di suatu wilayah 4. Topografi Bentuk permukaan lahan (datar, miring, berbukit) Berpengaruh pada erosi, konservasi tanah dan air, serta mekanisasi pertanian 5.Vegetasi Cover Crop Melindungi tanah dari erosi, menjaga siklus hara dan air

KLASIFIKASI SUMBER DAYA LAHAN LAND SUITABILITY M enurut FAO (1976), kesesuaian lahan menggambarkan tingkat kecocokan lahan untuk jenis penggunaan tertentu. Tingkat Kesesuain Lahan ex. S1 (Sangat Sesuai) : Tanah Aluvial cocok untuk Padi S2 (Cukup Sesuai) : Lahan Miring dgn kbutuhan konservasi tanah untuk Jagung S3 (Sesuai Marginal) : Lahan bertekstru pasir dgn Ketersediaan Air rendah N (Tidak Sesuai) : Lahan Curam berbatu, Kawasan Lindung LAND CAPABILITY (A rsyad, 2010) untuk menilai daya dukung lahan secara umum, bukan hanya untuk satu komoditas. Adapun Tingkat Kemampuan Lahan ex. Kelas I – IV: Cocok untuk pertanian intensif, semakin tinggi kelas semakin banyak faktor pembatas Kelas V – VIII: Tidak cocok untuk pertanian intensif, lebih baik untuk padang rumput, hutan, konservasi, atau rekreasi LAND USE ZONING P erencanaan RTRW dikelompokkan menjadi: Lahan sawah irigasi → prioritas untuk padi dan pangan pokok.Lahan tadah hujan → cocok untuk palawija, hortikultura musiman Lahan kering / tegalan → jagung, ubi kayu, kacang-kacangan Lahan perkebunan → sawit, karet, kopi, kakao, tebu. Lahan hortikultura dataran tinggi → sayuran, buah, teh AGRO-ECOLOGICAL ZONING Pendekat an ini menggabungkan faktor iklim, tanah, dan topografi Zona agroklimat basah → padi, tebu, kelapa Zona agroklimat kering → jagung, kedelai, kacang tanah Zona dataran tinggi → sayuran dataran tinggi, teh, kopi arabika Zona pesisir → kelapa, tambak, padi rawa pasang surut

PERMASALAHAN LAHAN Jenis Permasalahan Degradasi Lahan Penjelasan Dampak Penurunan kualitas lahan akibat erosi, pencemaran, dan pengelolaan yang tidak berkelanjutan Lahan menjadi tandus, produktivitas rendah Konversi Lahan Perubahan lahan pertanian menjadi permukiman, industri, dan infrastruktur Erosi dan Longsor Hilangnya lapisan tanah subur akibat air/angin Tanah miskin hara, bencana longsor Pencemaran Tanah Masuknya limbah kimia, pestisida, logam berat Gangguan kesehatan manusia & lingkungan Kekeringan & Lahan Kritis Lahan tidak mampu menyimpan air dengan baik Gagal panen, gurunifikasi Konflik Lahan Perebutan pemanfaatan lahan antar kelompok Masalah sosial & ekonomi masyarakat Berkurangnya luas sawah, ketahanan pangan terancam

UPAYA PENCEGAHAN KONSERVASI TANAH & AIR terasering, reboisasi, mulsa PENGELOLAAN LAHAN BERKELANJUTAN o rganik, agroforestry, rotasi PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN tata ruang & kebijakan REHABILITASI LAHAN KRITIS penghija uan, bahan organik PENGELOLAAN LIMBAH kompos, pengolah an limbah industri PENYELESAIAN KONFLIK LAHAN mediasi d an partisipasi masyarakat

Perencanaan Sumber Daya Lahan Pembangunan Wil. Pertanian Perencanaan (Planning) Pengembangan (Development) Wilayah (Region) Pertanian (Agriculture)

PERENCANAAN (PLANNING)

TANTANGAN PERENCANAAN WIL PERTANIAN GLOBALISASI Pasar bebas, Kapitalisme, Privatisasi PLURALISME Kemajemukan KERUSAKAN LINGKUNGAN Konversi lahan, Pembukaan lahan DEMOKRATISASI Desentralisasi KESEJATERAAN SOSIAL Kemiskinan

PENGEMBANGAN (DEVELOPMENT) Upaya implementasi rencana ke dalam program nyata yang bersifat operasional PENGEMBANGAN FOKUS UTAMA Peningkatan kapasitas wilayah, produktivitas pertanian , dan kesejahteraan masyarakat BENTUK PENGEMBANGAN Pengembangan Infrastruktur: irigasi, jalan pertanian, pasar, gudang, dan teknologi Pengembangan Sumber Daya Manusia: peningkatan kapasitas petani, penyuluhan, pendidikan Pengembangan Teknologi Pertanian: mekanisasi, sistem pertanian presisi, digital farming Pengembangan Kelembagaan: koperasi, kelompok tani, dan lembaga keuangan mikro

Tahap-tahap Pengembangan Wil Pertanian Identifikasi → Perencanaan → Penyediaan Sarana → Implementasi → Penguatan Kelembagaan → Hilirisasi → Evaluasi Perencanaan Wilayah Pertanian Identifikasi Potensi Masalah Evaluasi dan Keberlanjutan Inventarisasi sumber daya alam Analisis sosial-ekonomi Identifikasi permasalahan Penetapan zona peruntukan lahan pertanian Menyusun rencana tata ruang wilayah (RTR Agro-Ecological Zone (AEZ) Monitoring produktivitas, pendapatan, dan dampak lingkungan Evaluasi efektivitas kebijakan dan infrastruktur Penerapan pertanian berkelanjutan: konservasi tanah dan air, penggunaan pupuk organik, agroforestri

LAND CAPABILITY & EVALUASI LAHAN Definisi: informasi tentang penilaian kemampuan suatu lahan untuk mendukung jenis penggunaan tertentu (misalnya, pertanian, kehutanan, atau permukiman) dengan mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan seperti kualitas tanah dan topografi, serta cara mengevaluasi dan mengklasifikasikan lahan berdasarkan kemampuannya untuk penggunaan berkelanjutan Sistem Arsyad (1976), USDA-SCS, Soepraptohardjo (1970): 8 kelas (I–VIII) Kelas I–IV: sesuai pertanian intensif Kelas V–VIII: terbatas, cocok padang rumput, hutan, konservasi

FAKTOR PENENTU & EVALUASI LAHAN Faktor utama: jenis & kesuburan tanah, topografi, iklim, drainase, aksesibilitas Evaluasi lahan (FAO, 1976): penilaian potensi & keterbatasan lahan Penting untuk perencanaan, alternatif penggunaan, pengelolaan berkelanjutan

SUBKELAS & FAKTOR PEMBATAS Subkelas hambatan dominan: e = erosi, w = drainase/kelebihan air, s = perakaran, c = iklim Contoh kode: IIe (kelas II, erosi), IVw (kelas IV, drainase) Faktor lain: tekstur tanah, kedalaman, permeabilitas, salinitas, banjir

KLASIFIKASI LAHAN & ARAH PENGELOLAAN Kemampuan lahan: kapasitas umum Kesesuaian lahan: kecocokan spesifik komoditas Aktivitas evaluasi: survei, klasifikasi, analisis sosial-ekonomi, kesesuaian aktual vs potensial Tujuan: pemanfaatan lahan berkelanjutan & ketahanan pangan

Evaluasi lahan: proses menilai potensi & kendala sumber daya lahan untuk tujuan tertentu (FAO, 1976) Kesesuaian lahan: tingkat kecocokan sebidang lahan bagi penggunaan tertentu Dua tipe: Aktual (Current) → kondisi saat ini berdasarkan sifat biofisik Potensial → kondisi setelah perbaikan (mis. irigasi, konservasi tanah) KONSEP EVALUASI & KESESUAIAN LAHAN

STRUKTUR KLASIFIKASI KESESUAIAN LAHAN (FAO, 1976) Order → sesuai (S) / tidak sesuai (N). Class → tingkat kesesuaian: S1 Sangat sesuai S2 Cukup sesuai S3 Sesuai marginal N1 Tidak sesuai saat ini N2 Tidak sesuai permanen Subclass → pembatas dominan (e: erosi, w: kelembaban, s: akar, c: iklim) Unit → variasi kecil dalam subclass, biasanya soal kedalaman tanah atau drainase

S1: produktivitas tinggi, pembatas ringan → padi di sawah irigasi S2: pembatas sedang, produktivitas menurun → lahan miring untuk jagung. S3: pembatas berat, biaya tinggi → tanah berpasir kering untuk palawija N1: tidak sesuai saat ini, bisa diperbaiki → lahan tadah hujan dengan irigasi tambahan N2: permanen tidak sesuai → lahan berbatu terjal, pasir pantai, puncak gunung PENJELASAN KELAS KESESUAIAN LAHAN

PENERAPAN & TUJUAN EVALUASI KESESUAIAN LAHAN Digunakan untuk: Perencanaan penggunaan lahan (RTRW, LP2B) Menentukan komoditas unggulan sesuai agroekologi Menilai kelayakan proyek pertanian (feasibility study) Manfaat: Efisiensi pemanfaatan lahan Mengurangi risiko degradasi tanah Mendukung pertanian berkelanjutan & ketahanan pangan

LOCATION QUOTIENT (LQ) Konsep Dasar LQ Location Quotient (LQ) adalah metode analisis untuk menentukan sektor basis ( unggulan ) dan non-basis dalam suatu wilayah Sektor basis: mampu melayani kebutuhan lokal dan mengekspor keluar daerah → mendorong pertumbuhan ekonomi daerah Sektor non-basis: hanya melayani kebutuhan lokal , bahkan harus mengimpor dari luar LQ digunakan dalam analisis ekonomi wilayah → menentukan pemusatan aktivitas , kapasitas ekspor , serta kecukupan barang / jasa

xi =output/tenaga kerja sektor i di wilayah kecil (lokal) x = total output/tenaga kerja di wilayah kecil Xi = output/tenaga kerja sektor i di wilayah besar (nasional/provinsi) X = total output/tenaga kerja di wilayah besar LOCATION QUOTIENT (LQ) Rumus LQ

LQ > 1 → sektor basis, unggul, mampu ekspor (contoh: pertanian padi di wilayah A) LQ = 1 → sektor netral, hanya cukup memenuhi kebutuhan lokal LQ < 1 → sektor non-basis, lemah, perlu impor dari luar. 📌 Artinya: Jika LQ padi > 1 di daerah A → pertanian padi menjadi sektor unggulan daerah tersebut Jika LQ hortikultura < 1 → daerah tersebut lebih baik mengimpor daripada mengembangkan hortikultura LOCATION QUOTIENT (LQ) Interpretasi Nilai LQ Aplikasi LQ dalam Perencanaan Wilayah Menentukan sentra produksi: sektor dengan LQ tinggi layak dikembangkan sebagai pusat produksi Dasar kebijakan: pengambil keputusan dapat mengidentifikasi sektor prioritas untuk investasi & pembangunan Kaitan dengan evaluasi lahan: setelah sektor basis teridentifikasi dengan LQ → perlu dikaji lagi dengan keunggulan absolut/komparatif dan kesesuaian lahan

LOCATION QUOTIENT (LQ)

Keunggulan Absolut (Absolute Advantage) Suatu wilayah/daerah memiliki keunggulan absolut bila mampu menghasilkan suatu komoditas dengan nilai/produktivitas lebih tinggi dibandingkan daerah sekitarnya Artinya, wilayah tersebut lebih efisien dalam memproduksi suatu barang atau jasa dibandingkan wilayah lain Contoh: Daerah B menghasilkan padi dengan nilai 50, sedangkan daerah A hanya 40 → maka daerah B punya keunggulan absolut di padi Rekomendasi: fokus pengembangan pada komoditas dengan nilai absolut tertinggi KEUNGGULAN ABSOLUT & KOMPARATIF

Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) Keunggulan komparatif ditentukan dengan membandingkan selisih (gap) produktivitas atau efisiensi relatif antar komoditas di suatu wilayah Walaupun suatu wilayah tidak punya keunggulan absolut , tetap bisa unggul secara komparatif jika biaya peluang (opportunity cost) lebih rendah atau kekurangan relatif lebih kecil dibanding komoditas lain Contoh : Daerah A: Padi (40) vs Kentang (60), dibanding daerah B: Padi (70), Kentang (65) Daerah B unggul absolut pada padi & kentang Untuk menentukan prioritas , dilihat keunggulan komparatif tertinggi → misalnya padi ( selisih 30) > kentang ( selisih 5) → maka padi jadi prioritas utama Jika daerah A tidak punya keunggulan absolut , maka pilih komoditas dengan ketidakunggulan komparatif terkecil agar tetap bisa bersaing KEUNGGULAN ABSOLUT & KOMPARATIF

KEUNGGULAN ABSOLUT & KOMPARATIF

KESIMPULAN Pemanfaatan sumber daya lahan menuntut pengelolaan yang tepat berdasarkan karakteristik tanah , air, iklim , topografi , dan vegetasi . Berbagai permasalahan seperti erosi , degradasi , pencemaran , dan alih fungsi lahan menegaskan pentingnya evaluasi kesesuaian dan kemampuan lahan agar pemanfaatannya tetap produktif sekaligus berkelanjutan . Melalui perencanaan yang terintegrasi , penerapan teknologi tepat guna, serta prinsip konservasi , lahan dapat dimanfaatkan secara efisien tanpa mengorbankan daya dukung lingkungan . Dengan demikian , pengelolaan sumber daya lahan yang berkelanjutan menjadi kunci dalam menjaga ketahanan pangan , meningkatkan produktivitas pertanian , dan mendukung kesejahteraan masyarakat

TERIMA KASIH Pengajar: Prof. Dr. Ir. Saiful Darman, M.P Mahasiswa: Satrio Wibowo Salingkat Tanggal: 25 Sep 2025