Gereja yang Menembus Batas: Rangkulan Solidaritas yang Menubuh
Size: 1.82 MB
Language: none
Added: Sep 24, 2025
Slides: 6 pages
Slide Content
Teeter-Totter Church : An Embodied Embrace of Solidarity Gereja yang Menembus Batas: Rangkulan Solidaritas yang Menubuh
Rosnita Temba Kagu Bentuk keterlibatan gereja dalam kehidupan sehari-hari (termasuk tantangan yang dihadapi) Reaksi m asyarakat terhadap upaya gereja yang menembus batas termasuk d ampak jangka panjang nya Manfaat yang bisa dirasakan ketika gereja berfungsi sebagai ruang ketiga Studi kasus atau pengalaman gereja yang berhasil menerapkan hal ini Usulan bacaan buku berjudul Community : the Structure of belonging (Peter Block )
Hermanto Suanglangi Hubungan antara pengertian gereja kudus dan Am dengan gereja sebagai ruang ketiga G ereja dalam ruang ketiga ada simbol perlawanan dan salib Kristus adalah simbol perlawanan. Ada kesan bahwa gereja selama ini menindas anggotanya . Seperti apa model gereja dalam ruang ketiga secara praktis yang ditawarkan dengan meminjam istilah dari Edward W. Soja dalam melakukan interaksi sosial sebagai komunitas, karena dalam gereja ini ada solidaritas yang untuk terlibat secara konkret dan bukan abstrak Beberapa tahun lalu (tahun 2020-2023) masa pandemi covid 19, saya melayani di salah gereja perintisan di Jakarta, ada usulan dari seorang penatua kami yang menawarkan gereja tanpa dinding dengan meminjam istilah Simon Whitley seorang pendeta Pentakosta, di Inggris, di mana tidak ada sekat organisasi, sekat tempat, dan sebagainya. Apakah sama dengan gereja model ini?
Jhon F. Sihombing Penulis perlu melakukan validasi data, apakah pelayanan gereja masih terikat oleh batas geografis, teologis, dan sosial yang membedakan “dalam” dan “luar”, “kita” dan “mereka.” Validasi ini merupakan hal yang sangat penting, karena tulisan ini berangkat dari persoalan sikap gereja. PGI sebagai Lembaga yang mewakili gereja di indonesia melalui Lima Dokumen Keesaan Gereja Persekutuan Gereja-Gereja Di Indonesia (LDKG-PGI) dan Keputusan Sidang Raya XII PGI, Jayapura, 21-30 Oktober 1994 telah sepakat untuk memberi perhatian pada krisis ekologi. Dengan demikian, pernyataan di atas perlu untuk dikritisi. Isu gereja untuk keluar dari batas-batas yang disebutkan di atas sudah menjadi isu penting dalam pertumbuhan gereja. Keterbukaan gereja telah disuarakan oleh John. A. T Robinson dalam buku Honest to God , yaitu upaya untuk menekankan keterbukaan gereja terhadap perkembangan zaman. Konsep tersebut dipakai oleh Pete Ward sebagai latar belakang untuk mengonstruksi Liquid Church . Oleh karena itu, konsep keterbukaan gereja sudah menjadi hal yang umum, oleh karena itu tawaran ruang ketika perlu memperhatikan penelitian terdahulu untuk menawarkan sesuatu yang baru.